2.5

5.1K 1.5K 426
                                    

Hari telah malam dan Jeongwoo berniat tidur lebih awal, merasa butuh istirahat panjang karna hari ini amat melelahkan. Dan besok, ia harus mempersiapkan diri untuk menghadiri pemakaman Hyunsuk.

Jeongwoo belum rela, belum terima jika Hyunsuk sudah tiada. Tapi apa yang bisa dilakukan selain ikhlas? Hyunsuk tak mungkin hidup lagi meski banyak yang tak ingin ia pergi.

"Jeongwoo!"

Tangan Jeongwoo yang hendak membuka pintu kamar berhenti di udara kala seseorang memanggil, membuatnya menoleh ke sumber suara dan mendapati sosok Jaehyuk yang terakhir kali ia lihat tadi sore, tepatnya sebelum membukakan pintu untuk Junkyu.

Karna terlalu panik akan keadaan Hyunsuk, Jeongwoo jadi melupakan Jaehyuk saat itu.

"Lo nggak papa, Bang?" Jeongwoo melangkah mendekati Jaehyuk dengan raut khawatir. "Tadi lo kenapa kesakitan gitu?"

"Nggak papa, lupain aja," balas Jaehyuk tak peduli, merasa itu bukan suatu hal penting. "Sekarang lo harus ikut gue."

"Ke mana?"

"Ketemu pelaku dibalik semua kejadian ini."

"Hah?" Dahi Jeongwoo berkerut. "Maksud lo?"

"Gue udah tau siapa pelakunya, Woo," ungkap Jaehyuk yang sukses membuat manik Jeongwoo melebar. "Temen kita yang tersisa ada sama dia sekarang, jadi kita harus temuin dia sebelum mereka dibunuh."

••••

Seorang lelaki berdiri bersandar pada dinding bangunan tua yang sudah cukup lama tak digunakan. Penerangan di sana temaram, hanya ada beberapa lampu yang terpasang untuk sisingkan gelapnya malam. Si pelaku memang sengaja memasang beberapa lampu untuk melancarkan puncak dari rencananya malam ini.

Ia sedang menunggu kedatangan mangsa usai melepas umpan sambil sibuk pada ponsel, menelpon dan mengirim pesan pada seseorang namun sama sekali tak mendapat balasan.

"Sombong banget, masa nggak dibales sama sekali? Lagi asik banget sama temen-temen lo itu?"

Lelaki itu menekan tombol mic yang terletak di pojok kanan bawah untuk mengirim pesan suara, menyampaikan beberapa hal yang selama ini tak pernah dikatakannya pada si penerima pesan itu.

Entah apa yang mendorongnya untuk tiba-tiba melakukan hal tersebut, ia hanya ingin.

"Cringe banget gue," ujarnya, mencela diri sendiri atas apa yang baru ia lakukan. "Tapi nggak papa deh, kapan lagi."

Suara derap langkah kaki tiba-tiba terdengar dari lantai bawah, atau lebih tepatnya terdengar dari arah tangga, membuat si pelaku menghentikan aktivitas pada ponsel. Bibirnya menyunggingkan senyum senang.

"Akhirnya dateng juga."

Lelaki bersurai coklat itu memasukkan ponselnya dalam saku dan mengambil tongkat baseball yang sejak tadi ia sandarkan di dinding, lalu melangkah menuju ke arah tangga dengan perlahan agar tak menciptakan suara.

Ia akan menangkap target utamanya dengan hati-hati, karna belum saatnya orang itu mati.

••••

Jeongwoo memandang bangunan tua di hadapannya dengan sorot takut. Bangunan itu nampak tak terurus karna sepertinya sudah cukup lama ditinggal, menimbulkan kesan horror yang membuatnya ingin pergi dari sana sekarang juga.

Jeongwoo bukan manusia dengan kemampuan lebih atau peka terhadap keberadaan makhluk lain, tapi ketika melihat bangunan itu, ia dapat merasakan adanya hawa aneh di sekitar. Dari balik kaca jendela yang berdebu, Jeongwoo merasa ada banyak pasang mata tak berwujud yang sedang memantau dari jauh.

Help | Treasure ✓Where stories live. Discover now