BAB 14

458 52 43
                                    

"SAN!! kamar mandi kuy!"

Mingi berteriak kepada  San yang padahal berada disampingnya bahkan lelaki Choi itu sampai menutup kedua telinganya. Teriakan Mingi juga mengundang perhatian yang berada didalam kelas,meringis membayangkan keadaan telinga San yang diteriaki oleh Mingi.

Tenang saja, mereka sedang freeclass jadi tidak ada guru karena guru yang seharusnya mengajar mendadak izin.

"GUE DISAMPING LO SONG KAMBING MINGI!"

San balas berteriak didepan wajah Mingi yang sedang cengengesan, ada-ada saja memang.

"YAUDAH AYO ANJING!"

"AYO BANGSAT!"

san dan Mingi sama-sama bangun dari duduknya lalu metangkul satu sama lain untuk pergi beriringan keluar kelas. Ingin sekali Hongjoong tidak mengakui mereka teman. Sangat memalukan.

Kedua adam yang masih asik merangkul satu sama lain itu sudah menuruni tangga, bersenandung kecil agar tidak terasa terlalu sepi. Suasana sedikit menyeramkan karena kelas yang ada guru nya lumayan sepi, tidak menimbulkan keributan seperti dikelas mereka. Alah, kelas mereka itu bahkan seperti Hutan tempat orang-orang hutan berteriak sama hal nya yang dilakukan oleh Mingi dan san tadi.

Langkah kedua nya mendadak menjadi pelan saat akan memasuki lorong kamar mandi, angin berhembus dari depan mereka, sunyi tiada suara tidak terasa rangkulan Mingi semakin erat pada San.

"Yakin San?"

"Kan lo yang mau nyed,ayo!"

San menarik paksa Mingi yang masih merangkulnya, berjalan seperti terseok-seok karena membawa badan bongsor sahabatnya.

"Jalan kek bangke, berat tau!"

Mingi menggelengkan "Takut njir, ini gue pipis disini aja boleh gak sih?" rengeknya dengan wajah takut

San memutar malas kedua matanya, seme seperti ini mau jadi apa jika sudah menjadi kepala keluarga. Penakut. Iya San juga takut tapi tidak sampai seperti Mingi ya.

"Gue balik nih?! Berat tau gak! "

Akhirnya Mingi melepas rangkulannya pada San, namun malah berjalan sembari bersembunyi dibelakang San. Padahal tubuh nya tidak akan tertutup karena San lebih pendek dari Mingi.

Lama berdebat mereka pun sudah sampai dikamar mandi, Mingi segera masuk ke bilik nomor satu. San menunggu sembari berkaca di wastafel, merapikan seragam yang terlihat lecek tak lupa merapikan rambutnya yang barus aja dipotong.

"Sssh, kok perut gue sakit sih"

San segera masuk ke bilik nomor 3 untuk menyelesaikan panggilan alamnya, tidak menyadari bahwa bayangan San masih berdiri dicermin tersenyum miring dengan tatapan menyeramkan lalu menghilang secara perlahan.

Cklek.

"Hanjiiir, kok gue jadi kit perut sih. Untung aja udah keluar semua "

Mingi menepuk-nepuk perutnya yang terasa ringan, berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan agar tidak bau. Ew.

"San, habis ini main game kuy!"

Mingi berseru pada San yang ternyata sudah berdiri juga disebelahnya. Ikut mencuci tangan seperti yang Mingi lalukan.

"hm "

"Yudah ayokkk balik!"

Mingi mematikan keran yang sempat ia gunakan sebelum mengelap tangannya pada handuk kecil yang sudah ada disana.

"Duluan aja"

"Barengan ayooo! Gue mana berani naik sendirian. Sepi gitu lorong nya tar kalo ada yang tiba-tiba berdiri gimana? gue gak mau ya ketauan nangis gegara ketakutan."

About School - Ateez (Revisi)Where stories live. Discover now