2.

51 6 2
                                    

💖

🌹🌹🌹

Cahaya matahari menusuk mataku. Aku mengerang, berguling ke sisi lain ranjang dan tidur menelengkup. Ada yang aneh dari bau bantal yang aku pakai. Baunya seperti kayu manis dan cengkeh, bukan bau bantalku. Aku membuka mataku dan menemukan Jungkook duduk di sofa setengah telanjang dengan cangkir mengepul di tangannya.

"Uh." Selimbut melorot ketika aku bangun terburu-buru karena terkejut, ada kaos kebesaran yang menempel di badanku. Selain baju itu, aku rasa aku tidak pakai apa-apa lagi.
Sial. Apa yang terjadi? Kenapa bisa aku berakhir begini?

"Aku pikir kau peminum yang hebat." Jungkook berdiri dan memberiku secangkir air lemon hangat.

"Apa yang terjadi?" Alih-alih menerimanya, aku malah bertanya padanya.

Jungkook mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?". Sepanjang lengan kanannya penuh dengan tato.

"Uh, apa yang kita lakukan semalam?"

Jungkook terlihat kecewa, "Kau tidak ingat?" Balasa ucapannya hanyalah gelekan yang membuat Jungkook menghela napas, "Minum dulu ini."

Aku menerima gelas darinya dan meminim air lemon pelan-pelan sambil melirik pada Jungkook yang tengah mengambil satu kaos hitam di lemari dan memakainya.

Kepalaku tiba-tiba sakit, aku pasti mabuk berat hingga kepalaku sakit begini, ditambah aku tidak bisa mengingat kejadian malam ini. Aku memijit pelipisku yang berdenyut-denyut.

"Sampai mana kau ingat?" Jungkook mengambil satu rokok dan dia menyalakannya dengan wajah kesal.

Sampai mana?

Dia yang sedang merokok dan aku bertanya padanya apa dia punya pacar atau belum.
Aku merona gugup mengingat pertanyaanku padanya. "Kau mulai menyalakan rokok." Aku sedikit berbohong. Aku merasa risih dengan kaos putih yang aku kenakan.

Jungkook tersenyum sinis sebelum dia mengepulkan asap di mulutnya. "Benar-benar." Gumamnya. "Sayang sekali kau melupakan semuanya." Dia menyugar rambutnya yang agak panjang.

"Maafkan aku." Aku menyimpan gelas di meja nakas, dan turun dari ranjang.

Jungkook hanya mengangguk, "Itu biasa terjadi kalau kau mabuk berat. Aku hanya tidak mencoba menghentikanmu, aku juga harus minta maaf untuk itu." dia menunjuk sebuah pintu. "Di sana kamar mandi, kau bisa menggunakannya."

Pakaian yang aku kenakan semalam tercecer di lantai. Aku memungutnya dengan wajah merona.

"Simpan saja pakaianmu dikeranjang cucian. Biar aku kirim ke binatu. Kau pakai pakaianku." Jungkook menyelipkan rokok di bibirnya, dia membuka lemari dan mencari-cari pakaian untukku. Sementara aku mencium bau aneh di bajuku.
Tidak mungkin aku memakai baju ini lagi.

Aku membawa pakaianku ke kamar mandi dan membuangnya di keranjang. Jungkook ikut masuk ke kamar mandi dengan setumpuk pakaian.

"Beberapa pakaian ini mungkin cocok untukmu." Dia menyimpan pakaian itu di dekat westafel.

"Terimakasih." Aku memalingkan mukaku ketika kami bersitatap. Aku sungguh malu.

"Katakan padaku jika kau butuh sesuatu." Kepalaku mengangguk sebelum dia keluar dan menutup pintu kamar mandi.

Aku bercermin di kaca westafel. Rambut hitam panjangku berantakan, make up yang ku pakai masih melekat di wajahku. Aku mencuci mukaku dengan kesal.
"Ada apa denganmu, kenapa kau membiarkan ini semua terjadi padamu." Berbicara pada diri sendiri tidak akan menjadikanku lebih tenang. Aku membuka kaos satu-satunya yang melekat di badanku dan membuangnya di keranjang yang sama.

He Don't Love Me || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang