[11] DIA KENAPA ?

3.6K 391 12
                                    

" Menyukaimu adalah salah satu hal yang tidak akan pernah aku lupakan."
•••

Kalian tahu istilah cinta monyet? Dulu, Aksa pernah punya teman perempuan. Namanya Muthia. Mereka berteman sejak kecil, sejak SD hingga SMP. Dulu, mereka tidak terpisahkan. Dimata seorang Aksara, muthia adalah gadis manis yang dia sukai, cinta pertama atau cinta monyetlah kalau kata mamanya dulu. Aksa mengagumi Muthia karna gadis itu pintar, sering menolongnya waktu Aksa di ganggu teman sekolahnya. Aksa menjadikannya panutan dan Aksa menganggap Muthia adalah sosok gadis yang dia cintai sejak kecil.

Namun sejak SMP, gadis itu pindah keluar negeri karna sang ayah di pindah tugas ke Singapura. Aksa berpisah dengan Muthia si cinta pertamanya. Gadis yang paling dia ingin lindungi dan dia utamakan. Bagi Aksa, sudah tertanam di fikiran dan hatinya bahwa tidak ada gadis yang harus dia sayangi selain sang mama yang sudah berkorban melahirkannya dan Muthia yang menjadi wonder women kecilnya dulu.

Dia tidak pernah jatuh cinta pada gadis lain. Dia hanya ingin Muthia kembali. Aksa menutup pintu hatinya untuk siapa saja yang menyukainya. Awalnya itu berjalan baik, hingga tiba waktu dimana gadis itu datang.

Zalea, si gadis dengan suara cempreng dan tingkahnya yang bagai anak kucing tidak bisa diam itu. Menyebalkan sekali awalnya jika Aksa sudah melihatnya di sekolah. Rasanya melelahkan sekali mendengar ocehannya yang tidak ada sudahnya. Namun akhir-akhir ini berubah. Aksa menyadari gadis itu manis, lucu, dan ... cantik sekali jika di perhatikan lama-lama. Aksa juga sedikit terkesan pada tekadnya yang tidak pernah luntur untuk terus menyukainya. Lama kelamaan cowo itu berfikir, apa dia harus mulai membuka hati pada gadis lain.

Apa gadis ini bisa menggantikan sosok Muthia yang mungkin saja tidak akan kembali pada Aksa?

Saat mengeluarkan motor untuk berangkat sekolah, cowo itu mendengar ocehan dari seorang ibu yang sedang berkecak pinggang sambil memperhatikan putrinya yang sedang memakai sepatu. "Ni anak ngiket tali sepatu aja leletnya minta ampun!"

"Sabar." Saut Zalea yang masih saja terlihat santai mengabaikan wajah ibunya yang sudah merah padam.

"Ayah udah berangkat. Nanti kamu kesiangan nunggu angkot lama. telat baru tau rasa ya! makanya jangan begadang mulu, batu banget jadi anak !" Omel Mamanya.

Zalea yang sudah selesai dengan sepatunya berdiri lalu berdecak. "Nih, udahan." Sautnya malas.

Aksa yang melihat drama pagi antara ibu dan putrinya itu berdecih. Zalea itu, tipe-tipe anak gadis tengil yang susah sekali di nasehati. Zalea keluar rumah lalu menutup gerbang rumahnya. Dia melirik Aksa lalu tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.

"Selamat pagi calon pacar." Sapanya lalu berjalan pergi meninggalkan Aksa. Gadis itu kelihatannya mau ke depan gang untuk menunggu angkot. Aksa menyalahkan motornya lalu berhenti di depan gerbang dimana Zalea sedang berdiri disana.

"Eh? Belum berangkat?" Tanya Zalea saat melihat Aksa menghentikan motor di sampingnya.

"Ayo, naik." Ajak cowo itu.

Zalea mengernyit lalu gadis itu menggeleng. "Gak usah. Nanti kamu—"

"Enggak." Jawab Aksa lebih dulu. Sudah tahu jika gadis itu tidak enak karna takut Aksa terpaksa mengantarnya lagi seperti sebelumnya. "Bareng gua. Nanti telat." Ucapnya.

Gadis itu berfikir sejenak lalu mengangguk. Dia segera naik ke atas motor Aksa lalu keduanya berangkat bersama lagi pagi ini. Bedanya kali ini saat sampai sekolah Aksa menurunkan nya di parkiran sekolah. Tidak menyuruhnya turun lebih dulu atau meninggalkannya. Cowo itu bahkan seolah tidak perduli pada murid lain yang memperhatikan mereka yang datang ke sekolah bersama.

AKSALEA [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now