【1】

74 13 1
                                    

Tunjukkan rasa suka kalian terhadap cerita ini dengan vote & comment. Terima kasih <3

💌 🍽️ 💌

Rasanya males banget untuk sekedar bangkit dari ranjang. Yah, meskipun kamar ini jauh lebih kecil dari kamar gue di rumah Papa dan Mama, gue cukup nyaman tidur-tiduran di sini.

"Lia," panggil Kak Yuju dari ambang pintu kamar. "Mama mau ngomong sama kamu."

"Aduh... Bilang aja aku lagi tidur, Kak. Males diceramahin."

Kak Yuju ternyata setega itu. Ia langsung menarik selimut yang membungkus tubuh gue.

"Udah siang begini masih aja gelepakan di kasur."

Ponsel Kak Yuju yang masih tersambung panggilan telepon dengan Mama disodorkan ke gue.

"Halo, Ma. Kenapa?"

"Lia besok sekolah, kan? Belajar yang bener, ya?"

"Iya, Ma."

"Jangan repotin kakak-kakak di sana. Jangan nakal, ya?"

"Iyaaa..."

"Kalau mau main keluar sama temen, izin dulu sama kakak-kakak. Awas kalau sampe-"

"Iya, Maaa... Udah, ya. Lia mau siap-siapin barang buat sekolah. Dadah, Mama."

"Heh, Choi Lia! Mama belum selesai-"

Panggilan telepon itu segera gue matiin, lalu ponselnya gue kembalikan ke Kak Yuju.

"Mama ngomong apa?" tanya kakak tertua gue itu.

"Biasa, ceramah."

Kak Yuju menoyor jidat gue. Katanya gue emang pantes diceramahin.

"Kamu kan udah SMA. Bisa, gak, dewasa sedikit?"

"Apa, sih, Kak? Lia kurang dewasa apa lagi?"

Kak Yuju mengacungkan telunjuknya pada gundukan barang-barang gue yang tergeletak di lantai. Matanya menatap gue dengan tajam.

"Oh... Ya, nanti juga kuberesin, Kak."

"Kapan? Kamu pindah ke sini udah dari minggu lalu, itu gunung sampah gak pernah disentuh. Main digeletakin doang."

"Hehehe... Nanti sore kuberesin."

Kak Yuju mendengus kesal. "Kakak mau pergi. Nanti Kakak suruh Hyunsuk ngecek kamar kamu, udah diberesin apa belum." Ia lalu berjalan keluar dari kamar gue.

Ah, lega. Untung aja gak dimarahin lebih lanjut sama kakak gue yang satu itu. Kalau soal Kak Hyunsuk sih, gue gak takut. Dia bisa gue ajak kompromi, gak kayak Kak Yuju yang galaknya melebihi Kak Ros dari serial Upin dan Ipin.

Badan ini rasanya kaku juga kalau terus berbaring. Gue berjalan ke arah jendela, lalu ngintip ke luar.

Gak ada sesuatu yang spesial dari kota ini, Seoulkarta. Kota besar tempat kedua kakak gue kuliah ini memang memiliki universitas ternama, jadi orangtua gue mengirim gue untuk sekolah di sini. Mereka berharap gue juga bisa dapet beasiswa kayak kakak-kakak gue.

Ini bukan kehendak gue, tentunya. Yang gue mau hanya hidup nyaman di rumah, di kota asal gue sendiri. Di sini terlalu macet, berpolusi, dan jarang gue temukan taman. Gue heran, kenapa Kak Yuju dan Kak Hyunsuk betah di rumah kontrakan ini?

Karena bosan, gue pun memutuskan untuk keluar rumah sejenak. Gak usah dandan rapi-rapi, cukup nyisir dan nguncir rambut.

"Kak, Lia mau pergi dulu," ucap gue pada punggung Kak Hyunsuk sembari menuruni tangga.

¹ Beli Siomay Sepiring! | Lia x JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang