Typo jalan ninja ku, kalau ga typo brarti lewat jalan tol.....
Part sebelumnya..
Matanya merah, hidungnya berdarah hal itulah yg terakhir kali vando lihat dan kegelapan merenggut semuanya.
●●●
Vero berjalan menuju kamar vando untuk membangunkan matahari kecilnya. Ya maksudnya vando.
Cklek..
Vero sempat kaget kok pintu balkon kebuka, apa vando sudah bangun pikirnya.
Vero memastikan dengan menghampiri ranjang vando, ''baby bagun,'' ujar vero menepuk² selimut.
Kok ga ada sautan sih batin vero, udah mulai panik ni si pak vero terus ga mau pikir pikir lagi dia sibak selimutnya dan tetew ga ada apa apa cuman bantal.
''Waduhh kemana ni si baby'' ujar vero gusar, matanya menangkap kain di ujung balkon. Waduh pikiran vero sudah kacau ni mulaian gengs..
Vero segera bergegas menuju balkon, dan matanya menangkap tubuh anaknya yg tertidur dilantai memnghadap keluar atau gini Vando posisinya tidurnya membelakangi vero.
Waduh gawatt..
''Eh baby bangun, bangun'' Pekik vero sambil menepuk lengan vando. Pas saat dilihat mukanya vando oleh vero, Vero kaget bukan main. Karna apa yg terjadi!, idung vando dipenuhi darah atau yg akrab disebut mimisan.
''Duh pie iki, DAD!!! MOMYYY!!! DELIAAA!!!'' Akhirnya vero memutuskan memanggil ayah ibunya dan istrinya, vero kalo lagi panik, sering kena serangan panik.
Delia yg sedang membaca majalah mendengar teriakan suami langsung bergegas naik melihat apa yg terjadi. Tak lain juga dengan opa dan oma, tio yang sedang ngopi dengan yg lain langsung bergegas menghampiri tuannya.
Dirumah hanya ada liandra, miranda, vando, vero, delia dan para bodyguart. Anggota keluarga yg lain pergi membeli perlengkapan untuk camping, rencananya nanti malam akan camping.
''ADA APA VER?" Tanya oma khawatir. Tak biasanya vero berteriak² terlebih lagi memanggil dirinya.
Vero menoleh kearah ibunya dengan raut wajah panik.
''Ini mom, vando mimisan! AKU HARUS GIMANA MOM?" Tanya vero dengan tangan yg sudah menggendong vando.
''Ck dasar anak ini kalau panik selalu saja seperti ini,'' gerutu opa liandra.
''ADUH MAZZ, Kok bisa gini babynya!" Pekik delia yg menghampiri vero dan vando di pintu balkon.
''Aku juga ga tau del" cicit vero.
Opa liandra sama oma miranda masih didepan pintu kamar belum masuk kedalam kamar, oma malah ketawa kecil, sudah lama ia tak melihat putra bungsunya panik, emm kira kira terakhir kali putranya panik sejak kejadian 15 tahun silam.
Selepas dari kejadian itu tak ada lagi putrany yg hangat, yg mempunyai rasa takut dan panik. Mati rasa sudah.
Vero melihat momynya malah ketawa, ga waras kali ya lagi keadaan gawat darurat gini malah ketawa batin vero.
''Bu miranda ini vando gimana heh!" Tanya vero ngegas.
''Bocah EDAN, bawa keranjang dulu itu vandonya'' suruh oma miranda dengan nada pekikan yang bisa terdengar sampai tempat wasedaboys, canda gengs.
Opa liandra menutup telinganya dengan telapak tanganya, pengang kupingnya. Istrinya kalo teriak bukan kaleng kaleng suaranya.
Vero membopong vando dan diletakannya di ranjang, ''tio tolong ambilkan kotak p3k!" Suruh delia pada tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvando Bramasta (End)
General Fiction{Tetep Vote walaupun Cerita sudah End} "Jangan berjanji kalau pada akhir nya dusta yang menghampiri" "Dunia tak semua nya tentang diri mu, kadang tentang nya dan juga tentang kami," ~~~~~ Ig: yessinrin_ Start: 8 juni 2021 End: 16 februari 2022 TERIM...