✾ chapter 21 ✾

3.1K 193 4
                                    

Terima kasih telah singgah untuk memberikan cinta dan luka secara bersamaan.

❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆĐł₦₲ ◃:✮.❃

⋇⋆✦⋆⋇ 

Pagi ini, Clara akan berkunjung ke rumah sakit. Hujan deras sama sekali tak menyurutkan niatnya untuk pergi ke sana. Mungkin, jiwanya ada. Tapi, Clara terlihat seperti mayat hidup sekarang. Wajahnya pucat pasi, matanya bengkak serta kantung mata berwarna hitam menghiasi matanya.

Sejak pulang dari makam Reno, Clara sama sekali tidak makan. Gadis itu mengurung diri di kamar dan menangis sambil memeluk fotonya dengan Reno.

Berbagai cara telah Bara lakukan untuk membujuk putrinya makan, namun semua usahanya sia-sia. Saat melihat putrinya pagi-pagi telah rapi untuk mengunjungi Karina di rumah sakit, hatinya sedikit lega.

"Ayah, Clara pamit," ucapnya singkat tanpa gairah semangat membuat Bara tersenyum kecut.

"Hati-hati, ya, Nak. Kamu nggak mau sarapan dulu?" tanya Bara membuat Clara menggeleng, pandangannya kosong, lalu dengan lunglai ia berjalan menuju taksi online yang telah ia pesan sebelumnya.

Setelah kepergian Clara, Bara mengembuskan berat napasnya.

Ayah nggak nyangka kamu bakal rasain apa yang pernah Ayah alami, Nak. Berada di tingkat terendah hidup kita karena kehilangan orang yang kita sayang, batinnya sambil mengusap sudut matanya yang mulai berair.

Sementara di tempat lain, Clara dengan tatapan sayunya menatap foto-fotonya dengan Reno yang ia ambil akhir-akhir ini.

Air matanya menetes begitu saja seiring dengan rasa rindu yang muncul di hatinya. Sesak, sakit, kecewa, sedih, serta penyesalan berkumpul menjadi satu. Ia sangat rindu dengan laki-laki itu, meskipun tak sehari pun ia lupakan untuk mengunjungi makam Reno. Percayalah, merindukan sosok seseorang yang berbeda alam dengan kita itu lebih menyakitkan daripada putus cinta.

Ia menyesal pernah menyianyiakan kehadiran Reno selama beberapa waktu. Andai waktu bisa diputar kembali, ia tak akan pernah sekali pun memalingkan muka dari laki-laki itu.

Tanpa terasa, taksi online yang ia tumpangi telah sampai di depan rumah sakit milik ayahnya, tempat Karina dirawat.

"Mbak, ini sudah sampai," ucap driver karena menyadari penumpangnya sedari tadi sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Clara menoleh, lalu ia mengamati keadaan sekitar memastikan ia benar-benar telah sampai di rumah sakit.

"Makasih, ya, Pak."

Saat Clara ingin membuka pintu, driver taksi online menanyakan sesuatu yang membuatnya mengurungkan niatnya.

"Lagi putus cinta, ya, Mbak?"

"Lebih dari sekedar putus cinta, Pak. Calon suami saya meninggal dan sahabat saya koma, tepat di hari pernikahan saya," jawabnya sambil tersenyum simpul, namun air mata tak henti mengalir di pipinya.

"Kuncinya hanya satu, Mbak, ikhlas. Saya juga pernah mengalami hal yang sama, istri dan anak saya meninggal bersamaan saat istri saya berjuang melahirkan dia, bersamaan dengan itu, ibu dan ayah saya juga meninggal karena kecelakaan menuju ke rumah sakit. Hidup saya berasa hancur saat itu. awalnya saya ingin mengakhiri hidup saya, tapi saya sadar, saya masih memiliki anak pertama saya yang masih membutuhkan saya."

My Handsome Bodyguard (TAMAT) Where stories live. Discover now