3

133 5 0
                                    

 "Anjir jantung gua kek habis lari maraton nih detakannya." gumamnya dalam hati yang mencoba mengatur nafasnya.

"Lu kenapaaa? Lu asma?" teriak louise yang melihat zeyal sedang mengatur nafasnya.

"hahaha gakk, ya kali gua asma." jawab zeyal teriak juga sambil tertawa.

Hujan seketika turun tanpa perizinan mereka, untung saja di pinggir jalan tersebut terdapat halte bis yang kosong. Zeyal langsung menepikan motornya dan turun dari motor.

"Duh hujan maaf yah lu jadi basah galena." kata zeyal spontan yang sedang melepaskan helmnya.

"Ish dibilangin jangan panggil gua galena. Panggil louise aja, btw gua ga basah kok lu yang basah nih pake sapu tangan gua muka lu basah tuh." kata louise sambil memberikan zeyal sapu tangan. Mereka duduk di halte bis sambil menunggu hujannya redah, suasana begitu dingin. Baju zeyal yang basah menambah dinginnya sore ini. Zeyal membersihka wajahnya yang basah dengan sapu tangan dari louise.

"Thanks, eh ambilin gua yang di kantong jaket gua." perintah zeyal sambil menunjukan arahnya menggunakan mulutnya. Louise mengikuti perintah zeyal dan mengambilnya.

"Hihh lu merokok?" tanya louise sambil memberikan ke zeyal. Zeyal hanya menjawab dengan anggukan. Hening, hanya suara hujan terdengar. Aroma aspal yang terkena hujan membuat tenang pikiran zeyal.

"Hmm wangi banget." kata zeyal sambil menghirup aroma aspal yang basah. Louise yang mendengarnya langsung melihat wajah samping zeyal.

"Dia ga cantik, tapi ganteng kok bisa.." gumam louise dalam hati saat melihat wajah samping zeyal.

"Apaan lu lihat-lihat mau merokok juga?" tanya zeyal yang sudah memasukkan sebatang rokok ke mulutnya.

"Siniii." Kata louise sambil meminta rokok milik zeyal

"jangan macam-macam ya manis.." kata zeyal sambil menyentil dahi louise. Louise tersentak kaget dengan perlakuan dari zeyal lalu ia terdiam kembali. Seketika mereka asik menyaksikan turunnya hujan, mobil sport langsung berhenti di hadapan mereka.

"Siapa nih sok banget mentang-mentang naik mobil." ucap zeyal dengan nada yang sedikit emosi.

"Kayaknya gua kenal nih mobil."

"Siapa emang?"

Seorang pria pun turun menggunakan payung lalu menjemput louise bak seorang putri. Zeyal yang memperhatikannya hanya menaikan alisnya sambil membuang asap rokoknya.

"Louise ayo kita pulang." kata pria itu sambil memberikan tangannya. Zeyal berdiri, tinggi mereka hampir sama hanya beda berapa cm. Dia menghempaskan tangan pria itu dan membuang asap rokok tepat di wajah pria itu.

"Lu siapa?" tanya zeyal dengan nada yang ingin menerkam. Pria itu tidak terima dengan perlakuan zeyal ia langsung menarik kerah seragam milik zeyal.

"Gua pacarnya galena!" jawab pria itu singkat padat dan jelas.

Louise yang memperhatikannya panik ia langsung berdiri dan melerai mereka, louise berdiri diantara mereka berdua.

"Eh zeyal gua duluan yah makasih tumpangan motornya, bye!" kata louise terburu-buru dan meninggalkan zeyal yang diam terpaku. Zeyal mendapatkan tatapan sinis dari pria itu, dan dengan sengaja ia menginjak aspal berlobang yang terdapat genangan air. Alhasil air tersebut mengenai seragam zeyal yang berdiri seperti melihat hantu ia tetap terpaku di tempat yang sama. Hujan yang ditunggu-tunggu redah pun, tidak redah sama sekali. Zeyal masih duduk di halte sambil menikmati rokoknya.

"wajar sih kalau dia punya pacar, yakali juga dia belok." Gumam zeyal dalam hatinya.

***

Hujan terus turun tanpa henti membuat suasana malam di Jakarta jadi menjadi dingin, disaat suasana seperti ini kadang membuat Zeyal merindukan sosok wanita yang ia cintai dan sayangi dalam hidupnya. Disaat-saat suasana Zeyal merindukan wanita tersebut, ia harus mengalihkannya dengan pekerjaan yang harusnya tidak ia jalani. Setiap malam Zeyal mengikuti pertandingan pertarungan judi, karena dengan itu dia bisa membiayai dirinya sendiri setelah wanita yang ia cintai meninggal dunia. Pertarungannya, hampir mirip persis dengan boxing namun bedanya saat bertarung di pertarungan dibolehkan menggunakan tangan dan kaki sedangkan boxing hanya boleh menggunakan tangan. 

Girl, Why don't we?Where stories live. Discover now