7.

9 2 0
                                    

Paginya aku bangun, membereskan kekacauan kami, lalu mandi. Setelah berpakaian dan keluar dari kamar mandi, Taehyung masih tidur terlelap. Tidak terbangun sama sekali walau aku grasak-grusuk membereskan ini itu.

Aku menyiapkan sarapan untuknya sementara aku makan pizza dan ayam sisa semalam, yang telah aku hangatkan di mikrowef terlebih dahulu. Aku ada jadwal kuliah pagi, jadi aku pamit pada Taehyung yang masih tidur.

"Taehyung? Hei, sayang." Aku mencoba membangunkannya. "Taehyung, aku ada kuliah pagi. Tidak apa aku pergi sekarang?"

Keningnya berkerut, lalu dia membuka mata perlahan. "Hah?" Suaranya serak, aku gemas melihatnya bangun tidur. Wajahnya masih tampan walau dia baru bangun tidur.

"Aku ada kelas pagi," kataku.

"Aku tidak punya kelas pagi." Katanya dengan mata menyipit menatapku.

Aku tersenyum melihat ekspresinya, "Kalau begitu aku pergi ke kampus ya? Boleh?" Taehyung mengangguk.
"Aku sudah buatkan sarapan, jangan lupa di makan."

"Oke." Taehyung kembali tidur lagi, aku mencium pipinya sebelum benar-benar pergi. Taehyung menahan badanku, dia kembali membuka matanya. "Apa aku bermimpi?"

"Tidak." Kataku.

"Semalam itu-"

"Luar biasa?"

"Iya." Kening Taehyung berkerut. "Itu pertama kalinya untukku. Aku tidak bermaksud melakukannya."

Kali ini keningku yang berkerut.

Taehyung sepenuhnya bangun melihat ekspresiku. "Maksudku, aku tidak berniat berpacaran denganmu hanya untuk menidurimu." Katanya.
Dia memandangku penuh keyakinan.
"Aku mencintaimu." Katanya lagi.

Aku tersenyum, "Terimakasih." Aku kecup bibirnya. "Aku tahu kau pria baik."

*****

Aku pergi ke kelas pagiku dengan sedikit terburu-buru. Masuk ke dalam kelas dan duduk dengan luwes di barisan depan, tidak terlalu depan karena tidak mau ditanyai dosen. Kelasku belum dimulai, aku bangga bisa datang tanpa terlambat. Setelah selesai dengan kelas pertama lanjut ke kelas kedua, hari ini aku berada di kelas yang berbeda dengan Yunji dan Seora. Mereka pun tidak terlihat di jangkauan mataku. Setelah kelas kedua selesai, aku hendak keluar dari kelas. Namun, ribut-ribut orang yang baru keluar dari kelas mengalihkan atensiku. Aku keluar kelas lewat pintu yang ribut-ribut hendak melihat ada apa.

Aku menyesal telah keluar lewat pintu itu karena ternyata ada Jungkook yang menunggu menyender di dinding sebrang pintu keluar. Mata kami sempat bersitatap, aku langsung memalingkan mukaku dan pura-pura tidak mengenalnya. Aku belok ke kanan hendak menghindarinya,

"Hei, aku menunggumu!" Jungkook berseru membuat semua orang berhenti dan menatapnya. Sementara aku berjalan tanpa berhenti.
"Berhenti! Hei!" Lalu, semua orang beralih menatap padaku membuatku berhenti melangkah.

Aku menoleh pada Jungkook, dia berjalan menghampiriku dan semua orang berbisik lagi. Mereka pikir aku sedang dirundung, aku mencari-cari orang yang aku kenal agar aku bisa lolos dari Jungkook tapi tidak ada orang yang aku kenal. Jadi, aku mulai berlari sebelum Jungkook dapat menangkapku.
"Hei!"

Aku benar-benar berlari keluar gedung, melewati orang-orang yang berjalan lambat menuruni tangga. Aku mendengar suara lari yang lain di belakangku. Aku asumsikan kalau Jungkook mengejarku jadi aku berlari ke arah toilet perempuan, aku bersembunyi di salah satu bilik toilet perempuan, bernapas susah payah, di westafel ada tiga mahasiswi lain yang menatapku dengan terkejut begitu melihatku masuk dengan berlari. Mereka pikir aku kebelet buang air, beruntung mereka tidak melihat wajahku jadi aku aman tidak akan menjadi bahan gosip yang aneh-aneh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

He Don't Love Me || JJKWhere stories live. Discover now