Part 39

572 66 6
                                    

..
.
..
.
Selamat Membaca
.
..
.
..

"Kebahagiaan dengan cara merebut milik orang lain bukanlah kebahagiaan yang sebenarnya, melainkan cara menunda rasa kebahagian yang sesungguhnya"
..
.
..
.

Seulgi terus menelpon Irene dari tadi, menyuruhnya segera pulang karena matahari sebentar lagi akan tenggelam. Seulgi jadi tidak bisa membiarkan Irene pulang malam mulai saat ini. Seulgi terus berjalan kesana kemari dengan raut cemasnya, sedangkan Yeri dan Joy sudah dibuat pusing dengan tingkahnya sekarang.

"Biarin lah unnie, lagian dia bersama Suho oppa ini. Apanya yang harus di khawatirkan coba?" ujar Yeri yang saat ini tengah memainkan game di ponselnya dan sudah risih dengan ketidakdiaman Seulgi didepannya, membuatnya beberapa kali hilang fokus.

"Wendy, kemana lagi dia di jam segini belum pulang." sahut Joy menengok ke arah Seulgi sekilas kemudian fokus kembali pada tontonannya, layar televisi yang saat ini sedang menayangkan drama korea.

"Dia masih di tempat rekaman, mungkin akan pulang terlambat" jawab Seulgi seraya terus mencoba menelpon Irene.

Sedangkan di rumah Suho, Irene membuka matanya perlahan. Ia pun langsung memposisikan badan menjadi duduk, melihat posisi mereka yang tidur seraya berpelukan membuat Irene cepat-cepat bangun dari tidurnya. Irene pun melihat ke arah Suho yang berada di sampingnya yang masih terlelap, mungkin efek dari obat yang Suho makan tadi, makanya tidurnya terlihat lelap sekali. Irene menarik selimut sampai batas dada Suho. Mereka berdua tertidur di sofa ruang tengah. Irene kemudian mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya, mengecek ponselnya. Ia pun segera melakukan panggilan pada Seulgi yang ternyata terus menghubunginya.

"Ya! Kau dimana? Cepat pulang!" suara tinggi Seulgi langsung menerobos saat panggilan diterima.

"Ya ampun kau mulai berteriak lagi," dengus Irene dengan mengecilkan suaranya, takut tidur Suho terganggu dan memilih turun dari sofa. "Aku dirumah Suho, sebentar lagi aku pulang."

"Pulang diantar Suho kan?"

"Tidak. Suho sedang sakit, saat ini ia sedang tidur sehabis makan obat." Irene memerhatikan wajah Suho, lalu mengangkat tangannya mengelus rambut Suho. Pria ini tadi mengalami demam dan keningnya cukup panas. Jadi cepat-cepat Irene membawa Suho masuk ke dalam rumah dan memberikannya obat. Setelah memberikan obat, Suho berbaring di sofa dengan menarik dirinya, meminta di temani. Tak lama mereka saling terlelap tidur.

"Yasudah kirimkan alamat rumah Suho, aku akan kesana sekarang." kata Seulgi dengan langkah yang hendak pergi ke kamar, bersiap-siap.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri"

"Aku tidak bisa membiarkanmu pu..." perkataan Seulgi terpotong

"Kau sudah bangun, maaf pasti mengganggu ya" ucap Irene pada Suho, yang kini Suho sudah membuka matanya.

"Tidak, aku memang ingin bangun." Suho mengambil tangan Irene yang masih berada di pucuk kepalanya dan memeluk tangan itu.

"Siapa yang menelpon?" tanya suara Suho yang terdengar di ponsel Seulgi.

"Seulgi, dia menyuruhku segera pulang."

"Tidak mau menginap?"

"Heh!" seru Irene dan Seulgi bersamaan, dan suara Seulgi terdengar jelas di telinga Suho.

"Bukan, bukan seperti yang kalian pikirkan. Bukan itu." ucap Suho cepat seraya menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Kalau begitu aku antar pulang, ayok." ucap Suho setelahnya yang terlihat canggung dan salah tingkah, maksudnya ia hanya ingin ditemani Irene saja bukan hal-hal aneh. Kemudian Suho mencoba bangkit dari tidurnya.

Behind Of UsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin