3.

39 6 2
                                    

🌹🌹🌹

Aku keluar dari kamar mandi dengan pakaian clubku yang sudah bersih dan harum pewangi laundry. Kamisol croptopku tidak bisa menutupi sesuatu di perutku. Aku mencoba mengancingkan outer yang aku pakai dan aku lupa kalau kancingnya palsu.
Jungkook yang tengah duduk di sofa sambil minum soda kaleng itu melirikku dan dia menyadarinya.
"Aku lupa tentang itu." Ucapnya. Dia menyimpan kaleng soda di meja dan berjalan menghampiriku yang masih berdiam diri di depan pintu.

Aku tidak berani melihat wajahnya, jadi aku memalingkan muka melihat hal lain selain wajahnya. Jungkook membuka jaketnya, dia memakaikan jaket hoodie itu padaku. "Maaf soal ciuman-ciuman itu. Aku tidak bisa menahan diriku."
Dia sempat melihat tanda ciumanannya sendiri di perutku!
Aku mencoba untuk tidak merona. Tapi aku gagal saat mata kami bertemu ketika Jungkook menyeletingkan jaket yang dia pakaikan padaku.

Aku berhasil mengelak dan berjalan mendekati sofa. Aku duduk di sana hanya karena aku hendak mengambil tasku.

"Hei, apa kau marah karena telah mengingatnya?" Jungkook duduk di sofa lain, dia menatapku dengan hati-hati. Mungkin aku berwajahkan muram dan agak ketus padanya setelah aku tahu kalau aku adalah perempuan binal yang mengodanya.

"Bukan padamu, aku hanya marah pada diriku sendiri."

"Apa sekarang kau menyesali perbuatanmu?" Keningnya berkerut.

Mataku meliriknya. Aku sudah memikirkan apa yang harus aku katakan padanya. "Jungkook," panggilku.
Aku akan mengatakan kejujuran padanya. "Aku tidak tahu kalau aku memiliki kebiasaan buruk seperti itu ketika aku mabuk. Biasanya ada Sunbae yang selalu berada di sampingku ketika aku mabuk. Kali ini aku mabuk bersama pria lain untuk pertama kalinya, aku pikir aku salah mengira, mungkin waktu itu aku pikir kau adalah Sunbae."

Jungkook mendengus, "Kau sepenuhnya tahu aku bukan mantanmu waktu itu. Apa sekarang, kau mengira aku memanfaatkan situasimu dengan sengaja?"

Aku menggeleng, "Tidak, aku tidak berpikir seperti itu." Aku menelan ludahku terlalu gugup menghadapi Jungkook, "Aku hanya berpikir kau tidak bisa menolakku karena kau adalah pria normal." Mata Jungkook seakan mengatakan kalau aku sedang membuat lelucon. Aku kehabisan kata-kata dan putus asa untuk menjelaskan padanya.
"Ini pertama kalinya aku one night stand!"

Jungkook terkekeh, "Yang benar saja."

Dia belum mengerti. "Wajar saja kalau kau mengira aku ini perempuan murahan setelah apa yang telah aku lakukan padamu." Kenyataan ini membuatku malu dan sakit hati. "Aku hanya ingin kau tahu, aku bukan wanita seperti itu. Situasi ini baru untukku. Aku tidak tahu harus bagaimana setelah ini. Sedari tadi aku menahan diriku, sekarang karena aku telah ingat aku memberanikan diri berbicara padamu seperti ini."

Dia mengusap wajahnya kasar, "Situasi macam apa ini." Keluhnya.

'Apa kau punya pacar?'
Aku bertanya pada Jungkook yang tengah merokok. Kepulan asap rokok keluar dari mulutnya.

'Aku tidak pacaran.'
Jungkook menjawabnya dengan santai. Dia menyesap rokoknya lagi.

'Apa maksudnya itu?'
Apa dia menolakku bahkan tanpa bisa aku berusaha?

'Bukannya aku menolakmu. Aku hanya tidak pacaran. Aku tidak cocok mengikat diriku dengan orang lain.'
Katanya dengan kepercayaan diri tinggi.

'Aku hanya bertanya.'
Keluhku, sedikitnya malu juga.
'Apa itu yang dimaksud 'tidak semua orang berani memulai hubungan serius dengan seseorang?' dan orang itu salah satunya adalah kau?'
Aku mengulangi perkataan yang pernah dia katakan.

He Don't Love Me || JJKWhere stories live. Discover now