14 : can we?

43 14 3
                                    





Harum bakaran menyeruak dari area belakang rumah keluarga Hwang.

Malam ini mereka mengadakan acara pesta barbeque di taman belakang rumah yang sudah ditata sedemikian rupa dengan lampu kerlap-kerlip yang menyala.

Biar estetik, kata Hyunjin.

"Mamaa, lihat tuh bang Haje" adu Hyora sembari menunjuk Hyunjin yang sedang duduk di salah satu bangku. Pemuda itu hanya bersantai, tak berniat membantu sama sekali.

Tuan Hwang melirik kearah Hyunjin, kemudian tertawa pelan, "udah biarin aja"

"Iya, kamu ikut duduk aja sana. Ini udah mau selesai kok" timpal Nyonya Hwang sembari mendorong pelan tubuh Hyora.

Si gadis Hwang menghela napas, kemudian ikut duduk di sebelah Hyunjin.

"Lihat apa tuh" ucap gadis itu sembari mencuri pandang ke arah ponsel kakaknya.

"Kepo kamu" Hyunjin mendorong kening Hyora pelan, membuat sang empu merengut sebal.

Baru ingin membalas perbuatan Hyunjin, kakaknya itu sudah kabur terlebih dahulu, memasuki rumah.

Hyora menghentakkan kakinya kesal, ia sudah duduk disini malah ditinggal sendiri.

Tak lama Hyunjin kembali. Namun bukan itu yang membuat Hyora terkejut, tetapi seseorang yang datang bersama Hyunjin

"Ada yang dateng nih, mau ketemu sama kamu katanya" goda pemuda itu, melirik orang disampingnya yang dibalas tatapan tajam oleh sang empu.

"Siapa ini?" tanya Nyonya Hwang, saat netranya menangkap atensi seorang lain bersama kedua anaknya.

"Pacarnya Hyora ma" jawab Hyunjin, membuat Hyora beserta orang disampingnya kompak menatap pemuda itu tajam.

"Bohong ma, kita cuma temen kok" jelas Hyora, agar tak menimbulkan kesalahpahaman.

"Yakin temen?" goda Tuan Hwang, menatap Hyora dengan senyum jahil.

Belum sempat Hyora membuka mulutnya untuk sekedar menyangkal, suara sang ibu sudah terlebih dahulu menginterupsi

"Makanannya udah siap, ayo makan dulu. Oh iya sayang, pacar kamu.. eh maksud Mama temen kamu, juga diajak makan sini"

•••

Acara barbeque mereka telah usai beberapa menit yang lalu, dan sekarang semua sudah memasuki rumah.

Kecuali Hyora dan pemuda tadi--- Seungmin.

"Kak"

"Iya?"

"Maaf soal yang tadi" ujar Hyora ragu-ragu. Saat makan bersama tadi, Seungmin terus digoda oleh kedua orangtuanya. Bahkan Hyunjin juga ikut, menyebalkan.

Seungmin tertawa pelan, "gapapa, santai aja"

"By the way, kakak gimana bisa tau alamat rumah aku?"

"Dikasih tau Hyunjin"

"Hah?"

Pemuda itu mengangguk, "Hyunjin yang suruh kakak kesini."

Mendengar itu Hyora menunduk, sembari menghujat Hyunjin dalam hati.

"Oh iya. Happy birthday my sweet girl, a million magic wishes to you" ucap Seungmin, mengusak rambut Hyora pelan.

Hyora memberikan senyuman terbaiknya
"Thanks kak"

"Maaf ya kakak ngga bawa kado, kakak juga baru tau kalau kamu ulang tahun hari ini" lanjut Seungmin dengan raut bersalah

"Hyora ngga perlu kado" jawab Hyora sembari terbahak.

Ayolah, memangnya ia anak kecil?

Orang mengucapkan 'happy birthday' saja ia sudah senang.

Sedetik kemudian, tawa Hyora meluntur kala mengingat suatu hal.

Kalau Seungmin baru tau Hyora berulang tahun, lantas siapa yang menaruh sebuah kalung dan surat ucapan di laci meja kelasnya?

"Ra? Jangan bengong"

"Eh maaf kak. Kenapa?"

"Kakak mau ngomong sesuatu sama kamu"

"Apa?"

"Eum..." gumam Seungmin, seperti ragu akan melanjutkan ucapannya.

Tak lama pemuda itu menatap Hyora dengan intens

"Tapi janji ya, setelah ini kamu lupain aja omongan kakak"

Hyora mengernyitkan dahinya, kenapa juga harus dilupakan? Namun tak tahan dengan rasa penasarannya, gadis itu kemudian terpaksa mengiyakan perkataan Seungmin.

"Kakak suka sama kamu"

Satu ungkapan dari Seungmin mampu membuat lidah Hyora benar-benar kelu.

"Maaf kak, t-tapi.."

"Iya, kakak tau kamu ngga memiliki perasaan yang sama. Tadi kan kakak udah bilang kalau ngga perlu dibales, lupain aja" ujar Seungmin menenangkan.

Ia tau, dunia Hyora adalah Felix. Tadinya Seungmin bertekad akan memendam perasaannya, tetapi seiring waktu itu terasa sangat mengganggu pikiran Seungmin.

Tak apa ia tak bisa memiliki Hyora, yang penting ia sempat untuk mengutarakan perasaannya.

"Kak.." lirih Hyora melemas. Kini rasa bersalah memenuhi relung hati gadis itu.

Bagaimana bisa ia bersikap seperti biasa setelah mendengar semua pengakuan Seungmin?

"Kakak berharap kamu bahagia sama Felix"

Netra Hyora berkaca-kaca, ia merasa sesak kala membayangkan berada di posisi Seungmin.

Gadis itu melemas saat membayangkan hubungannya dengan Seungmin kedepannya.

Apakah mereka akan tetap baik-baik saja?

"Kita masih bisa tetap kaya gini kan?" tanya Seungmin, kemudian merangkul bahu Hyora.

Si gadis Hwang membisu. Ingin mengiyakan, tetapi bukankah itu akan lebih menyakiti hati Seungmin?

"Kakak ngga mau kehilangan kamu, setidaknya sebagai seorang adik" tutur Seungmin kemudian, seakan mengetahui isi hati Hyora.

"Yaudah"

"Yaudah apa?"

"Kita bakal tetap kaya gini, selamanya"

Hyora tersenyum, lalu membalas rangkulan Seungmin.

Mereka tidak akan mungkin bersatu, tetapi juga tidak mau kehilangan satu sama lain.





tbc.

Friend? || Lee Felix (✓)Where stories live. Discover now