O4 : ex

39 20 23
                                    






Semua yang berlibur akan kembali pada rutinitasnya, termasuk Hyora. Walau rasa malas melanda, ia tetap tak boleh mengabaikan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa.

Seperti saat ini, pagi-pagi sekali Hyora sudah berangkat ke kampus. Walau pada akhirnya dia hanya duduk-duduk ditaman karena kelas gadis itu mulai pada pukul 11 sedangkan ini baru pukul 9 pagi.

Tak apa, tak ada salahnya menjadi rajin. Eum, sebenarnya ini terlalu rajin.

Ditengah lamunan nya, gadis itu tersentak saat tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang.
Saat menoleh, mata gadis itu menangkap sosok seorang pemuda yang sangat ia kenal.

Bukan Felix.

Bukan pula Seungmin.

"Long time no see. Do you still remember me?"

Tentu, Hyora tak akan pernah lupa pada pemuda ini.

"Kak Lino?"

Saking terkejutnya, ponsel yang ia genggam terjatuh. Lino yang melihat itu, segera meraih ponsel Hyora yang tergeletak di rerumputan. Kemudian mengambil tempat duduk disamping Hyora.

Pemuda itu masih sama.
Senyumnya yang menawan.
Perangainya yang lembut.
Membuat Hyora hampir terjerat dalam pesona pemuda itu, lagi.

"Makasih kak"  ujar Hyora, dengan gugup menerima ponselnya dari tangan Lino.

Lino mengangguk, masih dengan senyum yang terpatri
"Apa kabar?"

"Baik"  jawab Hyora,
"Sendirinya?"

"Lebih baik setelah bertemu kamu"

"Btw, Kak Lino kok bisa disini?"  Hyora kembali bertanya, berusaha terlihat biasa saja dan tak mengindahkan jawaban aneh yang keluar dari bibir Lino.

"Disuruh Kak Juyeon nganter tugas dia yang ketinggalan" 

Ah, seharusnya Hyora tidak lupa bahwa Kak Juyeon --- kakak dari Lino --- juga berkuliah di kampus ini.

Terdapat jeda waktu yang lumayan lama hingga sebuah kalimat kembali meluncur dari bilah pemuda itu

"Kakak kangen kamu"

Hyora terpaku, gadis itu mematung saat tangan Lino dengan lembut menggenggam tangannya.

"M-Maaf kak, aku harus pergi" 

Hyora melepaskan genggaman tangan Lino, lalu berlari meninggalkan pemuda itu.

"Hyora, awas!"

Sampai tak sadar, bahwa terdapat sebuah batu didepannya sehingga membuatnya tersandung. Mata gadis itu memejam, ia sudah pasrah jika dirinya akan mencium rerumputan. Tetapi ia merasa lebih terkejut, saat tak merasakan badannya menyapa tanah. Lino menangkapnya, hingga tubuh Hyora menabrak dada pemuda itu.

Ditengah suasana canggung yang tercipta, muncul seorang pemuda lain dari kejauhan. Kaki jenjang itu berlari kecil untuk menghampiri Hyora dan juga Lino-- yang terlihat seperti sedang berpelukan ditengah taman.

"Hyora!"

Tepat saat berada didepan kedua insan tersebut, Felix mengernyitkan dahinya. Ia menatap nyalang lengan Lino yang berada di pinggang Hyora.

"Lo siapa?"

"Saya Lino. Mantan pacar Hyora"

Hyora hampir tersedak oleh ludahnya sendiri, saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Lino.

Lino memang mantan pacar Hyora, tapi perlukah diperjelas?
Lagipula sekarang mereka berteman, kenapa tidak mengaku sebagai teman Hyora saja.

"Cuma mantan kan? Gausah pegang-pegang"  sewot Felix, ia menarik tangan Hyora hingga gadis itu terlepas dari Lino.

Friend? || Lee Felix (✓)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ