7

261 16 0
                                    

  Pagi yang cerah di awali kicauan burung berterbangan, menggantikan posisi bulan menjadi matahari, mengusik  tidur lelap dua insan yang masih perpelukan dengan selimut sebagai penambah kehangatan.

  Siapa lagi kalau bukan Juan dan febby, sebenarnya febby ingin sekali pulang, tapi saat ingin pulang, ia tak bisa menemukan kunci yang di buang Juan, alhasil febby memilih duduk di sofa kamar sampai ketiduran, dan berakhirlah di kasur ini, mungkin Juan yang memindahkan febby.

  Perlahan mata coklat madu febby terbuka secara perlahan, pertama kali pemandangan yang febby lihat adalah wajah tampan Juan dan tangan Juan yang melingkar di pinggangnya, perlahan ia jauhkan tangan Juan dari tubuhnya, saat ingin lepas, Juan kembali memeluk febby erat, dan menyembunyikan wajah tampan nya di belahan dada febby.

"Jangan kemana-mana" Tubuh febby merinding ketika hembusan nafas hangat Juan menembus baju yang febby pakai, bukan hanya itu, suara berat nan serak Juan seakan menjadi nilai plus bagi febby, berharap ia ingin seperti ini setiap hari.

"Gue mau pulang" Ucap febby hati-hati, takut Juan akan marah dan berakhir febby akan di perkosa seperti kemarin, untung saja Juan kemarin tak benar-benar melakukan ancaman nya, jika ia melakukannya, febby jamin Juan akan mati di tangan nya saat itu juga.

"Nanti malam, sekalian aku kesana sama keluarga" Jawab Juan masih berada di tempatnya.

"Ngapain? " Kaget febby, bagaimana ia tak kaget kalau Juan ingin kerumah nya bersama keluarga, bisa-bisa Juan di bunuh James nanti.

"Ngelamar kamu" Jawab Juan dengan enteng nya.

"Jangan gila, gue udah punya tunangan" Marah febby yang ingin melepaskan dirinya dari Juan, tetap saja tak bisa, tenaga Juan lebih besar dari tenaganya.

"Kan udah aku bilang, kamu milik aku, dan selamanya akan jadi milik aku"

"Berarti lo egois, gak mau mentingin perasaan orang lain, asal lo tahu, lo bukan nyakitin gue aja, tapi keluarga gue dan James"

"Aku gak perduli, apapun yang menyangkut tentang kamu, aku akan menjadi orang yang paling egois"

"Gur gak mau, kita pacaran aja lo bisa selingkuh, apalagi nanti lo nikahin gue, gue gak mau makan hati, maka dari itu gue gak akan sudi nikah sama lo" Rahang Juan mengeras marah, posisi yang masih tidur sekarang sudah duduk menatap febby dengan dingin, sudut bibir Juan tersenyum sangat sinis ke arah febby, sedangkan yang di tatap seperti itu hanya diam menahan rasa takutnya, febby selalu takut melihat Juan marah.

  Pernah suatu ketika saat febby masih menjadi kekasih Juan, saat itu febby tak sengaja menolong seorang cowok yang terjatuh kepeleset di depannya, Juan yang melihat mereka berjabat tangan karena febby menolong cowok tersebut pun marah, niat baik febby yang ingin menolong berubah jadi cowok tersebut masuk rumah sakit karena ulah Juan.

   Dan lagi, saat febby tak sengaja menabrak bahu seorang cowok sekelas nya saat pelajaran olahan di mulai, saat itu Juan dan teman-temannya sedang di hukum berdiri di lapangan karena telat datang, Juan yang melihat itupun marah dan terjadilah adu jotos, tanpa kasihan Juan mematahkan tulang bahu cowok tersebut yang tak sengaja menyentuh dirinya itu, maka dari itu, febby sangat takut melihat Juan marah, bisa jadi kan febby di aniaya Juan, walaupun itu tak mungkin.

" Kamu bilang gitu karena kamu gak tau yang sebenarnya " Mati lah kau febby, dengar itu, Juan berbicara sangatlah dingin, sampai bulu-bulu yang ada di tubuh febby merinding di buatnya.

"Waktu itu dika buat permainan TOD, waktu giliran aku yang kena, aku milih dare, karena kamu tahu, aku gak suka ada orang lain yang tahu masalah aku selain kamu, waktu itu sean nantangin aku buat pacarin sindi, ketua kelas kamu selama satu minggu, aku langsung nolak karen takut kamu marah sama aku, tapi sean ngancem aku, kalau aku gak ngelakuin dare nya, dia akan kasih tahu kamu kalo momo matinya karena aku gak sengaja nabrak dia waktu mau parkiran motor

"Kan kamu waktu itu sayang banget sama kelincinya mommy itu, aku takut kamu marah, makannya aku ganti momo sama kelinci yang baru dan persis kayak momo, sean tahu kalau sindi sudah suka sama aku dari kelas sepuluh, tapi aku gak pernah buat apa-apa sam sindi, pegangan tangan aja gak pernah, ketemu juga gak pernah, cuman sekalidan itu langsung ketahuan kamu, waktu itu dia ngerengek di telepon minta aku nganterin dia di supermarket, karena aku gak mau, dia ngancem mau putus, padahal baru 4 hari jadiannya

"Karena aku gak mau kamu sedih kalo sean bilang yang sejujurnya, jadi aku anterin dia di supermarket, gak ada yang lain, waktu kamu lihat kami itu, aku mau ngejar kamu, tapi di cegat sama sindi, aku marah, sampai nampar sindi dua kali, terus bilang sebenarnya kalo itu juma dare dan aku gak pernah cinta sama dia, aku cuma cinta kamu by, cuma kamu" Tetang Juan dengan lirih.

  Juan masih ingat, betapa kecewanya febby waktu itu saat tahu Juan di gandeng dengan cewek lain, ia sangat marah waktu itu lihat febby nangis karena dirinya, dan itu semua karena sindi yang dengan pd nya bilang kalo Juan lebih memilih dirinya ketimbang febby, Juan sangat rapuh dan sakit secara bersamaan saat febby memutuskannya pada saat itu juga.

"Aku minta maaf" Perlahan tapi pasti, air mata jatuh di pipi juan, pernah kalian dengar, seorang pria memang terlihat tegar di depan semua orang, tapi ai akan meperlihatkan kerapuhannya di depan orang yang sangat berarti di kehidupan nya.

"Gue cuman mau lo bayangin aja, seumpama waktu itu gue jadi lo, gimana perasaan lo? Marah gak? Kecewa gak? Lo lihat gue gak sengaja natap cowok yang lewat di depan gue aja lo cemburunya gak ketulungan, apa lagi gue di posisi lo, mikir gak tuh otak? "

"Maaf'' hanya satu kata tetapi mendalam bagi febby, karena ai tahu, Juan sangatlah menyesali perbuatan nya itu.

" Maaf, waktu itu aku sangat bodoh, fikiran aku yang gak mau kamu sedih malah membuat kamu sangat sedih sampai hubungan kita hancur dan kamu ninggalin aku, aku minta maaf, maafin aku by, maaf" Lanjut Juan syarat akan penyesalan.

"Gue maafin lo, tapi gue gak bisa sama lo lagi, gue udah punya tunangan" Ucap febby sembari menundukkan kepalanya, febby bisa merasakan bahwa Juan mentap dirinya dengan tak suka karena ucapannya itu.

"Aku gak perduli dengan kamu punya tunangan apa enggak, kamu tetap milik aku, dan akan jadi milik aku, jika nanti malam cara baik-baik gak bisa, maka cara kasar akan ku lakukan" Ucap Juan penuh keyakinan, dan kembali memeluk febby erat, karena Juan tak suka ada jarak antara dirinya dan gadis nya, alhasil Juan mengangkat febby di pangkuan nya, menaruh kembali wajahnya di lekukan leher jenjang febby.

"Kamu milik aku, gak milik siapapun" Gumam Juan di tengah-tengah kegiatan nya yang sedang menghirup aroma vanila dari tubuh gadis nya itu.

Jangan lupa ikut di baca ya gaes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa ikut di baca ya gaes

Always be mineWhere stories live. Discover now