Prolog

36 9 2
                                    

Aku tidak pernah berpikir untuk berpacaran. Setiap melihat teman-temanku menelphone atau berbicara dengan pacar mereka, aku merasa aku sendirian. Bahkan ketika aku dan sahabatku-Seora-berkencan untuk merayakan UTS yang telah selesai kami lalui dengan sukses, aku mesti mengalah dan memberikan sisa kencan pada pacarnya yang tidak sengaja kami temui di tengah perjalanan menuju tempat kedua dari jadwal kencan kami.

Aku dengan sadar diri memberikan separuh waktu 'me time cewe-cewe' jadi kencan dadakan untuk Seora dan pacarnya_Hoseok_ lalu menjadikan diriku sendiri obat nyamuk diantara mereka. Walau pada akhirnya kami pulang dengan hati senang. Aku tidak terganggu dengan kehadiran Hoseok_laki-laki itu orang yang baik dan ramah_ tapi aku merasakan kalau posisiku terancam dan menyayangkan kalau aku masih sendirian.

Hingga suatu hari, aku bertemu dengan Namjoon sunbae lagi_dia seniorku di SMA_. Aku tidak tahu kalau dia kuliah di kampus yang sama denganku. Ternyata Namjoon Sunbae telah menyelesaikan cuti wajib militernya dan dia cukup terang-terangan mendekatiku_kata Seora_ padahal Seora tidak tahu saja kalau Namjoon Sunbae memang ramah pada semua orang. Dia cukup sering mendatangiku untuk hanya sekedar berbicara. Kadang menyapa, kadang dia menawarkan tumpangan pulang, kadang dia mengajakku hangout. Aku dan Namjoon Sunbae memulai semua kedekatan itu dengan begitu alamiah, sehingga aku tidak sadar kalau Namjoon Sunbae memang tertarik denganku.

Beberapa bulan kemudian kami berempat_aku, Namjoon Sunbae, Seora dan Hoseok_entah bagaimana berhasil pergi kencan ganda di hari Sabtu. Hari itu adalah hari ketika Namjoon Sunbae mempertegas hubungan kami.

*

Aku pikir, setelah mendapatkan pacar aku akan merasa tenang dan senang. Tapi, semua yang Namjoon Sunbae lakukan padaku rasanya hambar. Aku memang menerima Namjoon sunbae ketika dia menyatakan perasaannya padaku hanya karena aku juga ingin punya pacar, bukan karena aku menyukai Namjoon sunbae dan memandangnya sebagai laki-laki yang aku cintai. Aku selalu merasa bersalah tiap kali Namjoon Sunbae menciumku. Rasanya seperti aku sedang menipunya. Namjoon Sunbae selalu memperlakukanku dengan baik, dia juga pria yang berusaha memperlakukanku dengan romantis walau aku sadar sekarang kalau aku benci perlakuan romantis darinya.

Aku merasa frustrasi, tidak tahu harus membalas seperti apa perlakuan Namjoon Sunbae padaku. Dalam hubungan kami, aku hanya bertindak sebagai penerima dan mengikuti arusnya. Pada akhirnya aku berpura-pura kalau aku senang bersamanya hingga kedekatan kami dan interaksi kami sudah menjadi sebuah kebiasaan untukku. Untuk sampai pada tahap itu, cukup menguras banyak waktu.
Aku mulai merasa nyaman bersama Namjoon Sunbae ketika mendekati anniversary hubungan kami_1 tahun_ cukup lama tapi terasa singkat untuk membuatku memulai bertindak sebagai pihak pemberi juga untuk Namjoon Sunbae.

Hanya saja, setahun adalah waktu yang begitu lama bagi Namjoon Sunbae. Aku sadar kalau Namjoon Sunbae telah bosan pada hubungan sepihak ini, dia pada akhirnya tahu kalau aku menerimanya hanya karena aku ingin punya pacar bukan karena memiliki perasaan yang sama dengannya. Aku tahu kalau informasi itu Namjoon Sunbae dapatkan dari Hoseok, pacar Seora, karena aku pernah mengatakan hal ini pada Seora dan aku yakin dia memberitahu pacarnya.

Namjoon Sunbae memutuskan hubungan kami tepat ketika aku telah menyiapkan kejutan anniversary hubungan kami. Dia bahkan hanya menelphoneku, tidak datang ke apartemenku untuk membicarakan secara baik-baik padahal kalau dia datang, dia akan melihat semua hasil usahaku untuk hubungan kami. Aku membuat kue sendiri, aku menyiapkan balon ungkapan anniversary dan memesan cukup banyak makanan, bahkan aku telah membeli bikini baru kalau-kalau dia berniat menginap.

Hal yang paling bodohnya adalah, aku tidak mengatakan padanya kalau aku sudah jatuh cinta padanya. Aku menerima semua ungkapan kecewa Namjoon Sunbae karena aku memang bersalah, aku telah menipunya. Aku tidak berusaha untuk menyangkalnya dan tidak mengatakan kalau aku sudah membuat pesta kejutan anniversary untuknya karena aku tahu, ada alasan lain dibalik ini semua. Beberapa hari lalu, aku sempat melihat isi handphonenya, chattan masuk dari seorang wanita.
Namjoon Sunbae pasti sudah menemukan seseorang yang mencintainya juga. Dia layak mendapatkan wanita yang lebih baik dariku.

Sambungan itu diakhiri dengan ucapan permintaan maaf dan penyesalanku padanya. Mataku penuh dengan air mata ketika aku melirik kue yang sudah susah payah aku buat untuknya. Walau Namjoon Sunbae tidak melihatnya, aku menangisinya, aku menyesal kenapa aku tidak berusaha sebagai pihak 'pemberi kasih' dari beberapa bulan yang lalu.

Seora yang tahu aku putus dengan Namjoon sunbae mulai terobsesi membuatku mendapatkan pacar, katanya aku menjadi pemurung dan aku perlu pacar baru. Dia menyeretku ke kelab malam hari ketika selesai Ujian Semester akhir dan pada malam itu aku bertemu dengannya.

Lelaki dengan lengan kanan bertato dan memiliki percing disebelah alisnya.

Aku ingat kami minum banyak sekali.
Tapi aku tidak ingat kenapa aku bisa terbangun di kamarnya.

Aku tahu kemungkinan apa yang terjadi pada kami.
Hanya saja aku tidak ingin berpikir kalau kami tidak akan bertemu lagi.
Aku tidak pernah menginginkan one night stand dengan pria manapun. Jadi, aku berharap aku tahu kenapa aku bisa berakhir dengannya.

💎💎💎

Juli 2021

He Don't Love Me || JJKWhere stories live. Discover now