20 - Musibah

145 31 2
                                    

~ Happy Reading! ~

" Makanya kalo habis shubuh tuh jangan tidur, telat kan! "

Haris buru-buru berangkat pas jam menunjukkan jam tujuh lebih lima belas menit. Lima belas menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Mana hari ini hari Kamis, jadwal di mana guru yang ia hindari berjaga di pintu gerbang.

Cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Yang ia pikirkan hanyalah sampai ke sekolah sebelum bel berbunyi.

Melihat jalanan macet ia segera membelokkan motornya ke jalanan tikus guna mempersingkat waktu. Saat ini sudah jam tujuh lewat dua puluh menit, sepuluh menit lagi. Mau gak mau ia menambah laju kendaraannya.

Beruntung pas keluar jalanan tikus jalanan lancar. Ia kembali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Detik berikutnya, ia melihat mobil warna merah melaju ke arahnya. Cowok itu segera membanting setir ke kanan. Namun sayangnya ia justru menabrak pembatas jalan.

Kejadiannya begitu cepat, tiba-tiba saja ia terasa begitu ringan tapi setelah itu ia merasa punggungnya menghantam sesuatu dengan keras.

Terdengar teriakan dari orang-orang tepat sebelum ia membuka matanya. Namun sayangnya pandangannya tiba-tiba kabur. Pendengarannya berhenti. Selanjutnya, ia merasa kalau semuanya gelap.

Ditempat lain, Lisa yang tengah membersihkan peralatan makan tiba-tiba saja ia tersenggol gelas hingga jatuh dan pecah. Juga ada Wilona yang perasaannya tidak tenang karena Haris belum juga datang sampai bel berbunyi.

×××

" Ini Haris gak masuk apa gimana seh? Chat gak dibales, telpon gak diangkat. Kalo misal ada apa-apa tuh kenapa gak bilang dah. "

Wilona masih berusaha untuk menelpon Haris setelah selama pelajaran ia sama sekali gak fokus. Padahal hari ini jadi hari penting karena akan ada presentasi siang nanti. Dan dia sekelompok sama Haris.

" Gue juga gak dichat samsek, nih. Kemana ya tuh anak? Gak biasanya kek begini, " ucap Jevan sambil mengetuk ponselnya.

Perasaannya benar-benar gak karuan lagi. Banyak pikiran macam-macam datang ke pikirannya. Mulai dari yang Haris bolos karena ada presentasi, Haris yang sakit parah, juga Haris yang disuruh pulang karena ia telat.

Saatnya presentasi. Dengan terpaksa Wilona melakukan presentasi seorang diri. Untungnya ia masih berbaik hati untuk bilang kalau Haris hari ini izin tidak masuk jadi cowok itu masih tertulis namanya.

" Awas aja nih anak! " guman Wilona sambil ia duduk ke kursinya.

Ia membuka lagi ponselnya dan membuka ruang obrolannya dengan Haris. Centang satu. Ponselnya gak aktif sama sekali.

Bodoh amat! Dia menutup ponselnya dan memaksa untuk fokus ke kelompok yang sedang presentasi saat ini.

Gak bisa!

Perasaannya gak enak sama sekali. Pikiran ngaco mulai dateng ke pikiran Wilona. Sepertinya ia akan bolos bimbel hari ini dan langsung ke rumah Haris untuk menemui sahabatnya itu.

×××

Haris terbangun dari tidurnya. Ia merasa kalau seluruh tubuhnya sakit semua. Melihat sekeliling, ruangan bercat putih dengan gorden hijau. Juga aroma khas rumah sakit. Kepalanya lalu tiba-tiba sakit.

[✓] Bukan Teman BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang