16. Rama Nangis?

1.1K 128 30
                                    

Happy reading..

Oke, mulai part ini akan banyak toxic..
Nyatanya ga bisa ngilangin toxicc..
Oke toxic..
Tocix..
Kalo kalian mau toxic, toxicc aja disini aku sebel.. bawaannya pen toxicc........

Masa deketnya sama aku jadiannya sama sahabat ku..

Toxiccc abes..

Vote sebelum baca
Folow akun

yessinrin_

''Kenalin nama aku jamalanio sadewa'' ujar seorang pemuda yg ternyata murit baru.

''Kalan boleh panggil aku nio'' ujarnya sambil tersenyum menampakan lobang di pipinya.

''Hay nio'' serempak satu kelas, begitupun dengan vando.

Bu tyas tersenyum, ''baiklah nio kamu duduk disamping toni'' ujarnya.

Toni yg namanya disebutpun mengankat tangannya.

''Baik bu''

Saat ingin menuju bangku disebelah toni, pucuk matanya menangkap netra legam milik vando dan tersenyum ringan.

Vando membalasanya dengan anggukan canggung.

~~~

''WEH VANDO''

Vando yg sedang makan bakso, terbatuk sebentar dan langsung menyeruput es teh yg berada disampingnya.

''Eh anying keselek goblok''

Zee menyentil kening sepupunya itu, ''yg sopan anying, didenger papa bisa digorok'' ujar zee sambil mendudukan dirinya di bangku sebelah vando.

Vando melirik zee tanpa minta, ''heleh bicit''

Zee menyeruput es teh milik vando, tanpa menunggu persetujuan sang empu, ''ehh'' pekik vando saat zee menyeruput es nya.

''Ahh legaa''

Vando mengerucutkan bibirnya, sebell ihh..

''Ehh van,'' panggil zee.

Vando mengaduk² mangkok baksonya tanpa minta lagi dan berkata, ''hemm apaan?"

''Dikelas lo ada murit baru ya?"

Vando menganguk, mengiyakan.

Zee memonyongkan bibirnya, ''baik ga orangnya''

''Gw ga tau, belum kenalan dia sama gw''

''Namanya siapa em--" ucapan zee terpotong saat sapaan seorang pemuda.

''Permisi boleh gabung ga?" Ucap pemuda tersebut sambil tersenyum.

Vando dan zee mrndongak, menatap siapa yg berada didepannya.

''A-a iya boleh'' ujar zee sedikit tergugup, bukan karna terpukau namun karna seperti dia mengenal, tapi siapa, senyumnya tak asing.

''Btw kenalin nama aku jamalanio sadewa, di panggil nio'' ujar nio sambil mengulurkan tangannya.

Zee menjabat tangan nio dan berucap, "nama gue zee liandra''

Vando bergantian menjabat tangan nio, ''nama gue arvando bramasta liandra''

''Nama kalian pada bagus bagus ya'' ujar nio masih sambil berdiri.

''Biasa aja ah'' ujar vando,

Arvando Bramasta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang