Part 37

926 96 14
                                    

..
.
..
.
Selamat Membaca
.
..
.
..
"Orang yang benar-benar mencintai, pasti selalu punya alasan untuk bertahan, sesulit apapun keadaannya"
..
.
..
.

🎶🎶Baekhyun - U🎶🎶

Suho berjalan cepat untuk segera keluar dari bandara mengabaikan manajernya yang kewalahan dengan barang bawaan serta masih merasakan jetlag. Suho pun segera masuk ke dalam mobil yang sudah di khususkan untuk menjemput dirinya.

"Suho!" Suara terdengar dari arah belakang Suho.

Suho menghentikan tangannya yang hendak menggapai pintu mobil lalu membalikan pandangannya, ia melihat seorang pria berjalan menghampirinya dengan berlari kecil.

"Manajer Lee?" Suho mengernyit melihat manajer Red Velvet itu menghampirinya.

Irene membuka kelopak matanya perlahan. Rasa pening ketika bangun ia rasakan pertama kali. Ya ampun kepalanya terasa sakit sekali. Irene mengedar, menatap sekelilingnya. Sekelebat ingatan tentang semalam berputar di pikirannya, Irene menggeleng-gelengkan kepalanya menyingkirkan rasa sakit dikepalanya setelah memikirkan tentang semalam. Irene menyimpan salah satu tangannya ke puncak kepala, tetapi gerakannya terhenti saat matanya melihat ke arah kain putih yang sudah membungkus tangannya.

"Sudah bangun?" tanya Seulgi yang tengah duduk di atas kursi menghadap Irene.

Irene kemudian bangkit dari tidurnya, duduk menyandar pada sandaran kasur, dan ketika bangun rasa sakit dikepalanya semakin bertambah. Irene melihat ke arah Seulgi yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan datar dengan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Lalu tatapan Irene beralih ke arah meja rias, Irene tersenyum kecut melihatnya.

"Sudah sadar dengan apa yang dilakukan semalam?" lagi Seulgi bersuara.

"Mianhe" ujar Irene akhirnya, menyadari apa yang dilakukannya semalam.

Bangkit dari tempat duduknya, Seulgi segera melangkah menuju ke hadapan Irene yang masih duduk di atas kasur.

"Kau tahu apa yang dilakukan semalam itu berbahaya?"

Irene tahu itu, tapi emosinya mengambil alih seluruh perasaan dan tubuhnya.

"Minum berapa biji obat itu semalam? Lebih dari satu kan?" Seulgi menatap Irene untuk berkata jujur.

Irene mengangguk "Tiga, aku meminumnya hanya tiga." jawab Irene seraya menunjukkan jarinya. Sudah Seulgi duga Irene pasti meminumnya banyak, terlihat dari cara Irene semalam yang langsung tidak sadarkan diri.

"Hanya?!" Seulgi mengerang kesal. Ia pun duduk di samping Irene. "Untung saja kau masih selamat, jika tidak hari ini aku sudah menyiapkan pemakaman untukmu."

"Mianhe" ujarnya lagi  dengan memperlihatkan senyum kecil.

"Jangan tersenyum seperti itu, aku tidak suka melihatnya untuk hari ini."

"Wae?"

"Aku lebih suka melihatmu menangis daripada terlihat baik baik saja."

"Lihat, sekarang aku baik-baik saja." ujar Irene seraya memperlihatkan dirinya kepada Seulgi bahwa dirinya sudah membaik.

"Ini yang namanya baik-baik saja?!" Seulgi menarik tangan Irene yang sudah diperban dan diperlihatkan ke hadapan Irene "Kau tahu kan tubuh kita bukan milik kita sendiri? Jika manajer Lee tahu kau terluka dia pasti akan sangat khawatir bersamaan marah-marah tidak jelas."

Behind Of UsWhere stories live. Discover now