"Jangan pergi kesana! Itu adalah area terlarang, jika kau pergi kesana, kau takkan pernah bisa kembali."
Kira-kira seperti itulah ucapan rakyat sekitar mengenai area terlarang. Area terlarang itu ada didalam hutan, dibatasi oleh rimbunnya pohon bam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
° ° °
Cahaya rembulan bersembunyi dibalik pekatnya awan hitam. Batang pohon yang dipenuhi daun-daun itu melambai ditengah kegelapan malam.
Angin tak juga berhenti berembus. Bulan menyendiri, bintang-bintang tak terlihat disampingnya. Bahkan para binatang pun terdiam, seolah bosan untuk bersuara.
Derit jendela terdengar sangat nyaring ditengah keheningan ini. Daun jendela yang saling bertabrakan karena angin yang bertiup kencang membuat Aireena tersadar.
Gelap. Saat ia membuka matanya.
Aireena tak bisa melihat apapun. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai matanya menangkap cahaya bulan yang mengintip diantara celah jendela yang terbuka.
Angin malam semakin terasa menusuk kulitnya. Ia menarik selimut lebih tinggi lagi, beberapa detik kemudian ia menyibakkan selimutnya kelantai, setelah menyadari selimut itu bukan miliknya.
Aireena mencoba mengingat kejadian beberapa jam kebelakang. Jika dugaannya tidak salah, maka kini ia berada didalam kastil tersembunyi itu.
Dengan penuh waspada, ia mencoba untuk turun dari kasur.
Kakinya terus melangkah mendekati cahaya. Tanpa ia sadari tubuhnya menyenggol sebuah benda pecah belah yang ia duga adalah guci.
Aireena mencoba meraba pecahan yang berserakan dilantai.
Tak lama kemudian, ia mendengar derap langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat. Lalu ia menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar.
Terlihat dua orang laki-laki asing di ambang pintu. Sontak Aireena langsung bangkit dengan wajah tegang, tangannya sedikit gemetar ketakutan.
"Tuan putri, anda baik-baik saja?"
Laki-laki berambut blonde mendekat ke arah Aireena.