13.Sebuah Aib

23.5K 1.5K 24
                                    

Setelah berhasil menenangkan Sofia, Fatir mengajak wanita itu untuk mengisi perutnya yang belum terisi sama sekali karena sibuk menangisi dua garis merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah berhasil menenangkan Sofia, Fatir mengajak wanita itu untuk mengisi perutnya yang belum terisi sama sekali karena sibuk menangisi dua garis merah.

Mobil Fatir berhenti disalah satu restorant. Mereka berdua turun dari mobil lalu memasuki restorant dan duduk ditempat duduk yang sudah Fatir pesan sebelumnya, mereka segera memesan makanan begitu pelayan menyodorkan buku berisi menu.

Setelah pesanannya datang, Fatir hanya tersenyum tipis ke arah Sofia yang menghabiskan makanan dihadapannya dengan lahap.

Sofia yang merasa diperhatikan menghentikan kegiatan makannya, mendongak menatap Fatir yang masih tersenyum sambil memperhatikannya.

"Lo gak makan?"tanya Sofia diberi gelengan pelan dari Fatir.

"Makan gih"

"Nggak, udah habisin aja, nanti kalau kurang pesen lagi," ucap Fatir menyodorkan semua makanan depan Sofia.

Sofia yang tak peduli hanya melanjutkan makannya, sampai tiba-tiba Fatir bangkit dari tempat duduknya dan berlari menuju toilet.

Sofia mengikuti Fatir dan hanya menunggunya dari luar toilet. Dapat Sofia dengar jika saat ini pria itu sedang muntah-muntah didalam toilet.

Ceklek..
Pintu terbuka menampilkan wajah Fatir yang terlihat pucat.

"Lo gak papa?"tanya Sofia dengan raut wajah yang terlihat jelas sedang khawatir. Fatir mengangguk pelan dan tersenyum tipis sambil memberantaki rambut Sofia.

"Gua gak papa, udah lanjutin aja makannya,"Fatir menarik tangan Sofia agar menjauh dari toilet dan kembali ke tempat duduk.

Sampai ditempat duduk nafsu makan Sofia hilang dan hanya meminum jusnya sambil sesekali melirik ke arah Fatir.

"Lo sakit Tir?"

"Hm? Nggak kok, ini wajar,"jawab Fatir tersenyum hangat menjawab kekhwatiran Sofia.

"Wajar gimana maksud lo?"protes Sofia tak terima. Bisa-bisanya muntah-muntah sampai pucat seperti ini dibilang wajar.

Fatir hanya tersenyum tipis tanpa menjawab Sofia. Percuma juga jika ia jelaskan bahwa dirinya seperti sekarang karena anak mereka, yang ada Sofia tak akan percaya.

Sofia memanggil pelayan lalu memesan nasi goreng, Fatir tak mempermasalahkannya asal wanita itu senang dan kenyang. Uangnya tak akan habis hanya karena membuat kenyang wanita yang akan menjadi Ibu dari anaknya itu.

Tak lama nasi goreng pesanan Sofia datang, Sofia tak segera memakannya dan justru menyodorkan sendok yang berisi nasi ke depan mulut Fatir.

"Makan gak ada penolakan! Gua yakin dari tadi lo belum makan, dipaksain makan pokoknya. Gua gak mau ya, lo mati sebelum nih bayi lahir," omel Sofia membuat Fatir menghela napas pelan lalu membuka mulutnya dengan ragu, menerima suapan dari wanita dihadapannya.

Salah Target [END]Where stories live. Discover now