✾ chapter 9 ✾

2.8K 262 3
                                    

Terkadang orang lain hanya ingin tahu apa yang kita alami,
bukan benar-benar peduli.

❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆ₳Đł₦₲ ◃:✮.❃

⋇⋆✦⋆⋇ 

Mungkin, memaafkan adalah hal yang mudah dilakukan oleh sebagian orang. Namun, hal-hal yang menyakitkan itu sangat susah dilupakan.

Sama halnya dengan Clara, Gadis itu telah memaafkan Doni dan Karina. Namun, apa yang telah mereka lakukan kepadanya tak akan bisa ia lupakan.

Bagaimana mereka bisa mengkhianati kepercayaan dari Clara setelah apa yang telah mereka lalui bersama?

Clara tersenyum saat mengingat masa-masa SMP dengan Karina. Dulu, Karina adalah seorang gadis nerd yang sering di-bully, dan dengan uluran tangan Clara, Karina mulai berubah menjadi sosok yang tak mau ditindas. Masalah ekonomi keluarga Karina tertolong juga berkat bantuan dari Clara.

Bersama Doni, dulu laki-laki itu adalah sosok paling menyebalkan bagi Clara. Awal pertemuan mereka pun didasari oleh unsur ketidaksengajaan. Kisahnya dimulai saat Clara memesan es doger di kantin sekolah milik Pak Geri. Saat itu, stand es doger milik Pak Geri sangat ramai karena cuaca sedang panas,dan mau tidak mau ia harus mengantri. Setelah lama menanti, tibalah giliran Clara mendapatkan es doger itu. Namun, dengan santainya Doni mengambil jatah es doger Clara dan meminumnya hingga tandas tak tersisa. Karena kemarahan Clara yang menurut Doni lucu, hampir setiap saat Doni mengganggu Clara dengan tujuan agar gadis itu kesal.

Dua tahun berlalu dengan Doni yang selalu mengganggunya, timbul sebuah perasaan di antara mereka. Entah, perasaan apa yang Clara rasakan. Tapi, perasaan itu berbeda dengan apa yang Clara rasakan dengan Reno saat ini.

"Mereka tega khianatin gue setelah apa yang udah kita lalui bareng-bareng," ucap Clara membuat Reno yang ada di sampingnya menatap Clara heran.

Sedari tadi, Reno memberikan soal-soal latihan yang Clara kerjakan untuk persiapan ujian. Reno melirik kertas soal-soal itu. Benar saja, Clara belum mengerjakan satu pun soal yang ada di kertas itu.

"Kamu kenapa, Ra?" tanyanya sambil menepuk pelan bahu Clara, membuat gadis itu tersentak.

"Eh, nggak papa."

"Masalah jangan dipendem. Terkadang kamu perlu membagi kesedihan dan masalah kamu dengan orang lain."

"Untuk apa? Terkadang orang lain hanya ingin tahu apa yang kita alami, bukan benar-benar peduli."

"Terlepas dari mereka peduli atau tidak, itu bukan masalah kamu. Yang penting beban kamu berkurang."

Clara tersenyum, lalu merebut kertas contoh-contoh soal yang akan ia kerjakan.

"I'm okay. Cukup lo di sini temani gue belajar. Gue harap, lo bukan pengkhianat kayak mereka."

"Of course, Baby."

Entah apa yang timbul dalam perasaan mereka saat ini. Yang jelas, mereka merasakan hal yang sama satu sama lain.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Ujian sekolah adalah hal yang paling ditunggu oleh sebagian kecil siswa, dan hal yang mendebarkan serta menyusahkan bagi sebagian besarnya.

Bagaimana tidak? Hal itu menunjukkan bagaimana hasil dari keseriusan siswa dalam belajar. Selain itu, ujian juga sebagai penentu lulus atau tidaknya mereka dalam belajar.

Clara telah belajar keras selama ini demi nilai yang baik supaya ia bisa masuk kuliah kedokteran. Ia juga akan berusaha keras untuk mengerjakan soal-soal latihan itu dengan baik. Hasilnya, akan ia serahkan kepada Tuhan.

Hari ini, ujian pertama akan dilaksanakan. Clara duduk dengan tidak tenang di samping Reno. Sedari tadi, tangannya berkeringat karena gugup.

"Jangan panik gitu, rileks. Kamu udah berusaha keras. Saya yakin, kamu pasti bisa," ucap Reno menggenggam erat tangan Clara dan memenangkannya.

Clara mengangguk dan tersenyum manis. Ia sangat berterima kasih kepada ayahnya karena telah mendatangkan seorang bodyguard yang tidak hanya berperan sebagai sosok pelindung, tapi juga sosok pahlawan dalam hidup Clara.

.

.

.

.

.

Yakin gak suka part ini?

Maaf, karena lagi gak mood nulis.

Jangan lupa vote dan komen ya😉

Salam

Dita Lestari

My Handsome Bodyguard (TAMAT) Where stories live. Discover now