6. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

28.1K 1.8K 7
                                    

Sampai dirumah, Sofia langsung membuka kulkas dan memakan semua makanan yang bisa ia makan. Sudah jadi kebiasaan dari dulu jika sedang stress Sofia akan menghabiskan makanan didalam kulkas.

Selli yang melihat Kakaknya sedang memakan semua makanan dikulkas seperti kelaparan mendecak kesal, pasti ada yang tidak beres.

"Mbak Sofia udah tau ya makanya makan banyak?"tanya Seli ikut mendudukkan tubuhnya disamping Sofia.

"Tau apa?"bingung Sofia menatap Adiknya yang ingin mengambil cikinya tapi buru-buru ia geplak sebelum berhasil mengambilnya.

"Kalau Om Farhan udah bawa calon--"

Byuur..
Minuman Sofia tersembur saat Adiknya mengucapkan kalimat yang ia harapkan salah dengar.

"Hah? Coba ulangi?"

"OM FARHAN BAWA CALONNYA KE LAMPUNG!!"teriak Selli tepat ditelinga Sofia membuat wanita itu lemas ditempat lalu melepehkan makanan yang ada dimulutnya. Rasanya tiba-tiba makanannya berubah menjadi pahit.

"Ish, jorok banget, keturunan siapa sih lo,"decak Selli menatap jijik Sofia.

Sofia tertawa lebih tepatnya menertawakan nasibnya. Mungkin inilah yang dimaksud sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah salah sasaran, eh ternyata sudah ada yang punya.

"Aakkh!!"teriak Sofia frustasi, untung saja dirumahnya hanya ada Selli. Jika tidak, mungkin mulut Sofia sudah disumpal kain oleh Ayahnya.
....

Disisi lain Fatir hanya duduk diam dimeja kerja memikirkan kejadian tadi malam yang tak akan pernah ia lupakan. Itu pertama kalinya untuk Sofia dan juga dirinya.

Meski terkenal buaya, Fatir tak pernah melakukan lebih dari ciuman dengan wanita-wanitanya. Sama dengan Sofia, ini adalah pengalaman pertama yang akan terus mengganggu mereka atau mungkin Fatirlah yang saat ini sangat terganggu.

Bayangan tadi malam masih teringat jelas diotak Fatir, bahkan pria itu masih ingat jelas letak-letak tahi lalat yang ada ditubuh Sofia dan saat dimana ia mengeluarkannya didalam, bodohnya ia tak memakai pengaman. Aah... mana sempat membeli dan memakai pengaman, disaat tubuhnya sendiri tak bisa dikendalikan.

" Dikeluarin didalam?? Fatir tolol gimana bisa lo ngeluarin didalam aakh,"teriak frustasi Fatir memukul-mukul kepalanya sendiri, kemudian menjatuhkannya diatas meja.

"Lucu banget hidup lo Tir, asli,"gumamnya tertawa miris.

TOK..TOK..TOK..
Pintu terbuka menampilkan salah satu pegawainya dengan pakaian ketat.

"Desi jika kamu mau, saya bisa belikan kamu baju yang lebih layak pakai,"sindir Fatir membuat Desi tersenyum kikuk.

"Maaf Pak, tadi saya cepet-cepet dan gak sempet milih baju,"alasannya lalu meletakkan berkas ke meja Fatir.

"Model yang kemarin, menerima tawaran untuk menjadi model dari produk kita untuk beberapa bulan kedepan Pak,"katanya menjelaskan berkas yang berisi kontrak kerja.

Fatir membuka berkas tersebut kemudian membacanya, diam-diam Desi tersenyum sambil menikmati ciptaaan Tuhan yang sangat indah dihadapannya.

"Ya, nanti saya lihat. Sekarang kamu boleh pergi,"ucap Fatir membuyarkan lamunan Desi. Wanita itu berpamitan sambil tersenyum ramah sebelum keluar dari ruangan Fatir.

DDRRRTT..DRRTT..

Fatir menoleh ke arah handphonenya yang berdering sebelum mengangkatnya.

(Hallo)

(Fat cepet pulang, kita mau ngelamar calon Paman kamu nanti malam, jangan lupa kamu bawa pasangan)

Fatir menghela napas mendengar permintaan Ibunya. Meski malas dan lelah, Fatir mengiyakan permintaan Ibunya dan langsung menutup panggilannya.
.....

Sofia mengintip dibalik jendela kaca rumahnya untuk melihat calon Farhan yang kemarin kesini dan hari ini akan kembali ke kota.

Tak lama seorang perempuan bertubuh tinggi dan langsing keluar dari rumah keluarga Farhan diikuti Ibu Farhan dan Ibu Fatir.

"Kalah jauh gua,"gumam Sofia melihat penampilannya dipantulan kaca.

Tanpa Sofia sadari, sedaritadi Selli memperhatikannya dari jauh dan menggelengkan kepalanya, Adiknya itu berjalan mendekati sang Kakak lalu menepuk pelan pundaknya.

"Kalau lo mau belajar pake make up bisa kok ngalahin dia,"ucap Selli membuat Sofia menatapnya datar.

"Ya kalo gak mau gua gak maksa sih, gua kan cuman ngasih sa--"ucapan Selli terpotong saat Sofia menyelanya.

"Gua mau! yuk cepet ajarin gua pake make up,"potong Sofia menatap mantap Adiknya.

Selli menghela napas lalu tersenyum puas melihat Kakaknya yang mau berjuang dan berusaha. Gadis itu mengatungkan tangannya didepan Sofia membuat Sofia mengeryit bingung.

"Uang, lo kira beli make up pake daun?siniin uang lo, nanti gua beliin make upnya, tempat gua udah mau habis,"jelas Selli membuat Sofia mengangguk paham dan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Wah masih sisa nih, buat gua ya?"
Sofia hanya mengangguk membuat Seli merasa agak aneh, tak biasanya Kakaknya itu baik, biasanya juga pelit dan suka meminta miliknya dengan paksa.

Sofia kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil menatap dinding kamarnya. Baru saja hendak memejamkan mata, handphone Sofia berbunyi membuatnya kembali mendudukkan dirinya dan mengangkat panggilan tersebut.

(Hallo)

(Ini gua Fatir)

Ucap Fatir diujung sana membuat Sofia menjauhkan handphonenya dan melihat ke layar handphone yang memang nomor tak dikenal.

(Iya kenapa?)tanya malas Sofia membuat Fatir menghela napas.

(Nanti malem ikut gua)

(Kemana?)

(Udah ikut aja, jangan lupa dandan yang cantik)

Tiiit..

Sofia mendecak kesal saat Fatir mematikan panggilannya sepihak. Kemana buaya itu akan mengajaknya pergi? Entahlah, Sofia malas memikirkan itu saat ini.
....

Tidur siang Sofia terganggu karena suara keras sang Ibu, ah ralat maksudnya tidur sore.

Dengan malas Sofia berjalan ke arah ruang tamu dimana asal suara itu berada. Dengan muka bantalnya mata Sofia melotot sempurna saat ada manusia yang tak ia harapkan bertamu dirumahnya dan mancari muka dihadapan Ibunya.

"Sofia kamu nih diajak Fatir bukannya siap-siap malah tidur,"omel Ibunya membuat Sofia memutar bola matanya malas.

"Gua gak bilang kalo gua mau ikut"

Plaakk..
Bahu Sofia rasanya panas karena mendapatkan geplakan maut dari Ibunya.

"Selli!!"

Selli yang sedang mencoba tutorial make up terbaru berlari karena panggilan Ibunya, bahkan bulu matanya baru terpasang satu.

"Apa Bu?"tanya Seli sambil membenarkan bulu matanya.

"Dandani Kakak kamu cepet!"perintah Ibunya membuat Seli menatap tajam Sofia sambil mendecak kesal.

"Iya ya, mandi dulu sono nanti baru dimake up in"

Seli kembali melangkah ke kamarnya sedangkan Sofia menatap tajam satu-satunya pria yang saat ini ada dirumahnya sedang tersenyum jahil padanya.

"Eh malah diem aja, sana cepet!"teriak Ibu Sofia membuat Sofia menghela napas sebelum meninggalkan ruang tamu dengan kaki dihentak-hentakkan ke lantai.

"Maaf ya nak Fatir, Sofia emang kayak gitu kelakuannya."

"Iya tan gak papa, udah biasa."
.....

Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk menghibur dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui.

Salah Target [END]Where stories live. Discover now