1. "Hm... Berita Hangat."

496 36 21
                                    

"Ayah.. kau yakin akan mengirim mereka ke sana?" tanya seorang remaja dengan nada khawatir pada sesuatu.

Sang ayah yang awalnya sibuk menatap hologram langsung memusatkan perhatian pada putranya. Ia menghela nafas

"Percayalah sedikit pada mereka anakku, mereka bukanlah lagi bayi yang masih harus kau kekang."

"Ayah yakin mereka bisa diandalkan."

"Tapi ayah, ini akan memperlambat tindakan kita? Para musuh yang kabur tidak sedikit," ucap remaja itu lagi. Ia sebenarnya sangat tidak setuju terhadap keputusan ayahnya.

Musuh organisasi mereka- terlalu tidak bisa dianggap remeh.

Mereka mengganggu keselamatan keluarganya.

Sang ayah- Amato tersenyum sembari merangkul bahu anaknya.

"Ayah akan memerintahkan Dia untuk membimbing mereka, jangan khawatir lagi ok?"

"Kalau terjadi sesuatu kau boleh langsung menolong mereka."

_________________________

"TAUUFFAAAANNN!!!!!"

SMA Harapan, salah satu sekolah berkriteria-A yang menjadi tempat saudara Boboiboy's menuntut ilmu. Gedung mulus lebar bercat orange ini nyatanya sudah cukup berumur dan memiliki banyak peserta di dalamnya.

Salah satunya seorang guru dan murid yang sedang bermain tom and jerry ini...

"HAHAHAHAHA- ibu larinya cepetan dikit dong, oh iya ibu kan pake rok hihihihi!"

"ISH! SINI KAMU!!"

Siswa itu -Boboiboy Taufan masih berani meledek gurunya yang bernama bu Kikita saat ia dikejar bagai macan mengejar daging terbang.

Murid lainnya hanya menyimak kegiatan kedua manusia tersebut tanpa berniat membantu.

Menurut mereka itu tak akan membantu sama sekali karena kecepatan lari Taufan setara dengan kecepatan kilat saat hujan, apalagi jika dia sudah dalam mode jahil.

Staff dan guru lain juga sama, mereka semua menggeleng geleng kepala dan menepuk dahi. Sejak pindahan saudara Boboiboy's sekolah ini terasa lebih ceria dan berisik disaat bersamaan.

Itu tidak mengapa...

Mereka ingin lihat seberapa lama keributan ini akan terjadi bila melihat dua anggota trio original sudah turun ke lapangan.

Tap tap tap

"WAAA- KALIAN BERDUA AWAS! NTAR KETABRAK!" teriak Taufan panik seraya berusaha memperlambat larinya.

Halilintar dan Gempa yang sememangnya berada di depan pun membiarkan Taufan lewat membuat si periang ini heran sejenak. Mereka tak menangkapnya?

Happ!!

Dengan cepat Halilintar menangkap tangan adiknya hingga Taufan merasa lengannya akan segera terlepas dari tubuhnya.

Si sulung lalu menahan pergerakan Taufan dengan satu cekalan dipergelangan tangan.

"Adu-duh! ADUH! Sakit bang!"

Gempa hanya menggeleng kepala mendengar ringisan abangnya.

"Kapanlah kau tobat bang, bang," gumamnya.

"MAKANLAH HADIAH DARIKU ANAK MURIDKU SAYAANGG~" jerit bu Kikita yang masih berlari menuju mereka bertiga.

"WAAAAAAAA- "

Permata [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang