8. Pikachu

152 20 1
                                    

___________

"Udahan mainnya," peringat Halilintar. Sore hampir bertukar malam.

"Alaaahhhh..." trio troublemaker memasang ekspresi cemberut.

"Kapan-kapan aja baru main lagi. Sekarang temenin Gem beli panci baru," ucap Gempa berusaha memujuk saudara saudaranya.

Mau tak mau TTM harus merelakan niat mereka untuk bermain lagi.

"Ya, deh."

"Mari."

Kita berganti latar ke tempat perbelanjaan. Mata Gempa sudah berbinar-binar menatap semua yang ada di sana.

Ia tidak sabar membeli dan mencoba resep baru. Jangan lupakan tujuan awalnya kesini, yakni membeli panci baru.

Gempa berhenti di wilayah beras, mengambil dua karung beras dan meletakkan nya di troli lalu lanjut menelusuri bahan makanan.

Siapa yang menggerakkan troli itu? Tentu saja sang sulung. TTM, Solar dan teman mereka yang lain sudah melesap entah kemana.

Sampai ke wilayah tepung-tepungan mereka bertemu dengan Yaya sedang memilih tepung dan perasa untuk membuat biskuitnya dengan ying.

"Hai Ying! Yaya!"

"Hai Gem! Hali! Ice!"

Kelihatan yaya bingung memilih perasa. "Gem, selera makan mu kan enak. Menurut mu perasa lada atau lemon lebih enak?" tanyanya.

"Tergantung, perasa ini mau di buat apa?"

Yaya tersenyum. "Buat biskuitku."

Bagai disambar petir mereka bertiga terkejut. Biskuit? Pakai perasa lada? Lemon?

"E-em... kenapa gak pilih dua dua aja?" Gempa pun sejujurnya bingung mau menjawab apa.

Yaya mengatup tangan. "Iya juga ya. Kalo bisa dua kenapa harus satu." Yaya menaruh kedua perasa itu ke dalam keranjang.

Gempa tersenyum kikuk, ia berharap rasanya tidak terlalu aneh saat Yaya menyuruh mereka untuk mencobanya.

"Gem / bang Gem." Si empu nama membalik badan, menemukan trio troublemaker membawa troli penuh snack.

"Beli ini!" 

Tiada masalah, cuma jumlah snack itu terlalu banyak. Tangan gempa di letakkan ke pinggang. "Kalian mau sakit gigi?"

TTM memperhatikan lagi semua pilihannya. "Stok satu tahun bang Gem."

"Gak boleh!" tegas Gempa

"Itu berlebihan," timpal Halilintar.

"Kalo mau ambil coklatnya aja," ucap Ice yang sebenarnya juga tergiur dengan sekumpulan coklat.

"NO! Beli 26 bungkus coklat jumbo itu terlalu banyak!" Gempa menghampiri troli mereka dan menghitung semua jumlah snack. Kemudian memberi batasan membeli snack.

Jika mereka membeli banyak, semua jajan itu pasti akan habis besok. Dan lusanya saudaranya akan sariawan lalu tidak selera makan. Minggu seterusnya Gempa pusing.

"Nah segitu baru normal," komen Yaya.

Lanjut. Mereka memilih daging, ayam dan ikan lalu ke wilayah perlengkapan mandi terakhir baru ke tempat beli panci.

Pang! Pang! 

"Woi!"

"Jangan dipukul pancinya!" tegur penjaga kios.

"Maaf bang, saudara saya memang sedikit gila." Solar menarik Blaze kembali berkumpul dengan yang lain setelah memukul keras beberapa panci.

"Ish! Apaan sih? Kan katanya mau milih panci."

Permata [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang