23. Munculnya parasit.

322 43 3
                                    

SELAMAT SIANG KAKAK-KAKAK ❤️

TENTANG ARA UPDATE LAGI NIH, KALI INI DOUBLE UP SAMA YANG DIATAS YA? HEHE MAAF UDAH LAMA GAK UP.

Jadi, mohon dimaklumi ya?

Oke langsung aja, gak usah menye-menye.

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Kepercayaan adalah pondasi dari sebuah hubungan, ketika pondasi itu roboh, maka disitulah sebuah hubungan akan berakhir.

.-- Arshel Rahardja Arkananta🍂

•°•°•°•

Laki-laki dengan perawakan tinggi itu berjalan santai dipinggir jalan sembari menunggu sang kekasih yang tengah membeli permen kapas.

Arshel bingung, apa enaknya permen kapas? Dimakan langsung ilang, kempes. Arshel juga sempat menawari gadis itu untuk membeli boba, tapi dia menolak dengan alasan tidak suka.

Atensi mata Arshel teralihkan, menangkap sosok gadis yang sedang berdiri dengan rambut sebahu, "Airin bukan sih?" Gumamnya.

Arshel sudah terlanjur kepo, ya sudah ia menghampiri gadis itu, dan benar saja itu Airin.

"A-Arshel?" Bukan bermaksud apa, tapi ini benar-benar ketidaksengajaan bisa bertemu Arshel disini.

"Sendirian aja?" Tanyanya.

Airin menggeleng, "Sama kakak, diem bentar."

Arshel terdiam mendengar titah Airin, Airin memiringkan sedikit kepalanya, dan mendekatkan wajahnya pada wajah Arshel hingga terkesan seperti orang berciuman.

Arshel memejamkan matanya, tidak ada penolakan.

Ara berbalik badan, terkejut melihat mereka berdua, apalagi ini tempat umum, ya tuhan bolehkah Ara berteriak?

Ara meneteskan air matanya tidak percaya, Kenapa Arshel begitu tega? Bahkan ia hanya berdiam.

"Ada daun dirambut lo," ujar Airin, tertawa kecil.

Ara melenggang pergi tanpa sepengetahuan Arshel, melanjutkan langkahnya dengan kesal.

"Gila sih, ditempat umum main gituan? Dikira sopan?"

"Dikira gue bakal iri? Najis."

"Jalan bareng pacarnya, tapi sendirinya malah asik berduaan sama cewek lain!"

Ara mengusap air matanya dengan kasar, malu juga kalau sampai dilihat banyak orang.

Ara kesal, ia menghentakkan kakinya beberapa kali.

"Gue duluan, ya? Ntar Ara nyariin, bye," pamit Arshel, ditanggapi anggukan dan senyuman manis dari Airin.

Airin melambaikan tangannya dan perlahan mulai turun.

Arshel menolehkan kepalanya kesana-kemari, mencari keberadaan Ara, "Pak, cewek tadi yang beli sama saya kemana ya?" Tanya Arshel pada si penjual permen kapas.

Tentang AraWhere stories live. Discover now