[BONCHAP] LOOK BACK, SEE WHAT WHE BECAME

203 49 16
                                    

a.n
janji deh ini bab terakhir.
dengerin lagunya euy dengerin.

***

February, 20xx

Hitomi keluar dari kantor bersama teman-temannya, mereka berencana akan minum kopi sebentar sebelum lanjut bekerja lagi.

"Selamat datang di-"

"Winter?" Hitomi mengangkat alis menyadari pelayan kafe yang menyambutnya.

"Winter kok?"

Winter menyunggingkan senyum, "hai Tom, mau pesan apa?"

Oke Hitomi tidak berpikir akan mendapatkan kejutan seperti ini. Maksudnya, hei, ini Winter! Top 4 nya sekolah!

Harusnya sekarang Winter ada di gedung PBB--seperti yang pernah dikatakannya pada Hitomi dahulu kala, atau berada di tempat-tempat hebat lainnya. Kenapa Winter bisa berakhir disini?

"Hitomi?" tanya teman-temannya.

Teman-temannya sudah memesan, tinggal Hitomi yang masih termenung.

"Oh iya! Affogato satu."

Winter mengangguk, memberikan pesanan pada temannya yang lain sedangkan ia mulai menghitungkan total pembelian Hitomi dan teman-temannya.

***

"Jadwalnya padat sekali, saya juga baru bisa duduk dan minum kopi sekarang," balas Asahi pada lawan bicaranya.

Pesawatnya baru mendarat di Jakarta sekitar beberapa waktu yang lalu, dan ia memanfaatkan waktu istirahatnya yang sebentar itu untuk sekedar ngopi-ngopi santai bersama rekan kerjanya, dan kebetulan Winter dulu memberitahunya bahwa ia bekerja di salah satu kafe.

Iya, dulu Winter sempat meminta tolong pada Asahi ketika keluarganya terpuruk, dan Asahi tentunya menolongnya.

Itu cukup menyadarkan Asahi bahwa hidup itu bukan novel fiksi, dimana anak-anak yang pintar akan selalu kaya dan cantik lalu mendapatkan pekerjaan yang baik. Meskipun sepertinya Winter tidak terlihat seperti orang yang akan jatuh miskin, tapi siapa yang tahu bagaimana dunia berjalan?

Sukurlah sekarang Winter sudah mendapatkan pekerjaan yang baik. Asahi senang mendengarnya, senang juga melihat Winter setidaknya kelihatan lebih baik sekarang.

"Pak Asahi," kata rekan kerjanya. Asahi mengangkat alis.

"Kenapa?"

"Itu, sepertinya ada yang memperhatikan bapak."

***

Hitomi, bersama satu botol plastik berisi affogato dan handphone di tangannya, tersenyum ke arah Asahi.

"Apa kabar?"

Asahi mengangkat bahu, "baik, sepertinya."

"Kita nggak pernah main tebak-tebakan lagi, nggak pernah ketemu lagi, sekarang kamu tinggi banget ya?" kata Hitomi sambil tertawa.

"Dari dulu sudah tinggi, kamu yang tidak sadar."

Pembicaraannya terlalu canggung, padahal mereka hanya tidak bertemu enam tahun, atau mungkin lebih? Entahlah.

"Apa kabar orang rumah?" tanya Asahi.

"Sehat. Apa kabar teman-teman? Somi? Mashiho?" balas Hitomi.

"Baik semua. Daehwi Somi kemarin menang acara desainer . . . aduh apalah namanya itu, sempet trending di youtube. Udah liat?"

Hitomi menggeleng, Asahi lalu menepuk bahunya, "liat deh. Chaos banget tempatnya. Saya pikir Somi nanti mendadak keluar dengan alis tebel kayak syahrini, eh ternyata hasilnya bagus."

"Iya, nanti kulihat."

Hitomi baru saja membuka mulut ketika tiba-tiba handphone Asahi berbunyi dan menampakkan notifikasi seseorang dengan tulisan '❤'.

Oh, ternyata begitu. Baiklah.

"Kalau ada waktu nanti Hitomi sempetin pulang, nanti kita main tebak-tebakan lagi."

"Coba, penyanyi apa yang hobi mengusir orang?" Asahi menampakkan senyumannya sebelum menambahkan kata-kata legendarisnya--

"Ayo, kan kamu yang membuat tebak-tebakannya. Jangan menyerah, Belanda masih jauh."

--kemudian Hitomi menempeleng kepalanya, dengan pelan tentu saja.

Hitomi masih ingat jawabannya, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, karena setelah hari dimana ia memberikan pertanyaan itu dia menulisnya besar-besar di kertas A4 lalu menempelnya di dinding.

Bahkan semua tebakan mereka ada di notes ponsel Hitomi.

Itu, yang Asahi tidak tahu.

"Sodaraku, Mbakyu IH SANA Sarasvati."

Mereka berdua lalu tertawa, seolah-olah mereka tidak pernah tertawa sebelumnya.

Kalau diingat lagi oleh Hitomi sekarang, masa mudanya diisi oleh tertawa dan tertawa dan berteman. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba ia sudah menjadi orang dewasa saja.

Teman-teman Hitomi keluar, melambai-lambaikan tangan kearah Hitomi mengingatkan bahwa waktu istirahat mereka akan segera selesai, sedangkan Asahi akan segera menuju tempat rapat berikutnya.

Mereka saling pandang.

"Well, saya rasa sampai sini saja."

Hitomi mengangguk, "Iya, sampai jumpa lagi."

Asahi mengambil langkah pertama untuk berjalan pergi ke arah berlawanan dari tempatnya berdiri bersama Hitomi. Hitomi menoleh ke belakang.

Asahi tidak ragu-ragu. Asahi langsung pergi.

Hitomi akhirnya mengambil langkah pergi juga, mengejar teman-temannya yang sudah pergi meninggalkannya sambil menenteng affogato yang sudah mencair di tangannya.









































But little does she knows, Asahi menoleh ke belakang untuk terakhir kalinya, sekedar untuk melihat gadisnya berjalan pergi dengan bahagia.

Lalu, cerita ini selesai.

Lalu, cerita ini selesai

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

a.n.
ini happy ending kok.
yaaaa . . .  happy ending versi aku.
kalau kalian nonton drama tvN kalian pasti tahu 
referensi chapter ini darimana.

terima kasih sudah mampir
terima kasih sudah membaca
jangan lupa baca ceritaku yang lain

see you in another world.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Jul 08, 2021 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

[✓] you're still awake? || asahitomiKde žijí příběhy. Začni objevovat