6.

20 1 0
                                    

💖

🌹🌹🌹

.
.
.

Tidakkah aku salah dengar?

"Apa yang membuatmu merubah prinsipmu?"

"Kau, jelas-jelas kau." Jungkook menyandar di kursi kemudi, wajahnya lusuh.

"Kau tidak pacaran." Ulangku.

Jungkook mendengus jengkel, "Ya, aku tidak pacaran dan kali ini aku ingin mengikatmu menjadi milikku."

Aku tertawa sinis, "Egois. Kalau aku terikat denganmu, maka kau apa? Bebas dan Liar?"
Kening Jungkook berkerut dalam. "Jungkook, kau bahkan tidak paham betapa spesialnya ikatan itu. Pacaran bukan hanya mengikat satu orang. Tapi sepasang. Pihak laki-laki dan pihak perempuan."

Aku menunduk di dekat badannya untuk membuka kunci mobil di samping tubuh Jungkook. "Lagipula, kau tidak sungguh-sungguh ingin pacaran denganku. Kau hanya ingin tubuhku. Aku tidak akan menyerahkan diriku padamu." Aku membuka pintu dan keluar dari mobil Jungkook. Berjalan pergi dengan cepat tanpa menoleh padanya lagi. "Dasar pria sinting." Cibirku. Dengan segera aku berlari pergi dari sana.

"Jaelin?" Tapi ketika aku berbelok ke luar dari parkiran, ada Taehyung berjalan mendekat padaku.

"Taehyung?"

"Kenapa kau ada di sini? Hendak kemana?" Dia bertanya.

"Aku mencarimu." aku merangkul lengannya mengajaknya pergi dari sana sebelum dia melihat Jungkook. "Oya, bagaimana kabarmu?"
Taehyung masih mencoba menengok ke belakang, aku menyentuh pipinya agar dia menatapku. "Bagaimana keadaan Nenek?"

"Dia baik," jawab Taehyung.

"Lalu, keadaanmu?"

Barulah Taehyung sepenuhnya menatapku. "Aku baik."

"Kapan Nenek bisa pulang?"

"Beberapa minggu lagi? Entahlah, dia baik tapi luka di kepalanya menghawatirkan."

Ada mobil Jungkook lewat, dia membunyikan klakson dua kali. Kami berdua menyingkir ke sisi jalan. Aku bisa melihat Jungkook menyetir dengan tangannya yang bertato. Matanya pakai kacamata hitam, dia menekan klakson panjang begitu melewatiku.

"Ya ampun, kami sudah dipinggir." Keluhku.

"Apa kau mengenalnya?" Tanya Taehyung.

Aku mengeleng, "Tidak."

"Dia mahasiswa tahun pertama, agak nyentrik karena dia jurusan seni." Katanya.

Aku terkejut Taehyung tahu Jungkook. "Kau mengenalnya?"

"Aku hanya pernah melihatnya sekali dan mendengar mengenainya dari Hoseok." Katanya.

Hoseok, si pengosip, siapa lagi.

"Benar, Hoseok seperti koran berjalan."

Taehyung terkekeh, selama perjalanan Taehyung lebih pendiam dari sebelumnya, mungkin dia kelelahan setelah bulak-balik rumah sakit dan harus masuk kuliah.

"Apa kau masih ada kelas?" Tanyaku.

"Sayangnya iya, masih ada dua kelas yang harus aku ikuti." Keluhnya.

"Kau pasti lelah.." aku menghentikan dia berjalan, lalu memberinya pelukan. "Kau perlu banyak energi. Sering-seringlah makan." Aku melepaskan diri.

Taehyung tertawa, "Terimakasih.."

He Don't Love Me || JJKWhere stories live. Discover now