7. Panas

1.8K 150 21
                                    

♡𝓓𝓾𝓻𝓮𝓷♡
.
.
.


BRAKKK

Johnny mendobrak pintu rumah dengan tidak santainya.

"Papa apa-apaan sih pulang bukannya salam main dobrak pintu aja," kesal Mama Tena.

"ECHA MANA MA!?" Tanpa menghiraukan omelan Mama, Johnny bertanya keberadaan anaknya sembari celingukan mencari batang hidung anak bontotnya.

"HEH! TADI AKU BILANG APA!?" Kan ngamuk maungnya.

"EC- ah i-iya Mama maaf, assalamu'alaikum istriku, sayangku, cintaku, manisku~"

"Waalaikumsalam Papa"

Setalah itu Mama Tena salim kepada suaminya dan dilanjut cipika-cipiki sebentar, sudah kebiasaan saat hendak berangkat kerja atau sewaktu pulang kerja.

Papa John kembali memasang wajah datarnya. "Echa ada dimana Ma?"

"Ada di dalam kamar, lagi mandi kayaknya Pa"

"Eh Pa tau ngga, tadi Echa pulang-pulang mukanya merah sama jalannya ngga nyantai banget, kenapa ya dia?"

Sambung Mama Tena yang kebingungan melihat Echa telat pulang dari kantor, dan terlihat menahan marah serta malu, sembari menghentakkan kaki saat berjalan.

Mama yang ingin menegur dan mengomeli Echa karena pulang telat tapi tak memberi kabar pun mengurungkan niatnya.

"Kamu diem dulu sayang, biar aku yang urus!" Ucap Johnny menggebu seakan ada yang mengajaknya perang.

"O-okeyyy" Walaupun Mama Tena tak paham tapi tetap menuruti suaminya.

Akhirnya Johnny menuju ke kamar Echa dengan Mama Tena yang mengekori.

Tok Tok Tok

"Iya Ma?" Jawab Echa dari dalam kamar.

"Ini Papa!"

"Huwih!" Mama terkejut dengan jawaban Papa Johnny yang penuh dengan aura mematikan di sekitarnya, Mama sampai mundur satu langkah.

"Ah iya Pa sebentar lagi ganti baju."

Mereka tetap menunggu di depan pintu kamar Echa, sampai akhirnya Echa keluar dan belum sempat ia bertanya ada apa, Papa sudah mendahului angkat bicara.

"Turun! Kita bicara di bawah." Ajakan Papa begitu tegas, dan setelahnya Papa turun meninggalkan Mama bersama Echa yang saling pandang antara heran, bingung, dan takut.

Ada apa ini? Batin keduanya.

"Duduk" Johnny berkata dengan sangat datar pemirsa -_-

Echa dan Mama duduk bersebelahan menahan gugup.

"Mama duduk di samping Papa." Perintah Johnny kepada sang istri.

"Fyuuuh~" Mama menghela nafas lega sambil mengusap dadanya, lalu pindah duduk disebelah Papa.

Kenapa mama lega? Karena jika duduk di depan Papa berarti dia orang yang akan Papa sidang dalam keadaan mencekam seperti saat ini.

Echa tak rela ditinggal Mama sendirian, sementara Mama Tena hanya bisa menepuk pelan pundak anak cantiknya beberapa kali guna memberi semangat dan tersenyum seakan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

"A-ada apa ya Pa?" Tanya Echa pelan yang memberanikan diri untuk menatap Johnny.

"Jawab pertanyaan Papa dengan jujur." Tegas Johnny dan memberi penekanan pada kata 'jujur' diakhir kalimat.

"Iya tapi apa dulu? Kok kayak pertanyaan mau masuk sekte gitu Papa ih serem tau!" Echa berusaha sedikit mencairkan suasana.

"ECHA, PAPA GAK LAGI BERCANDA!"

𝗗𝗨𝗥𝗘𝗡 (Duda Keren) -JaehyuckWhere stories live. Discover now