1.9

5.3K 1.6K 237
                                    

"Mending lo kasih tau siapa pelaku dibalik semua ini."

"Gue harus bilang berapa kali? Gue nggak tau."

"Lo bisa lihat hantu, lo bisa bilang kalo gue dalam bahaya bahkan sampe nyuruh gue stay di rumah lo dari semalam, tapi kenapa nggak bisa tau siapa pelakunya?"

"Kan gue udah bilang, pelakunya bukan orang sembarangan. Dia punya ilmu yang kuat, sedangkan gue enggak. Mana mungkin gue bisa tau dia siapa dengan mudah."

"Ini lo jujur?"

"Terserah mau percaya atau enggak."

Lelaki jangkung itu mendengus kesal. "Udah, lah. Gue males di sini, mau pulang."

Ia bangkit dari duduknya, hendak memasuki kamar yang sejak semalam ia singgahi untuk mengambil tasnya di dalam sana.

"Kalo lo pulang, hantu yang semalam hampir bikin lo mati mungkin bisa bikin lo mati beneran." Suara lelaki lain menginterupsi, membuat langkah lelaki jangkung itu terhenti. "Tetap di sini atau lo bakal mati, Watanabe Haruto."

Haruto menghela napas, lalu berbalik menatap sosok lelaki yang telah menolongnya semalam.

"Kasih gue alasan yang jelas, kenapa gue harus tetap di sini, Bang Jaemin?"

"Hantu yang semalam bikin lo jatuh dari motor, mungkin bisa celakain lo lagi," jelas Jaemin secara singkat, sudah lelah mengulangi kalimat yang sama. "Lo aman di sini, karna rumah gue ada penangkal."

Haruto mengacak rambutnya frustasi. "Sampe kapan gue harus di sini? Gue udah bohongin Jeongwoo, masa nanti gue harus bohongin yang lain juga?"

"Apa salahnya buat keselamatan diri sendiri?"

Haruto berdecak sebal, lalu memilih masuk ke kamar tamu yang telah disediakan Jaemin. Ia mulai muak melihat teman sekaligus mantan kakak kelas Jeongwoo itu.

Jaemin mendengus pelan, berusaha bersabar karna sikap Haruto benar-benar memancing emosi. Lelaki itu berbeda sekali dengan Jeongwoo yang mudah diatur.

Jaemin bertemu dengan Haruto semalam, tepatnya saat lelaki itu jatuh dari atas motor karna bayangan hitam yang melintas. Ada hantu yang mencelakainya, dan beruntung Jaemin berhasil memusnahkannya dengan mantra karna hantu itu tergolong lemah.

Jaemin rasa, sang pelaku mengirim hantu itu untuk mencelakai Haruto saja, bukan membunuh. Entah apa tujuannya, mungkin sebagai peringatan.

Usai memusnahkan hantu itu, Jaemin membawa Haruto yang sedikit terluka pulang ke rumahnya dengan tujuan menjaga. Karna setelah Haruto celaka, Jaemin merasa lelaki itu akan menjadi target selanjutnya.

"Gue udah gagal jaga dua nyawa temen lo." Jaemin bergumam pelan. "Jadi gue nggak mau lo juga celaka, Haruto."

BRAK!

Jaemin tersentak dan langsung menoleh ke asal suara, mendapati sosok Haruto berjalan keluar dari kamarnya sambil menenteng tas ransel di punggung.

"Lo mau ke mana?" Jaemin berdiri di hadapan Haruto, menghadang jalannya.

"Gue mau pulang."

"Jangan pulang, atau lo bakal ma—"

"Gue nggak bakal mati karna udah ada yang mati!" bentak Haruto emosi.

Jaemin tertegun. "Siapa?"

"Bang Mashiho, jadi gue harus ketemu temen-temen gue sekarang."

••••

Mashiho telah tiada, jasadnya ditemukan oleh Asahi dan Doyoung di sebuah gang kecil dekat perumahan mereka dalam kondisi mengenaskan. Mulutnya robek, lalu pada bagian bahu, paha, dan perut terdapat luka tusuk yang terbuka.

Help | Treasure ✓Where stories live. Discover now