5. Malu

987 128 19
                                    

♡𝓓𝓾𝓻𝓮𝓷♡
.
.
.

"Mamaaa echa pulang~" Echa bergegas melepas sepatu dan menuju ke dapur, ternyata benar Mama Tena ada di sana.

Echa memeluk Mama secara tiba-tiba dari belakang sampai Mama hampir lompat saking kagetnya.

"Isy kamu ini suka banget bikin Mama kaget, kalo Mama sampek jantungan gimana? Kamu mau? gak kasihan apa sama Mama?" Mama mencubit pelan tangan dan pipi Echa yang terlihat hampir mau tumpah ketika bersender dipundak Mama.

"Hehe maaf Mamaku yang cantik" Echa gantian mencium pipi Mama sembari menggoyangkan badan mereka kekiri dan kekanan.

"Hmmm ada apa ini? Ko tumben manja"

"Gapapa hehe, emang ngga boleh kalo anak manja ke Mamanya sendiri?" Echa memanyunkan bibirnya.

"Boleh kok, tapi ngga biasanya kamu pelukin Mama gini deh, kenapa sayang? Di kantor ada masalah, hm?" Suara Mama melembut, Mama paham jika Echa sedang di mode manja atau cuek itu pasti ada suatu hal yang mengganggu pikirannya, karena biasanya Echa cenderung berisik dan usil.

"Ngga ada Mama sayang, semua baik kok malahan echa seneng banget huhuy!" Echa memekik senang.

"Kenapa nih? Cerita dong sama Mama kan Mama juga pengen tahu yang bikin anak Mama seneng hari ini itu apa" Mama ganti mengusap kepala Echa.

"Ngga deh nanti Mama ngadu lagi ke Papa, nanti Echa di ejekin terus kan malu"

"Ih Mama janji deh ngga kasih tahu Papa" Mama melepas pelukan dan berbalik menghadap Echa setelah memasukkan semua bahan sup kedalam panci.

"Janji Mama jangan marahin Echa juga ya?" Echa mengangkat jari kelingkingnya kedepan mereka.

"Iya Mama janji." Mama menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Echa.

"Jadi...

Echa sengaja menggantung kalimatnya supaya Mama Tena semakin penasaran dan mendekatkan tubuh ke arah Echa.

...CEO Echa itu duren Ma"

"Hah? Duren apa Cha? CEO kamu punya kebun duren juga gitu?" Mama memundurkan sedikit kepalanya.

"Ih bukan gitu mah, tapi duren, duda keren hahaha"

Echa auto lari menghindari sendok sayur yang sudah diangkat Mama tinggi-tinggi.

"HEH DASAR KAMU YA JAHIL BANGET"

Teriakan mama di bales tawa nyaring dari Echa yang menaiki tangga dan masuk ke kamar.

"MANDI CHA JANGAN GANTI BAJU DOANG NANTI MAKAN MALAM ADA TAMU," teriak Mama.

"IYA ECHA KAN EMANG MANDI MAH," Echa ikut teriak.

"BIASANYA NGGAK TUH"

"MAMAH SOTAU HUUU YANG PENTING DUREN HAHAHA"

Mama mengusap dada merasakan tingkah absurd anak bontotnya itu, dari zaman kuliah suka sekali sama yang duda-duda begitu, apa bagusnya dapat duda?
Itu pikir Mama.

Fyi Echa punyai satu abang tapi abangnya sudah menikah dan bekerja di China mengurus perusahaan milik Ayah mertuanya, sebagai warisan katanya prend. Jadi jarang sekali pulang ke rumah, biasanya setahun 3 sampai 5 kali sekalian liburan.

.
.
.
♡𝓓𝓾𝓻𝓮𝓷♡
.
.
.

Sampai di kamar Echa menghempaskan tubuh montoknya ke kasur empuk miliknya, membuat gaya berenang kodok dan berguling-guling.

𝗗𝗨𝗥𝗘𝗡 (Duda Keren) -JaehyuckWhere stories live. Discover now