Part 20

795 81 20
                                    

..
.
..
.
..
.
Selamat Membaca
..
.
..
.
..
.

"Sebab sebuah perasaan bisa mengubah seseorang keluar dari bayang-bayang ketakutan dan penderitaan hidup. Perasaan itulah yang selalu dikenal dengan sebutan 'magic word'. Cinta"



Suho berdiri di depan cermin merapihkan kaos putih berlengan panjang dengan kerah yang menutupi seluruh bagian lehernya, senyumnya terus mengembang di bibirnya. Lalu ia memakai lagi sebuah sweeter dengan warna senada dan terakhir ia memakai coat. Pakaiannnya sudah bisa menghangatkan tubuhnya di musim dingin ini.

Ia meraih arloji di dalam laci lalu mengenakannya. Merapihkan rambutnya agar terlihat rebih rapih. Ia melihat ke arah arlojinya, masih ada waktu satu jam. Apa ia pergi dulu saja ke salon untuk merapihkan rambutnya. Masa promosi dan comeback grupnya sudah lewat tapi ia masih dengan gaya rambut yang sesuai comebacknya waktu itu. Sedangkan member lainnya sudah banyak yang berganti. Suho kemudian cepat-cepat merapikan dirinya, setelahnya ia langsung beranjak pergi ke salon. Rambutnya harus segera di ganti warnanya, warna merah menyala seperti itu membuat dirinya terlalu mencolok dan sejujurnya Suho tidak suka warna ini.

Suho berhasil mengganti warna rambutnya, yang tadinya berwarna merah menyala menjadi hitam kembali dengan gaya rambut comma hair nya. Setengah jam ia menghabiskan waktu di salon. Ia pun terburu-buru beranjak ke tempat yang sudah ia pesan malam ini untuknya dan Irene makan malam.

Ia juga sudah mengirim pesan pada Irene kalau saat ini dirinya dalam perjalanan kesana. Suho masuk kedalam ruangan vip yang tertutup, mana mungkin ia bisa makan malam berdua dengan Irene di tempat terbuka. Yang ada akan terjadi berita heboh nantinya. Tapi sebenarnya Suho tidak perduli jika nanti hubungannya terekpos ke media, malah itu menjadi lebih baik. Jadi nanti ia dan Irene tidak usah berkencan secara sembunyi-sembunyi lagi, itu sungguh merepotkan. Tapi Suho tahu Irene tidak akan pernah mempublikasikan hubungan mereka, karena ia masih memikirkan membernya begitupun dengannya. Karena sebagai seorang Leader mereka tidak boleh egois, apalagi melakukan kesalahan.

Suho merogoh kantong celananya, menarik ponselnya dari dalam. Ia sudah sampai dan ia tidak melihat Irene disana. Ia memcoba menghubungi Irene, menanyakan perempuan itu sudah sampai mana.

Panggilan pertama tidak ada jawaban, panggilan kedua yang menjawab hanya seorang operator. Ia pun menghubunginya lagi.

Di tempat lain, Irene berjalan cepat setelah ia keluar dari dalam lift. Ia melihat-lihat nomor pintu. Setelah dirasa bertemu dengan nomor yang ditujunya. Ia pun memencet tombol bel. Setelah berulang kali memencet tombol bel, akhirnya pintu itu terbuka. Menampakan wajah pucat seorang pemuda yang berdiri di depannya dengan tersenyum lebar.

"Wah kau cepat sekali kesininya, naik apa hah?" tanya Taehyung melihat kedatangan Irene yang begitu tiba dengan cepat di apartemennya. Kemudian ia mempersilahkan Irene masuk.

Taehyung beberapa kali memegang pelipisnya, ia menggapai benda apa saja disana untuk menopang tubuhnya yang begitu lemas dengan kepalanya yang begitu pusing. Namun dengan sigap Irene membantu Taehyung saat pria itu terhuyung akan jatuh. Irene membawa ke sofa yang tidak jauh.

"Sudah kukatakan kau jangan telat makan dan terlalu bekerja keras. Jadinya seperti ini" omel Irene kepada Taehyung yang tidak pernah mendengarkannya itu. Taehyung tersenyum senang melihat Irene yang mengomelinya dan itu seperti terlihat ia mencemaskan dirinya.

"Dan lihatlah, sekarang kau demam juga, bagaimana kau akan mengadakan konser nanti!" ucap Irene dan langsung beranjak menuju pantry yang terhubung dengan ruang tengah, mengambil handuk dan baskom untuk mengompres kening pria itu.

Behind Of UsМесто, где живут истории. Откройте их для себя