[17] JILAT LUDAH SENDIRI

4K 413 29
                                    

"Aku tidak berubah. Sikapku saat ini menyesuaikan perilakumu terhadapku."
•••

Zalea datang ke kelas XII IPA 1 untuk menemui Indri saat jam istirahat. Disana dia juga melihat Aksa yang sedang bicara berdua dengan Dinda. Entah apa yang keduanya bicarakan, namun mereka tampak begitu dekat. Memang tidak salah rencananya dengan Tari. Zalea semakin yakin untuk melakukan ini. Aksa itu memang harus di gertak baru dia akan sadar.

Kedatangan Zalea membuat riuh kelas XII IPA 1 terutama dari anak laki-lakinya. Jadi begini, ada 3 orang siswi yang paling sering disebut sebagai perempuan idaman di SMA Pancasila. Pertama Tari karna kecantikan wajah, bentuk tubuh, dan suaranya yang merdu. Kedua Indri, karna kepintaran dan sikap juteknya itu yang diam-diam mencuri perhatian siswa laki-laki. Dan ketiga Zalea, sikapnya yang ceria dan wajah cantiknya mampu menarik siapa aja yang ada di dekatnya.

Karna salah satu dari ketiga primadona sekolah itu datang, otomatis siswa laki-laki langsung riuh. Banyak sekali yang mengagumi seorang Zalea Muchtar Annisa. Namun gadis cantik itu tidak pernah memanfaatkan pesonanya. Namun kali ini Zalea akan menggunakan privilege yang dia miliki untuk melancarkan misi.

"Hai, Lea."

"Hallo, Zalea."

"Wah, ada Zalea."

Dan banyak lagi sapaan-sapaan yang terlontar saat gadis itu menginjakan kaki di kelas XII IPA 1. Zalea hanya tersenyum singkat untuk membalas sapaan, namun siswa-siswa disana langsung ramai bersorak kesenangan. Gadis itu tidak perduli, dia berjalan ke meja Indri sambil membawa satu buku.

"Dri, gue mau balikin ini. Makasih, ya. Bagus bukunya." Ucapnya menaruh novel yang belum lama ini dia pinjam pada sahabatnya. Sekilas dia melirik ke bangku Aksa dimana bisa dia lihat cowo itu juga sedang menatapnya instens. Mengabaikan Dinda yang sedang duduk di sampingnya minta di ajari pelajaran.

"Sa, ini gimana cara ngerjainnya?" Dinda membuyarkan fokus Aksa yang sejak tadi tertuju pada Zalea.

Aksa kembali membantu Dinda mengerjakan tugasnya namun sesaat kemudian wajah Aksa semakin terlihat terganggu saat teman-teman sekelasnya terus melempar godaan pada Zalea.

"Zalea," Salah satu siswa memanggilnya.

"Iya?"

"Dari semua anggota tubuh, aku paling suka mataku sendiri. Tahu gak kenapa?"

Zalea menggeleng dan siswa itu menjawab. "Karna dia yang pertama kali menemukan keberadaan gadis cantik seperti kamu." Gombal cowo itu, yang sontak mendapat selorohan dari teman-teman sekelasnya.

Lihatlah betapa hebatnya pesona seorang Zalea, hingga kelas yang terkenal hening ini mendadak berisik seketika karna kedatangan sang primadona.

•••

Aksa sedang di lapangan futsal sekolah sekarang, cowo itu duduk di bangku bersama dengan Aldian. Tidak lama datang zalea yang membawakan minuman. Awalnya Aksa fikir gadis itu datang untuk menemuinya namun Zalea malah menghampiri Aldian dan memberikan minuman itu padanya.

Melihat interaksi keduanya yang dekat, Aksa mendengus muak. Dia bangkit dari duduknya lalu pergi dari area lapangan.

"Mau kemana, Sa?" Panggil Aldian.

"Kelas." Jawabnya singkat lalu melenggang pergi. Tidak lama saat Aksa pergi, Zalea juga pamit pada Aldian. Gadis itu datang untuk sekedar memberikannya minuman, jadi Aldian harus mengucapkan terima kasih bukan memberi hati.

Aldian jelas tahu bahwa sampai saat ini Zalea hanya menyukai Aksa. Hanya Aksara. Matanya lalu menangkap sosok siswi lain yang berjalan di koridor dekat lapangan sekolah. "Neng Nanda! Mau kemana?" sapa Aldian yang langsung membuat Nanda menghentikan langkahnya dan berhenti.

Malu-malu gadis itu menjawab. "Ke kantin, mau ikut?" tanyanya.

Aldian menghampirinya dengan senyum manis. "Mau atuh, siapa yang gak mau di ajak ke kantin ama cewe secantik ini." Godanya namun Nanda malah mengerling dengan wajah malas.

Padahal dalam hati sedang berbunga-bunga karna gombalan receh Aldian.

•••

Zalea baru akan keluar sekolah saat ini. Gadis itu belum pulang karna tadi guru Bahasa Inggris meminta Zalea untuk membantunya mengoreksi jawaban ulangan di kantor. Alhasil, saat sekolah sudah sepi gadis itu baru hendak pulang. Namun saat dia selesai mengambil tas di kelas dan berjalan di koridor, dia kepapasan dengan Dirga, si ketua gerombolan anak nakal yang belum lama ini pernah bermasalah dengannya.

Lea berusaha tetap tenang saat cowo itu menatapnya kurang ngajar. Zalea berjalan melewatinya namun sebelah tangannya di cekal. Dengan gerakan tiba-tiba Dirga mendorongnya ke sisi tembok dan menghimpitnya. Zalea melindungi tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan Dirga dengan menyilangkan tangan di depan dada.

"Minggir!" Zalea berusaha mendorongnya.

"Lo jangan pura-pura bego, ya. Masalah kita belum selesai." Ancam Dirga. Laki-laki itu bahkan dengan kurang ngajarnya menyentuh wajah Zalea. "Muka lo cantik, tapi kalau gue pukulin sampai bonyok lo gak akan cantik lagi." Ucapnya penuh ancaman.

"Lepasin!" Zalea berhasil mendorong tubuh Dirga dan gadis itu buru-buru berlari menjauh.

Dirga kembali mengejarnya dan dengan kurang ngajarnya dia menjambak rambut panjang Zalea. Gadis itu memekik kesakitan namun Dirga tidak perduli. Dia membalik tubuh Zalea menjadi berhadapan dengannya dan dengan tenaga kencang cowo itu memukul wajahnya.

"Gara-gara lo, si Aksa ngaduin gue ke guru dan gue kena tampar kepala sekolah waktu itu. Lo gak tahu, kan?!" Tanya Dirga membentak. "Sekarang, gua tampar muka lo biar lo juga ngerasain apa yang gue rasain." Dirga melayangkan tangannya hendak memukul wajah Zalea lagi namun seseorang menangkapnya dan memelintir tangannya ke belakang.

Bugh!

Zalea ditarik mundur oleh Aksa yang tiba-tiba muncul. Cowo itu maju dan memukul Dirga berkali-kali. Wajahnya marah, Aksa benar-benar kehilangan kesabarannya kali ini. Zalea maju dan menengahi saat dia melihat wajah Dirga yang sudah mengeluarkan darah di bagian pelipisnya. Gadis itu menarik Aksa menjauh dari Dirga.

Dengan nafas tersenggal-senggal Aksa menunjuk Dirga yang terbaring tidak berdaya menahan nyeri di wajahnya. "Udah berapa kali gue bilang? Jangan ganggu cewe gue, brengsek." Ucapnya penuh penekanan.


Bersambung

AKSALEA [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now