2

2.3K 116 65
                                    

                         Happy reading!!

Gimana part sebelumnya?
Jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan kalian disini ya!🥰
                            

                                           ***

Bell sekolah sudah bergema di SMA Nandana pertanda para siswa-siswi harus memasuki kelasnya masing-masing karena sebentar lagi kelas akan di mulai.

Sepulang dari beradu mulut dengan Lia, kini Azka dan teman-temannya sudah berada di kelas, tempat duduk mereka berada di pojok paling belakang. Azka yang sedari tadi sudah  menahan emosi hanya diam tak berekspresi, siapa lagi yang bikin emosi Azka menggebu-gebu kalau bukan cewek tadi pagi. Yang hari ini ia klaim menjadi babunya sampai seminggu kedepan.

"Semalam Dimas di gebukin sama suruhan Arka, sekarang dia di rumah sakit." jelas Devan pada teman-temannya. 

Mendengar itu membuat Azka mendengus kesal, baru saja ia di buat kesal oleh Lia kini ia harus kembali dibuat kesal oleh kabar yang barusan ia dengar.

"Terus sekarang tuh bocah dimana?" Tanya Banyu pada Devan yang di jawab gelengan kepala.

"Gak tahu gue, gue cuman di chat pas gue balas malah di read doang." 

"Sakit sekali epribadehhh!" celetuk Anji yang langsung mendapatkan pukulan di kepalanya oleh Banyu.

"Jadi rencana kita apa?"  tanya Devan kepada teman-temannya.

"Gue yakin kalian gak butuh rencana untuk ini." jawab Azka dingin tanpa mau menoleh ke sumber suara.

"Maksud lo kita datengin markas mereka?" timpal Jibran membuat yang lain jengah, pertanyaan macam apa itu pikir mereka.

"Lo mau mati? sini sama gue aja biar gue penggal pala lo." kata Anji dengan tampang tengilnya membuat Jibran mendengus kesal.

Azka hanya menghembuskan nafas kasar, lelah dengan musuhnya yang satu ini. Harus sampai kapan permusuhan ini berlanjut? ia sudah muak dengan semua yang di lakukan musuhnya itu. 2 tahun sudah ia menjabat sebagai ketua Ravazkas tak pernah sekalipun cowok itu menerima kekalahan dari sang musuh.

"Heran gue pad-"

"Cari Damar suruh dia kesini!" perintah Azka yang langsung membuat Anji membungkan seketika sedangkan Devan yang mendengar itu langsung mengiyakan perintah sang ketua.

Devan pun langsung mengetik nama Damar di benda pipih yang sering di gunakan orang untuk berhubungan jarak jauh.

Ravazkas memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar dimana-mana, alasan Azka menerima sekolah lain menjadi anggota Ravazkas agar daerah yang tidak dapat dirinya jangkau bisa tetap terjaga dari musuh terutama Arka.

"Dia lagi otw kesini." ujar Devan setelah telponnya dengan Damar putus.

Azka memejamkan matanya sejenak, berharap bisa menemukan cara terbaik untuk melakukan perlawanan besok. Besok ia harus kembali berhadapan dengan geng Dandelion yang di ketuai oleh Arka.

"Kita harus buat rencana apa biar dia kapok?" tanya Jibran yang memang sedari tadi penasaran dengan rencana yang akan mereka jalankan.

"Jangan bertindak sebelum dia melakukan pergerakan, minta sama anggota lain buat jaga sisi selatan dari markas kita nggak pernah tahu bisa jadi mereka melakukan penyerangan tiba-tiba. Besok kita semua kumpul di jalan cempaka salah tiga." jelas Azka dengan serak dan dingin.

Mendengar itu teman-teman beserta anggota lainnya mengangguk mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh Azka, terdengar lelaki itu sedang menahan amarahnya.

Hingga tiba-tiba Damar dengan seorang gadis? gadis yang sudah membuat mood Azka hancur begitu saja akibat ulahnya.

"Akhirnya cuci mata juga gue, udah bosan gue lihat muka lo pada yang kusut." ujar Banyu ketika mendapati Lia sedang berjalan di samping Damar.

"Hai cantik, cari siapa kesini?" Goda Anji membuat gadis menoleh sekilas ke arah cowok itu.

Gadis itu hanya diam, dia kesini hanya untuk memenuhi permintaan dari kakak kelasnya yang sangat menyebalkan itu siapa lagi kalau bukan Azka.

"Lo teman satu geng gebetan gue bukan?"  tanya Jibran yang di angguki  oleh gadis itu.

"Lo yang namanya Dis dis, aduh pokoknya ada dis kan? tanya Banyu membuat gadis itu mengangguk lagi.

Mereka semua tahu kalau gadis di hadapan mereka ini cukup famous di sekolahan, hanya saja mereka tidak mengetahui nama gadis itu jadinya mereka tidak pernah akrab sebelumnya.

"Btw, lo ngapain kesini?" tanya Devan yang penasaran dengan maksud gadis itu menghampiri mereka.

"Gue kesini mau dia narik omongan dia tadi pagi." Ujar Lia sembari menunjuk Azka.

" Ujar Lia sembari menunjuk Azka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai sini dulu ya,Jangan lupa VOTMEN ya!❤
Sebelum lanjut ke part selanjutnya, jangan lupa buat tinggalin jejak disini dulu!🥰

___________________________________

Bersambung.

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang