4. Daydream

456 110 14
                                    

"Why do we know, but act like we don't?" – seeker.



***



Hari ini Anna sudah mulai kuliah kembali. Sebenarnya ia belum terlalu yakin, apalagi ia belum bisa mengingat semuanya. Dimana kampus tempat ia menimba ilmu? Dimana kelasnya? Seperti apa teman-temannya? Ia tidak ingat apapun mengenai kehidupan kampusnya. Untungnya Jennie berbaik hati memberinya tumpangan sampai ke kampus, membuat Anna sedikit lega. Ia berterimakasih memiliki teman sekaligus tetangga kos yang baik seperti Jennie.

"ANNA!!! Yaampun akhirnya lo kuliah lagi!!!"

Lisa datang entah darimana dengan senyum merekah di wajahnya. Ia langsung memeluk Anna dengan kencang begitu jarak mereka dekat. Anna tentu saja terkejut, ia belum menyiapkan dirinya untuk hal-hal mendadak semacam ini.

"Gimana kondisi lo?" Tanya Lisa setelah pelukan mereka terlepas.

"B-baik." Jawab Anna apa adanya, meskipun semalam ia tidak bisa tidur nyenyak, setidaknya ia cukup bugar pagi ini karena ia tidak harus muntah-muntah. Mungkin bayinya sedang berbaik hati hari ini.

"Syukur deh." Lisa tersenyum lebar, ia terlihat begitu bersemangat. "Karena lo belum inget apapun, gue akan jadi pemandu lo mulai hari ini. Gimana?" Tawarnya.

Belum sempat Anna menjawab, Lisa sudah terlebih dahulu menarik tangan Anna dan membawanya masuk ke gedung fakultasnya. Memang sejak tadi Anna hanya berdiri di depan gedung setelah Jennie menurunkannya di sana. Jennie bilang ada sesuatu yang harus ia urus pagi ini, jadi ia tak bisa mengantar Anna sampai ke kelasnya.

"Lo dianter Kak Jen?" Tanya Lisa sambil terus melangkah.

"Iya, kok lo tau?"

Lisa menoleh ke arah Anna sekilas. "Gue yang nyuruh. Lo juga pasti nggak tau kan dimana letak kampus ini? Gue nggak berpikir lo sempet nyari tau tuh." Tebak Lisa tepat sasaran, membuat Anna meringis.

"Iya sih. Semuanya keliatan baru buat gue, jadi gue masih kaget dan nggak sempet mikirin apapun. Apalagi..."

Anna tak meneruskan kalimatnya, ia mengelus perutnya yang masih rata dengan tangannya yang bebas. Lisa yang melihat hal itu nampak sedih. Ia tahu posisi Anna saat ini benar-benar sulit dan tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

"Tenang aja, Na. Gue akan selalu ada buat lo. Gue pasti bakalan bantuin lo, gimanapun caranya." Lisa menggenggam tangan Anna erat, sorot matanya menunjukkan ketulusan yang bisa Anna lihat dengan jelas.

Untuk beberapa saat Anna merasa lega bisa mengenal Lisa. Gadis itu begitu baik pada Anna sejauh ini dan ia harap Lisa memang bisa membantunya. Namun detik selanjutnya Anna merasa tidak nyaman saat genggaman tangan Lisa semakin erat. Anna melihat sekeliling dan nampak risih saat dirinya dan Lisa secara tidak langsung menjadi pusat perhatian beberapa orang yang lewat. Tanpa mengurangi kesopanannya, Anna menarik tangannya hingga lepas dari genggaman tangan Lisa.

"Kenapa?" Lisa bertanya saat Anna melakukan hal itu, karena menurutnya ia tidak melakukan hal yang salah. Dan barulah saat ia melihat sekeliling, Lisa tahu penyebab Anna melakukan hal itu. "Na, mereka ngeliatin lo karena lo akhirnya balik lagi." Ia memberitahu.

"Emang gue seterkenal itu sampai menarik perhatian orang-orang?" Tanya Anna balik, sangat tidak nyaman mendapati dirinya diperhatikan oleh orang-orang.

"Enggak sih. Tapi semua orang di sini tau kalo lo kecelakaan dan mungkin mereka lega ngeliat lo udah kembali sehat, gitu." Lisa menjelaskan dengan tenang, senyum tak pernah hilang dari wajah cantiknya.

You in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang