17. The Beginning of the Battle

650 87 26
                                    

"Adik mu hebat juga berakting, Hanamiya." Ucap Haizaki yang sedari tadi menatap interaksi antara Tetsuya, Nijimura, dan para Kisedai. Saat ini Haizaki, Ogiwara, Tatsumi dan Hanamiya mengintip pembicaraan antara Kisedai dan rekan mereka. Hanamiya yang awalnya akan meledak karena menunggu Nijimura dan Tetsuya yang kelamaan akhirnya menyusul mereka, tidak sadar kalau Tatsumi, Haizaki dan Ogiwara mengikuti nya.

"Kenapa kalian mengikuti ku, dan lagi... Inu, aku ini senpai mu, sopan sedikit baka." Hanamiya menatap malas ketiga kouhai abnormal nya yang sedang mengintip melalui celah bangunan. Dia hanya bersandar pada dinding bangunan itu. Pemuda berambut hitam itu mengakui, bahwa dia juga mendengar omongan Nijimura, Tetsuya, dan Kisedai.

Tatsumi yang awalnya membelakangi Hanamiya berbalik dan menatap senpai nya yang saat ini sedang memasang wajah risih. "Hehe, maaf senpai. Kami juga penasaran, iyakan Ogiwara?" Tanya Tatsumi mencoba memperbaiki mood Hanamiya. Ogiwara mengangguk tanpa memutus pandangan nya dari ke-9 remaja yang sedang berinteraksi itu. (Akashi, Aomine, Kise, Midorima, Murasakibara, Momoi, Tetsura, Tetsuya dan Nijimura)

Baiklah sepertinya memang semua orang yang berada di dekatnya memang abnormal, Hanamiya menghela nafas kasar lalu beranjak pergi meninggalkan kouhai abnormal nya. Oh iya, dia baru sadar kalau Haizaki tidak membalas ejekannya tadi.

...

...

Seorang gadis berambut Caramel pendek sedang berjalan bersama seorang pemuda berambut gradasi merah hitam diikuti oleh seekor anjing bewarna belang dengan manik biru.

"Yo." Sapa pemuda berambut gradasi yang bisa kalian panggil Kagami. Pemuda itu belum menyadari kehadiran Tetsuya karena hawa keberadaan tipis milik gadis baby blue itu. Aomine yang pertama sadar dari lamunannya saat tadi sempat mengingat sahabatnya dulu saat di Teiko. Tidak bisa pemuda navy itu pungkiri, kalau sebenarnya dia sedikit merindukan Tetsuya. Aomine menatap Kagami lalu gadis berambut caramel yang bernama Aida Riko.

"Yo, Bakagami. Seirin lumayan cerdik juga, memanfaatkan pertukaran pelajar Jepang Amerika untuk kepentingan sekolah." Ucap Aomine dengan nada mengejek, mengundang seringai tipis dari Riko.

"Setidaknya itu bukan untuk kepentingan pribadi. Dan lagi, aku menggunakan otak ku sebaik mungkin. Tidak masalah bukan, Bakagami?" Riko menatap pemuda disampingnya yang saat ini sedang menatap Nijimura.

"Ah iya, mungkin." Gumamnya.

"Ada yang salah dengan wajahku, Kagami?" Tanya Nijimura mengagetkan Kagami yang sedang melamun menatapnya.

"Tidak. Nijimura san, jika anda disini berarti..."

"Guk guk" Kagami menatap anjing belang dengan manik biru itu yang sedang di peluk Tetsuya diikuti oleh yang lain.

"Hay, Taiga. Hisassiburi, bagaimana kabarmu?" Tanya gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari anjing bernama Nigou yang sedang menyamankan posisi di pelukannya. Aida, Gom (-Midorima), dan Tetsura kebingungan. Setelah kepergian Kuroko yang tidak tau dimana keberadaannya sekarang, anjing kecil bernama Nigou itu tidak pernah mau dekat dengan orang lain, mungkin anggota klub basket Seirin pengecualian.

Kagami tersenyum, "Aku baik, Hime. Kau tau, sebenarnya aku ingin melakukan One on One dengan mu lagi sejak terakhir kali kita melakukan nya di sekolah dasar. Apa setelah pertandingan ini kau mau melakukannya? Ah iya, Alex titip salam untukmu." Ucap Kagami berharap tawaran nya diterima gadis surai langit siang tanpa awan itu.

"Ah, dengan senang hati, Taiga. Tapi tenang saja, aku akan membuat kekalahan mu yang ke 49 ini menjadi kenangan tak terlupakan." Terima Tetsuya tanpa mengalihkan pandangannya dari Nigou membuat seluruh orang yang mendengarnya terkejut(-Kagami), tidak terkecuali Nijimura. 49 kekalahan? Kagami yang hampir setara bahkan lebih dari Kisedai itu sudah kalah 48 kali, dan jika mereka bertanding lagi, itu menjadi kekalahan Kagami yang ke 49?

Kagami tersenyum sambil meringis pelan. "Kau monster, Hime." Ucapnya lalu terkekeh.

"Matte, aku tidak salah dengar. Berapa skor yang kau dapatkan, Bakagami?" Tanya Aomine penasaran, tidak mungkin kan rivalnya kalah dari seorang onna (perempuan)?

"1-48. Dan lagi, jangan panggil aku Baka, Ahomine." Manik merah milik Kagami menatap tajam Aomine yang saat ini sedang memasang wajah cengo sambil mengorek ngorek telinganya, berharap dia salah dengar.

"Ap-apa?!!" Tentu saja mereka kaget, bisa bisa nya rival Generation of Miracles ini kalah dengan selisih 47 angka. Tunggu, jadi ini pertandingan mereka yang ke-50 kah?

Riko yang pertama kali sadar dari keterkejutan nya segera menepis perkataan Kagami. "Bakagami!!! Kalau bercanda jangan kelewatan, baka."

Kagami menatap tajam Riko, membuat yang ditatap kaget. Selama ini Kagami tidak pernah menunjukkan tatapan itu pada siapapun. "Apa aku terlihat bercanda, nona?" Sinisnya, jika dilihat lebih jelas lagi, terlihat aura imajiner hitam pekat di belakang Kagami, suasana tiba tiba canggung sebelum Tetsuya mencairkan nya.

"Maa maa, Taiga. Kau tidak boleh kasar kepada wanita." Ucapnya lalu menurunkan anjing kecil yang sedari tadi di pelukannya. Anjing kecil itu menggonggong imut, tidak mau di tinggal oleh pemilik yang dulu pernah menyelamatkan nya. Tetsuya melirik Nijimura, "Ayo senpai. Kau pasti tau bagaimana Oniisan kalau marah." Tetsuya dan Nijimura berlalu meninggalkan Kisedai, Kagami, Riko, Tetsura yang terdiam dan gonggongan lirih dari Nigou.

...

...

"Lama. Apa yang kalian lakukan sampai selama itu? Dasar." Sungut Hanamiya saat melihat kedatangan adik dan rekan timnya. Yang benar saja, mereka meninggalkan nya sendiri bersama para orang abnormal disekitarnya. Lama lama jadi abnormal juga dia kan?

"Hehehe, gomen niisan. Tadi ada sedikit masalah, oh ini minuman pesanan mu." Lirih Tetsuya dengan bahu bergetar samar. Walaupun begitu, pemandangan itu tak luput dari pandangan Hanamiya. Tetsuya memberikan sebuah minuman isotonik kepada Hanamiya. Bukannya mengambil minuman itu, Hanamiya malah menarik tangan Tetsuya ke suatu tempat.

"Oi, mau kemana kalian? Sebentar lagi pembukaan Winter Cup akan dimulai." Tanya Haizaki setelah meminum minumannya. Tapi pertanyaan Haizaki malah dibalas dengan tatapan tajam dari Hanamiya yang membuat Haizaki menelan ludah.

"Oke oke, baik. Tapi jangan lama lama. Acaranya akan dimulai." Tatsumi yang kebetulan disamping Haizaki hanya menatap Haizaki aneh.

...

...

Hanamiya membawa Tetsuya kesisi bangunan yang lumayan sepi. "Ini." Tetsuya menatap Hanamiya lalu mengambil sapu tangan yang disodorkan Hanamiya. "Menangis lah sampai kau puas. Aku akan menunggu." Ucap Hanamiya sambil menyandarkan punggungnya ke dinding dan melipat tangannya di dada lalu menutup matanya saat mendengar isakan kecil disebelahnya.

Setelah beberapa menit, isakan itu berhenti. Hanamiya membuka matanya lalu menatap adik angkatnya. "Bagaimana? Sudah lebih baik? Kalau iya kita bisa kembali." Tetsuya mengangguk kecil lalu mengangkat kepalanya yang semula menunduk. "Arigatou." Hanamiya hanya membalas ucapan Tetsuya dengan senyum tipis.

"Baiklah, ayo."

...

...

"Lama. Darimana saja kalian?" Haizaki menatap sebal ke kapten dan pelatih nya. Tatsumi dan Ogiwara menatap Haizaki dengan wajah malas. "Kau juga dari mana? Apa kau habis menggoda para wanita lagi, Haizaki kun?" Tatsumi menatap Haizaki dengan pandangan menyelidik nya.

"M-maa, yang terpenting sekarang ayo cepat!!!! Kita sudah terlambat."

Tetsuya tersenyum melihat tingkah teman temannya. Lalu...

"YOSHH, tujuan kita disini hanya satu!!!—"

"MEMENANGKAN PERTANDINGAN WINTER CUP!!!" Sambung yang lain lantang, disambut oleh kekehan Tetsuya dan senyuman dari yang lain.









TBC...

Apa kabar minna san? Gomen nee kalau cerita nya gk nyambung tehe. (Udah gk nyambung, pendek, membosankan, lama juga up nya) ya maap. Mohon di maklumi kalau ada typo dan kesalahan kata, author juga manusia ya kan? (ノ´・ω・)ノ ミ ┻━┻

Jaa matta~

Reborn As DarknessWhere stories live. Discover now