9. Don't have any time

1.2K 300 10
                                    

" Lucas lo ga papa? "

Kedatangan Hendery juga Xiaojun di rumah sakit membuat beberapa orang yang sudah disana sejak tadi sedikit menyingkir, memberi ruang untuk dua manusia itu mengintrogasi atau mengkhawatirkan Lucas.

" Kakinya patah lagi, kali ini lebih parah. " sahut Winwin.

" Kenapa bisa, sih? " Xiaojun menoleh, menatap yang lain.

" Lucas bilang dia ketemu orang yang ngebunuh Johnny sama Jaemin, tapi dia jatoh karena kakinya belum sepenuhnya sembuh. " jelas Kun.

Hendery menghela nafas sedih kesal juga kecewa. Kalau saja ia disana waktu itu, ia pastikan orang itu akan di tangkapnya.

" Cas, kita keluar dulu. Lo istirahat, ya? Kata dokter tadi suruh banyak istirahat kan. "

Jaehyun tersenyum manis. Setelah mendapat anggukan pelan dari Lucas mereka berjalan beriringan keluar ruangan. Memilih untuk duduk di depan.

" Lucas trauma ga, ya? " semua atensi kini beralih pada Yuta.

" Pasti ga sih. Dia ketemu orang yang ngebunuh temen sendiri, juga jasad Johnny sama Jaemin. " sahut Jungwoo.

" Pemakaman Bang Johnny sama Jaemin gimana? " Jaehyun ganti bertanya.

" Kita nunggu yang lain balik, gantian. Biar ada yang nemenin Lucas juga. " jawab Jungwoo. Yang lain mengangguk setuju.

Di rumah sakit saat ini ada Yuta, Kun, Winwin, Jaehyun, Jungwoo, Xiaojun juga Hendery. Yang lain ikut ke pemakaman Johnny sama Jaemin.











" Bareng, ya? "

Renjun memutar mata malas, setelahnya ia hanya mengangguk pasrah. Membuat Haechan memekik senang. Bareng naik bus, dalam maksud lain minta di bayarin. Haechan lupa membawa dompet.

Berangkat tadi dia nebeng Jeno.

" Ga percaya gue Bang Jaemin juga nyusul gini.. " Jisung mensejajarkan langkahnya dengan Renjun maupun Haechan.

" Ga ada yang tau juga kalau mereka bakal pergi, secepet ini. " ujar Haechan, tangannya bergerak merangkul bocah yang lebih muda darinya.

" Bang, kenapa ada aja sih? Ga masuk akal tau semua ini. Banyak yang meninggal dalam waktu berdekatan bukan hal normal loh. "

Haechan mengangguk pelan. Ia bisa melihat raut ketakutan diwajah si Park.

" Tenang aja. Kita bakal cari siapa yang berani bikin mereka jadi kaya gini. Mulai sekarang, lo sama gue. Jangan jauh-jauh. "

Jisung mengangguk, meski rasa takut masih mendominasi namun perkataan Haechan sedikit memberi ketenangan.












" Liat Winwin ga? "

Yuta yang tadinya mondar-mandir didepan ruangan Lucas langsung bertanya begitu melihat Jaehyun dan Kun yang baru saja datang dari kantin.

Mereka sebentar lagi mau ke makan Johnny sama Jaemin. Yang lain sudah pergi, kecualai Jaehyun, Kun, Yuta dan Winwin. Kini masalahnya si lelaki China bernama asli Dong Sicheng itu menghilang.

" Bukannya sama lo, Bang? " Jaehyun nampak bingung, ditambah melihat raut wajah khawatir Yuta.

" Dia tadi pamit ke kamar mandi, tapi belum balik juga. Udah gue susul, tapi ga ada! "

Jaehyun menarik nafas dalam-dalam, rahangnya mengeras. Masalah datang lagi, tidak bisakah ia bernafas dengan tenang?

" Kita cari Winwin sekarang. " final Jaehyun. Setelahnya mereka bertiga berpencar. Masing-masing pergi ke sudut yang berbeda demi menemukan Winwin.

Di tiap langkah, Jaehyun terus berdoa semoga sobat nya itu baik-baik saja. Dan semoga Tuhan mendengar doa nya.












Disela kesibukannya mencari keberadaan Winwin, Yuta dibuat penasaran dengan beberapa perawat juga orang yang berlari ke sebuah ruangan.

Karena melihat raut panik mereka, Yuta akhirnya berjalan mendekat. Lantas bertanya pada salah satu orang disana.

" Ada apa ini, Mas? "

" Di dalem ada orang, keracunan gas beracun. Ga tau gimana bisa masuk. Pintunya ke kunci dari dalam. " jawab pemuda yang Yuta tanyai.

Sebenarnya itu tak penting. Karena ia saat ini hanya akan fokus pada pencarian seorang Dong Sicheng. Namun, begitu ia melangkah menjauh, sosok yang di seret keluar oleh beberapa perawat membuat Yuta terdiam.

" Win! "

Iya, itu Winwin. Seorang yang keracunan gas beracun dan terkunci di dalam ruangan itu adalah Winwin alias Dong Sicheng. Sosoknya sudah terkapar lemas diatas dinginnya lantai.

Kulitnya pucat.

" Winwin lo kenapa?! " Yuta berjongkok, memangku kepala Winain di paha lantas menepuk-nepuk pipinya.

" Lo denger gue kan? Bangun Win jangan bikin panik!! "

Kerumunan orang semakin menjadi. Mereka menatap iba pada Yuta yang kehilangan sosok kawannya.

" Bang? "

Jaehyun datang bersama Kun, lantas berjongkok di samping Yuta. Kenapa bisa Winwin berada di sini? Keracunan gas? Siapa yang membawa juga membocorkan gas beracun didalam sana?

Keadaan Winwin sudah tak bernyawa. Ia terperangkap sekitar empat puluh lima menit. Dan gas beracun tersebut menyebar begitu cepat. Hingga masuk ke pernafasan dan merusak organnya.

Begitu caranya pergi.

















" Mark, apa yang udah lo lakuin? "

Lucas di buat merinding melihat Mark masuk ke ruangannya dengan senyum lebar di wajahnya.

" Nothing much. " pria Canada itu menggidikkan bahu, menyeret kursi ke dekat bangsal lantas mendudukinya.

" Cuma nyeret Winwin ke ruangan kosong, bocorin gas beracun, terus kunciin. Beres. "

Tentu saja ia terkejut. Bagaimana tidak? Seseorang yang baru melakukan hal keji kepada temannya bsia se santai ini bercerita bahkan menampakkan diri dihadapannya.

" Dude, you're crazy psycho.. " lirih Lucas.

" Lo kenapa sih, Mark? Atas dasar apa? " sambung Lucas, masih sangat tak percaya jika Mark yang sebenarnya seperti ini.

" I just want do it, that's problem? "


















" I don't have any time, hurry up! " East Java, 5 Juli 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" I don't have any time, hurry up! "
East Java, 5 Juli 2021

TRAGEDI [END]Where stories live. Discover now