5. It's You

449 104 17
                                    

"Seseorang lain yang bukan diriku, sepertinya hidup di dalam diriku..." – unknown.



***



Anna tertidur, dalam mimpinya ia seperti berada di padang rumput yang luas dengan dikelilingi bukit-bukit menghijau yang memanjakan mata. Cuaca siang itu begitu cerah ditambah dengan hembusan angin segar yang membelai lembut tubuhnya. Dalam tidurnya yang belum terlalu lelap, Anna merasa ada seseorang yang mendekatinya. Langkah kakinya semakin dekat dan tempat kosong di sebelahnya menjadi berat karena diduduki oleh seseorang itu. Anna tak bisa membuka matanya meskipun ia ingin, seolah sebuah pemberat sengaja dipasang di kedua kelopak matanya. Samar-samar ia mendengar suara seseorang memanggil namanya, dan dapat ia rasakan sentuhan halus yang mengusap rambutnya dengan lembut.

"Anna... Anna..."

Suara itu terdengar begitu merdu di telinganya. Sayangnya Anna tidak bisa menebak apakah itu suara laki-laki atau perempuan. Jangankan mengenali suaranya, untuk membuka matanya agar bisa melihat orang itu saja sangat susah dilakukan. Suara itu terus mengalun lembut bak melodi indah yang membuai Anna, membuat rasa kantuknya bertambah berkali-kali lipat.

Beberapa menit berlalu sampai perlahan suara itu samar-samar menghilang. Anna menggerakkan tubuhnya dan berusaha untuk membuka matanya. Sampai akhirnya saat matanya terbuka sepenuhnya, Anna tak mendapati padang rumput itu lagi. Ia berada di dalam kamar kosnya.

Huh, ternyata ini hanya mimpi.

Anna bangkit dari posisi tidurnya dan menatap sekitar dengan raut kekecewaan. Baginya mimpi itu terlalu nyata untuk disebut bunga tidur. Ia masih bisa merasakan sentuhan lembut di rambutnya dan suara yang memanggil namanya. Bahkan Anna masih bisa merasakan aroma rumput yang menjadi alasnya tidur.

"Kenapa rasanya nyata banget? Gue ngerasa kayak pernah ke tempat itu." Ia bergumam, mengingat kembali mimpinya barusan.

Baru saja menginjakkan kaki ke lantai, Anna melihat beberapa buku berserakan di sana. Ia berjongkok hendak memungutinya karena entah kenapa ia paling benci melihat sesuatu yang berantakan. Membalik buku yang terbuka tersebut, Anna tersadar jika semalam ia membaca buku itu hingga akhirnya ketiduran.

Anna melihat beberapa halaman terakhir buku yang sobek dan teringat kembali betapa ia kebingungan semalaman mencari-cari potongannya. Halaman yang sobek tersebut bertepatan dengan dirinya yang menceritakan sosok misterius yang ia sukai. Ia memang tidak ingat pernah menulisnya, namun ia merasa begitu familiar dengan perasaan itu.

Jemari tangannya meraba halaman yang berisi tulisan tangannya namun hanya tersisa setengah karena tersobek, entah sengaja disobek atau tak sengaja tersobek – Anna tidak tahu. Ia menerka-nerka apa yang dituliskannya di sana. Kembali membaca deretan kalimat yang masih tersisa setengah sampai pada baris kedua, keningnya berkerut.



Namanya terlalu indah untuk orang seperti dia. Bukannya aku menghakimi, tapi keliatan –

Penampilannya keliatan tegas dan cuek, tapi sebenernya dia –

Kita jadi lebih deket satu sama lain apalagi setelah aku tau kalo –

Rasanya bener-bener kayak mimpi. Tapi aku masih normal kan, Jeva –



Denyutan di kepalanya kembali setelah ia berusaha memikirkan kalimat yang tepat untuk melanjutkan bagian yang terpotong. Jika ia boleh menyimpulkan, sepertinya ia sangat menyukainya orang ini. Apakah orang ini memiliki sesuatu yang berkebalikan dengan penampilannya? Mereka menjadi dekat setelah apa? Saling mengenal? Lalu baris terakhir yang membuatnya semakin pusing adalah potongan dari nama orang itu.

You in MeWhere stories live. Discover now