Bagian Sebelas

538 60 12
                                    

Hi, how r u? ^^

Enjoy and have a nice day! -una


♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°  °  °

Suara ranting-ranting pohon yang terinjak terdengar sangat renyah ditelinga. Langit berwarna biru cerah dan terang. Udara yang menyapa kulit Aireena terasa sejuk. Rumput-rumput hijau di sekeliling sudah setinggi betisnya, membuat ia dan yang lainnya sedikit sulit berjalan dengan leluasa. Haechan yang berjalan paling depan mengambil ranting pohon yang tergeletak untuk menepis rerumputan didepannya.

"Jadi, bagaimana bisa Tuan Putri tergelincir ke danau?" Mark memecah keheningan dengan pertanyaan yang membuat Renjun mengangkat sudut bibirnya, terlihat seperti menahan untuk tidak tertawa.

Haechan yang mendengar itu berbalik badan sambil tetap melangkah mundur, "kau tidak perlu tahu, Mark." Haechan menjawab dengan ketus.

"Sudah pasti itu ulah jahilmu, kan?" tebak Mark delngan nada meledek.

Kemudian ia menoleh ke arah Aireena, yang langsung dibalas senyuman lembut dari Aireena.

"Hei, mana mungkin aku berani seperti itu pada Tuan Putri, jika aku menceritakannya kau pun tidak akan percaya," dengus Haechan.

"Apa kau melihat ada buaya didalam danau? Lalu kau ketakutan dan tidak sengaja mendorong Tuan Putri, iya kan?" Mark masih tetap menggoda Haechan.

"Bukan!" Haechan menghentikan langkahnya secara mendadak membuat Mark tak sengaja menabrak Renjun. L

Renjun langsung menatap tajam kearah keduanya.

"Bukan buaya, tapi seekor naga!" lanjut Haechan dengan suara yang lantang.

Mark langsung menatap kearah Renjun dan Aireena secara bergantian. Sedetik kemudian Mark tertawa nyaring sambil memegangi perutnya, sedangkan Renjun hanya menggeleng kepalanya.

Pernyataan yang tak masuk akal secara natural terucap begitu saja dari mulut Haechan denlgan nada bicara dan mimik wajah yang serius, membuat Aireena pun tertawa.

"Sudah kubilang kau tidak akan percaya," ujar Haechan dengan lesu sambil kembali melangkah.

"Bahkan anak kecil pun tak akan percaya mendengarnya, danau disana kan sangat kecil, mungkin hanya cukup untuk ekornya naga," ledek Mark dengan sisa-sisa tawanya.

"Kau harusnya mendengarkan sampai habis dulu, aku tak pernah bilang naganya besar, naganya memang kecil, seperti baru menetas dari telur," jawalb Haechan tak mau kalah.

Hidden CastleWhere stories live. Discover now