1.1

5.9K 1.6K 511
                                    

"AAAAAAAAA!!"

Suara teriakan Hyunsuk, Haruto, dan Jeongwoo menggelegar dalam ruang tamu kala listrik tiba-tiba padam.

"Berisik," protes Asahi, telinganya sedikit sakit karna teriakan tiga orang dengan nyali kecil itu.

Asahi bergegas menyalakan flashlight pada ponselnya sebagai penerangan, diikuti oleh yang lainnya.

"Ini kenapa listrik bisa mati? Hujan enggak, petir juga enggak," gerutu Haruto, kesal karna dibuat terkejut. "Token abis, ya?"

"Gue udah isi banyak tadi sore, nggak mungkin abis," bantah Hyunsuk. "Apa pemadaman bergilir?"

Doyoung mengendikkan bahu. "Nggak tau, mungkin aja."

Semuanya mendengus pelan, lalu Mashiho, Haruto, dan Jeongwoo yang masih berdiri bergegas duduk karna mulai merasa pegal.

"Kok listriknya mati?"

Sebuah suara yang muncul secara tiba-tiba berhasil mencuri atensi semua orang.

"Pemadaman bergilir kayaknya," jawab Junghwan. "Bang Jihoon dari mana?"

"Kamar," balas Jihoon seadanya, lalu berjalan mendekati teman-temannya.

"Geser dikit, jauh banget, Bang." Mashiho meminta Jihoon untuk mendekat padanya karna lelaki itu duduk di ujung sofa.

"Nggak papa, gue di sini aja."

"Tapi—"

"Gue mau di sini," sela Jihoon dingin, membuat Mashiho bungkam dan tak kembali memaksa.

Hening menyelimuti mereka selama beberapa saat, tak ada yang bersuara selain Hyunsuk, Yoshi, dan Junghwan yang terus mengeluh sakit pada bagian perut.

"Kangen Bang Yedam deh," kata Doyoung tiba-tiba. "Kangen Bang Jaehyuk juga."

Doyoung tertunduk sedih, mendadak rindu pada dua sosok sahabatnya yang telah pergi. Sedangkan yang melihat Doyoung juga turut merasa sedih karna merasakan hal serupa.

"Kenapa nggak nyusul?"

Suara tersebut berhasil membuat semua kepala menoleh ke arah Jihoon.

"Maksud lo?" tanya Yoshi bingung.

"Doyoung bilang kangen sama Jaehyuk dan Yedam, jadi kenapa nggak nyusul?" Jihoon melirik Doyoung sambil tersenyum. "Atau mau gue bantu supaya lo bisa nyusul mereka?"

Perkataan Jihoon berhasil membuat semua orang diserang takut, terutama Doyoung. Sedangkan Asahi mulai menyadari ada yang janggal pada sahabat itu.

Asahi bergegas bangkit, menarik Mashiho untuk berdiri dan menjauhkannya dari Jihoon.

"Kenapa, Sa?" Mashiho nampak bingung karna Asahi menyembunyikannya di belakang punggung.

Asahi tak menjawab, ia justru memandang Jihoon dengan penuh selidik. Sedangkan yang ditatap hanya menatap Asahi dengan wajah datar dan tatapan yang terlihat ... kosong?

"Lo Bang Jihoon atau bukan?"

Jihoon terdiam sejenak, lalu tersenyum lebar. "Ketauan, ya?"

Senyum itu berhasil membuat Asahi dan yang lainnya merinding dalam sekejap.

"Kita pulang!"

Sebuah suara tiba-tiba muncul bersamaan dengan listrik yang kembali menyala, membuat semua kepala seketika menoleh ke arah pintu yang terbuka dari luar.

"Lo pada ngapain gelap-gelapan?" tanya Junkyu yang baru datang dengan membawa sebuah kantong plastik.

"Barusan listrik mati," jawab Haruto.

Help | Treasure ✓Where stories live. Discover now