11. Teror

120 18 1
                                    

Haiiiiiii~

🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿
🗿

Hihihi...

___________________________________

"Halo guys! Kembali lagi dengan Solar ganteng tercintah kalian ini~"

Ini lah dia Solar namanya,
Suka mencari perhatian media,
SolarKece07 nama 1nsta9ramnya,
Mari follow adik-adik semua~

Kita mulai chapter dengan si narsis ini~

As ussualy Solar selalu live di media sosial, pagi, siang, sore atau malam. Entah apa yang di bincangkan dengan para fansnya itu.

"Karena sore ini gak ada tugas mungkin aku bakalan nge-vlog lebih lama, jadi jangan bosan ya~"

Kamera menyorot ke arah Thorn yang sedang menanam bibit baru di taman kecilnya

"Haaaiii," sapa Thorn ceria di iringi senyum semanis gula aspartam.

"Nanam bunga apa Bang Thorn?"

"Kali Thorn gak nanam bunga, Thorn tanam pohon jeruk..." Thorn menepuk-nepuk tanah bekas galiannya, bulan lalu Gempa mengeluh buah jeruk yang ia beli di pasar rasanya tidak enak. Mungkin karena belum musiman.

"Thorn harap bibitnya bisa tumbuh supaya bang Gem gak perlu beli jeruk dari pasar lagi OwO."

"Wah... semoga tumbuh ya!" Komen salah satu followers Solar.

"Pasti tumbuh itu mah, kan Thorn yang nanam."

"Jangan lupa kasih gula supaya jeruknya semanis kamu."

"Nyanyi untuk pohon jeruknya juga ya, jadi pohon jeruk gak kesepian."

"Beri pupuk yang banyak, seperti banyaknya cinta ku pada mu~"

Dll....

Solar membawa kamera masuk ke dalam rumah untuk menunjukkan wajah kembaran yang lain sesuai permintaan fansnya sementara Thorn kembali sibuk menanam pohon jeruk, apel dan mangga seraya bersenandung ria.

"Halo abang-abang ku~"

Halilintar merotasikan matanya, sudah datang cameraman tak berbayar keluarga ini. Daripada berlama-lama di sana lebih baik ia mencari pelarian saja.

"Eits! Bang Hali jangan lari, tunjukan senyum mu yang mahal itu." Hanya segaris datar yang di tampilkan Halilintar ketika kamera menyorot dirinya.

"Aku bukan lelaki yang suka jual muka."

"Heh! dasar Gledek. Aku juga gak mau minta muka mu." Solar mencibir pelan, namun masih bisa di dengar si sulung.

"Yaudah gak perlu jadi pengemis dadakan, Panel Surya."

Para fans boboiboy element di seberang sana menyiapkan popcorn, minuman bersoda dan biskuit. Tak peduli pertengkaran aneh yang terjadi karena para fans, mereka ingin nyimak beberapa saat.

"Ini permintaan fans mu, tiang listrik berbadan kulkas."

"Tolak, mereka bukan bos, bola lampu berkacamata."

"Aahhh... babang Hali tega!"

"Terserah aku dong, mulut mulut ku!"

"Itu terompet bukan mulut!"

"Jadi mulut mu juga terompet! Kita kan kembar, Gledek bumi nyasar."

"Aku gak ngomong kek gitu, Sinar ilahi."

Permata [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang