16. hallo uncle, aku Jisung

2.6K 215 28
                                    

Vote dan komen juseyo....

"Mas"

"Mas Jeno tolong bantu adek Mas"
Panggil Jaemin pada Jeno dengan nada setengah merengek membuat Jeno segera menghampiri istrinya.

"Astaga adek kenapa"
Jeno melihat Jaemin yang tengah meringis kesakitan dengan tangan berpegangan pada tembok kamar mandi untuk menahan tubuhnya.
Tanpa banyak basa basi,dengan sigap Jeno menggendong tubuh Jaemin dan merebahkan nya perlahan diatas ranjang.

"Adek nggak papa?, mana yang sakit? "
Tanya Jeno dengan nada khawatir.

"Sssss kaki sama perut adek kram Mas, sakit banget"
Adu Jaemin. Jeno langsung membantu Jaemin meluruskan kakinya dan memijat nya perlahan tak ingin membuat istrinya kesakitan.

"Gimana dek, masih sakit hmm? "
Tanya Jeno lagi membuat Jaemin akhirnya tersenyum kecil.

"Sedikit kok Mas, makasih ya udah bantuin adek, maaf juga kalau adek akhir-akhir ini nyusahin Mas Jeno"
Jaemin menggenggam tangan Jeno.

"Adek ini ngomong apa, kan Mas udah pernah bilang kalau adek nggak pernah nyusahin Mas. Di usia kehamilan adek yang udah masuk sembilan bulan ini udah kewajiban Mas untuk jadi suami yang siaga"
Jeno menatap Jaemin lembut dibalas dengan tatapan haru dari Jaemin dan anggukan lucu.

"Makasih ya Mas, hari ini adek seneng banget Mas ngajakin adek ke makam kakaknya baby J"

"sama-sama, lagian kan Mas udah janji sama adek waktu itu"
Jeno mengecup kening Jaemin lembut.

"Baby seneng nggak tadi ketemu kakak"
Tanya Jaemin sembari mengelus perutnya membuat Jeno tersenyum.

"Ya seneng dong mommy"
Jawab Jeno kini membuat Jaemin terkekeh. Jujur saja keduanya sudah sangat mengikhlaskan kepergian buah hati pertama mereka. Mereka sadar Tuhan sudah memiliki rencana yang indah untuk mereka kedepannya.

"Mas, nanti setelah lahiran, kita pindah ke apartemen lagi nggak? "
Tanya Jaemin membuat Jeno berfikir sejenak.

"Adek maunya gimana?"
Jeno mengelus surai Jaemin lembut membuat Jaemin menghela nafasnya pelan.

"Emm kalau adek terserah mas Jeno aja, di manapun kita tinggal itu nggak masalah sama sekali menurut adek, yang penting adek bisa sama mas Jeno terus hihihi"
Jeno tersenyum lebar mendengar balasan Jaemin. Entah sejak kapan istrinya itu pintar membual.

"Sejak kapan sih adek jadi pinter gombal gini hmm? "
Keduanya terkekeh ringan sebelum akhirnya Jaemin kembali merasakan sakit yang kini luar biasa pada perutnya.

"Mas,uugh ini sakit banget"
Jaemin meringis kesakitan, kali ini rasa sakitnya benar benar berbeda daripada biasanya. Biasanya ia masih bisa menahan rasa kram di perutnya. Tapi ini, Jaemin tak tahan lagi rasanya.
Sedangkan Jeno panik harus berbuat apa selain menenangkan Jaemin dan mengelus perutnya. Tak sampai di sana, kini matanya membulat sempurna ketika merasakan kasur yang tiba-tiba basah.

Otak Jeno berusaha bekerja dan mencerna kejadian di depannya dengan cepat.

"ADEK, ADEK PECAH KETUBAN!!!"
Pekik Jeno. Sedangkan Jaemin malah memasang wajah cengo tak percaya.

"Hah, masa sih? "
Jaemin memasang wajah cengo nya.

    Jeno mengendarai mobilnya layaknya orang kesetanan. Ia terus memacu kecepatan sesekali melirik Jaemin di sampingnya yang tampak tengah mengatur nafas dengan tenang.

"Adek, nggak papa kan? "
Celetuk Jeno dengan wajah khawatir sembari tetap fokus menatap padatnya jalanan.

"Nggak papa, mas fokus nyetir aja ya"
Balas Jaemin tenang.
Jeno tak habis pikir kenapa istrinya bisa setenang itu disaat saat seperti ini sedangkan dirinya malah panik setengah mati.

MOMMY DADDY AND BABY J (Sequel TYM) Where stories live. Discover now