11. Lee Jeno?

1.1K 281 11
                                    

" Jen, mau kemana? "

Jeno yang kala itu baru saja keluar dari kelas langsung berjalan menghampiri Lucas. Ia tak enak kalau harus membiarkan Lucas menghampirinya lebih dulu dengan keadaan kakinya yang belum pulih.

" Bang, kok lo masuk sih? Istirahat aja di rumah. " omel Jeno, tangannya bergerak membantu Lucas duduk di kursi.

" Yaelah. Mau jadi apa gue kalau gak masuk terus. Btw lo abis ini mau kemana? "

Si Lee hanya menggidikkan bahu. Bahkan ia tak tau tujuan hidupnya. Lucas tersenyum miris, tangannya bergerak merangkul bahu tegap Jeno.

" Gue tau lo kehilangan banget. Tapi lo ga boleh terpuruk gini. Gue liat-liat dua minggu ini lo diem aja. "

Jeno enggan menjawab. Bibirnya hanya mengulas senyum tipis yang rasanya sangat menyakitkan. 

Sudah berapa banyak kali ia kehilangan seseorang yang di sayangnya. Entah sudah berapa kali juga ia melamun dengan pikiran juga tatapan yang kosong.

" Bang, maaf ya.. "













Jeno dan Lucas berakhir di sebuah cafe dekat univ. Cafe dengan design modern yang sedang hits beberapa hari ini.

" Nih, "

Jeno yang baru saja mengambil pesanan meletakkannya diatas meja. Ia kembali duduk. Lantas diam menatap Lucas yang sibuk dengan tugasnya.

" Demi Tuhan, gue takut. Bang, maafin gue ya. "

Tanpa sepengetahuan Lucas, si Lee ini terus-terusan menatapnya lalu menghela nafas panjang. Jeno frustasi sendiri entah karena apa.

" Kenapa sih, Jen? " Lucas mendongak, memperhatikan Jeno beberapa saat.

Namun pertanyaannya hanya di balas gelengan pelan. Lucas tak mau ambil pusing, ia lebih memilih menyeruput latte pesanannya dan lanjut mengerjakan tugasnya.

Beberapa menit berlalu.

" Jen, gue ke kamar mandi dulu. "

" Gue temenin! "

Lucas menggeleng lantas beranjak dari duduknya. Jeno hanya bisa diam menatap tubuh jangkung Lucas yang semakin menjauh dan menghilang di balik dinding.

" Huh... "













Hampir tiga puluh menit. Menurutmu apa wajar seseorang ke kamar mandi selama ini? Jeno mengetuk-ngetuk ponselnya. Ia mengirim pesan kepada Lucas namun ia tak kunjung membalas.

" Lee Jeno.. lo gila " monolognya, lantas menjambak surai hitamnya sendiri.

Kakinya berlari cepat begitu saja setelah mengumpulkan niat. Tujuannya adalah kamar mandi pria.

Ia berhenti di depan pintu. Lantas menarik nafas dalam-dalam dan mulai melangkah masuk. Semua bilik nampak terbuka, tak terkecuali bilik di pojok sana.

Bedanya, sebuah kaki terjulur dari dalam. Jeno berjalan mendekat lantas menengok kedalam.

" B-Bang.. "

Wong Yukhei, alias Lucas. Lelaki itu ada di dalam sana. Dengan keadaan kulit yang memucat juga mulut yang mengeluarkan busa.

Jeno terpaku di tempatnya. Ia berusaha menelan ludah, namun sayangnya hal itu saja sangat sulit dilakukannya.

Kakinya mundur satu langkah. Lantas berjalan keluar.

" Tolong! "















" Saya tidak bisa memberitahu pastinya apa jenis racun itu namun racun itu tergolong racun yang paling berbahaya. Cairannya bahkan menyumbat pernafasan pasien dengan cepat. Dan sayangnya anda terlambat, Tuan. "

Jeno terduduk diatas dinginnya ubin lantai. Tangannya bergetar hebat.

" Lo gila Jeno lo gila! " ia memekik tertahan, tangannya ia gunakan untuk memukuli kepalanya sendiri.

" Gila, Lee Jeno lo gila!! "

" Jen! Jen lo kenapa?! "

Ia mendongak, dengan wajah yang sudah banjir air mata juga surai yang berantakan. Ia hanya bisa menatap Haechan dengan deru nafas yang tak teratur.

" Kenapa mukulin diri sendiri gitu sih? "

Pertanyaan mengintimidasi dari Haechan semakin membuatnya sulit bernafas. Dadanya tiba-tiba sesak. Air matanya mengalir deras membasahi pipi.

" Jeno udah, jangan nyakitin diri sendiri! " Haechan mencengkeram pergelangan Jeno kuat-kuat saat si empu bergerak kembali memukuli kepalanya.

Ada apa dengan Jeno?

" Lo harus tenang, Jen. Lo bakal di panggil polisi buat jadi saksi. Lo harus tenang.. "

" Hah? Kenapa? Siapa yang lapor polisi?! "

Haechan sedikit bingung mendengar Jeno yang bertanya seakan tak terima dengan semua.

" Bang Jaehyun. Kenapa? Kita emang harus lapor polisi Jen! Ada yang ngeracunin Bang Lucas! "

Haechan semakin tak paham dengan keadaan Jeno sekarang. Ia meringkuh, menjambak surainya erat-erat.

" Jen! Lo kenapa sih? Jangan bilang.. "

" Diem, gue mohon diem Haechan!! "

Jeno berteriak. Lantas kembali menangis. Kenapa ia kacau sekali? Haechan tau Jeno memang sudah kacau sejak kehilangan yang lain.

Namun kenapa kali ini ia nampak sangat sangat kacau? Kalau Haechan bisa bilang, Jeno nampak panik. Apalagi saat tau seseorang melaporkan kejadian Lucas ke polisi.

Jeno.. kau hanya diminta datang sebagai saksi, bukan pelaku.























" I'm sorry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" I'm sorry.. "
East Java, 9 Juli 2021

TRAGEDI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang