Underground Mission | 9

122 39 4
                                    

Brak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brak!

"Bang gawat bang, plis bantuin kita!" Lino berteriak rusuh setelah membuka pintu dengan kasar. Enam orang yang ada di dalam melongo akibat ulahnya. Di belakangnya ada Juyeon yang tak kalah rusuhnya dengan Lino.

"Hei Juyeon happy birthday, gue baru aja mau—"

Juyeon buru-buru menghampiri Yuta dan membungkam mulutnya. "Stts diam ada yang lebih penting!"

"Hei santai dulu dong. Kalian kenapa? Coba ceritain pelan-pelan jangan kayak orang kesetanan gini." Joshua menyodorkan segelas air putih pada Lino yang duduk ngos-ngosan.

"Pak Siwon dia di tangkap sama polisi," ungkapnya.

"Terus kalau di tangkep polisi kenapa?"

Juyeon menghentakkan kakinya berulang kali, dia teramat kesal. "Dia di tangkap gara-gara kasus narkoba bang, cepet bang Yuta sama bang Jeonghan ke kantor polisi!"

"Kok nyuruh? Gue lagi nggak ada kerjaan ye!"

"Bang plis, pak Siwon dapet narkobanya dari kita, dia juga tau kalau kita pengedar narkoba. Gue nggak mau di depan dari sekolah dan harus nge dekem di penjara, plis bantuin kita." Jelas Lino dengan satu tarikan nafas.

Taeyong kaget mendengarnya. "Kok bisa pak Siwon tau sih?"

Juyeon mulai menceritakan detail kenapa mereka bisa ketahuan juga ketika mereka di desak oleh Siwon untuk mengaku. Juyeon sebenarnya takut kalau enam manusia di dalam ruangan ini akan marah terlebih lagi Yuta yang kini sudah mencengkram kerah bajunya.

"Kalian kan bisa nggak ngaku, bego atau gimana sih!" bentak Yuta.

"Maaf bang." Hanya kata itu yang bisa di ucapkan Juyeon.

Jeonghan menghampiri Yuta, menarik lelaki berdarah tersebut menjauh dari Juyeon. "Sorry Juy."

Bugh!

"Yuta!"

Iya, Yuta nonjok muka Juyeon sebelum ia keluar dari ruangan di ikuti Jeonghan. Juyeon sendiri meringis, di hari ulang tahunnya ia mendapat kado tonjokan gratis dari Yuta. Asli perih, sudut bibirnya berdarah.

Seungcheol menuntun Juyeon agar duduk berdua dengan Lino. Ia menepuk pundak anak itu sambil tersenyum cerah. "Gak papa Juy, jangan lo pikirin. Percaya sama Jeonghan Yuta ya, mungkin tadi Yuta kebawa emosi maklumin aja ya."

"Lupain masalah itu sejenak, gue mau ngomong serius sama kalian," kata Taeyong.

"Apaan bang?" tanya Lino.

"Kalian ingat nggak misi yang waktu itu kita tunda?" Keduanya mengangguki pertanyaan Taeyong. "Gue pengen kalian bertiga jalanin misinya malam ini juga!"

"Tapi Jungwoo lagi—"

Johnny memotong ucapan Lino. "Nggak ada tapi-tapian pokoknya dua kotak itu harus udah ada di tangan kita besok. Nanti malam habis Maghrib gue samperin ke apartemen kalian bertiga."

"Kalian masih ada waktu buat siap-siap. Jangan pikirin tentang narkoba itu, kita yang bakal urus dan kita jamin kalian bakal aman. Dan jangan lupa kalau butuh bantuan hubungi kita." kata Joshua.

Walau dalam hati bimbang setengah mati, Juyeon dan Lino tetap mengangguk.

"Yaudah, kalian mau pulang? Gue bakal anter." tawar Seungcheol.

Lagi dan lagi keduannya hanya mengangguk.

"Btw Juy, happy birthday bro. Ini kado dari kita buat lo." Taeyong mengambil kotak kado berukuran sedang, Juyeon tersenyum sambil mengucapkan terimakasih banyak pada Taeyong. Walau sebenarnya dia udah nggak peduli tentang kado dan ucapan selamat ulang tahun, otaknya overthinking untuk saat ini.

"Kok pulang duluan sih?" tanya Jungwoo melihat dua temannya masuk kamar dengan lesu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok pulang duluan sih?" tanya Jungwoo melihat dua temannya masuk kamar dengan lesu.

Juyeon males jawab, ia melempar asal kado yang di berikan Taeyong tadi. Tubuhnya tanggung ambruk ke ranjang, muka Juyeon persis banget kayak orang frustasi berbeda dengan Lino yang lebih tenang.

"Pak Siwon ketangkep polisi," jawab Lino pelan.

Mata Jungwoo membelalak kaget, "Loh anjir gimana nasib kita nanti."

"Gue nggak tau Jung, tadi bang Jeonghan sama bang Yuta lagi pergi ke kantor polisi. Berdoa aja semoga kita bisa aman." ucap Lino sambil merebahkan tubuhnya ke kasur, capek tadi habis lari-larian ke tempat kerja Taeyong.

"Asli gue jadi pengen berhenti dari pekerjaan ini. Udah capek banget ngelakuin banyak dosa." Kata Juyeon.

"Sama Juy," sahut Jungwoo.

"Anggap aja ini balas budi. Bukannya itu kalimat yang pernah lo ucapin Jung? kenapa sekarang malah lo pengen berhenti. Kita emang nggak seharusnya ikut campur urusan bang Taeyong waktu itu. Padahal bang Taeyong sama yang lain udah ngelarang tapi kita bandel banget keknya." kata Lino panjang lebar.

Jungwoo sedikit tak suka dengan kalimat awal yang di ucapkan Lino yang terdengar menyalahkannya. "Tapi kita emang harus balas budi kan?"

"Iya gue tau, gue juga pengen nggak ngerepotin mereka lagi. Gue pengen banget ngasih imbalan gitu ke mereka yang mau biayain hidup kita cuma-cuma. Tapi ya gue sadar kalau kita masih belum apa-apa." Lino menghela nafas kasar.

"Ya makannya jalan satu-satunya kita harus bantu mereka jual barang haram atau bunuh orang." Jungwoo tersenyum miris, dosanya udah menumpuk.

Juyeon bangkit. "Udah-udah, mending kita siapin buat nanti malem."

"Ngapain?"

"Jalanin misi yang waktu itu di tunda," jawab Juyeon.

Lino nepuk pundak Jungwoo. "Kalo lo masih ngerasa meriang gak usah ikut biar gue sama Juyeon aja."

"Mana bisa gitu gue harus ikut! Persetan sama meriang," jawab Jungwoo.

Tbc

Long time no see, semoga masih ada yang baca ya. Jangan lupa vote dan komen.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Underground Mission | 98lineWhere stories live. Discover now