6

1.3K 83 29
                                    

Happy reading semuanyaa!
HAVE A NICE DAY YAAA!

Setelah mengantarkan Lia pulang tadi, disinilah Azka berada di markas Ravazkas bersama dengan anggota lainnya.

Suasana di markas kini sangatlah riuh akibat ulah ketiga inti dari Ravarzkas yang menyanyi dengan suara sumbang mereka siapa lagi kalau bukan Banyu, Anji dan Jibran.

"KASIHHKUU SAMPAI DISINI KISAH KITA"

"JANGAN TANGISI KEADAANYA, BUKAN KARENA KITA BERBEDA."

"DENGARKAN, DENGARKAN LAGU LAGU INI."

"MELODI RINTIHAN INI,KISAH KITA BERAKHIR DI PERGHOSTINGAN!"

Mendengar lirik terakhir yang di ucapkan sahabatnya Devan hanya mendengus kesal rupanya ketiga orang itu tengah menyindir dirinya. Tega sekali bukan?.

"Pantes mulutnya lemes, gak ada otak rupanya."

"Udah gitu kerjaannya cuman habisin duit orang tua." cibir Devan kesal dengan sahabatnya.

"Ngaca babi!" balas Jibran tak kalah sengit.

Damar yang berada di pojokan pun melempar Devan dengan botol minumnya berniat agar cowok itu sadar dengan omongannya. "Secara gak langsung lo definisiin diri lo sendiri." ujarnya sedangkan yang dituju hanya mencebikan bibirnya.

"Setidaknya gue masih punya otak gak kayak-"

"Kayak siapa? Kayak bapak lo,hah?" potong Banyu dengan menjewer telinga Devan hingga cowok itu meringis kesakitan.

Siang tadi mereka kompak bolos dari pelajaran sekolah dan berujung disini sekarang dengan alasan materi yang di ajarkan tidak mereka pahami.

"Bisa- bisanya kita kebobolan kayak tadi." ujar Jibran seraya menatap para sahabatnya.

"Apanya?" tanya Anji yang tak paham dengan arah pembicaraan Jibran.

Sedangkan yang di tanya menghela nafas kasar seraya mengelus dada untuk bersabar menghadapi sahabatnya yang satu ini. "Maksud gue kejadian serangan dadakan tadi." ujar Jibran membuat Anji membentukan mulutnya seperti huruf o.

"Gue rasa mereka ada rencana lain." sahut Damar dengan raut wajah yang tetap tenang. Damar cowok ini adalah cowok paling tenang di antara sahabatnya tidak cuek tapi tidak bobrok juga, lelaki itu bisa menyesuaikan dirinya dimana saja.

"Maksud lo?" tanya Azka.

"Akhirnya sambar juga lo bia-hmppph." celetuk Banyu namun dengan cepat Devan membekap mulut cowok itu agar tidak melanjutkan kalimatnya.

"Lanjutin boss anggap aja dia setan." ujar Devan.

"Maksud gue pasti ada unsur di balik mereka nyerang ke sekolah." jelas Damar.

"Ngomong yang jelas dong anjing!" kesal Jibran merasakan Damar berbelit-belit.

"Sabar pea, lo kata gue Damar mesin."

"Diem lo babi!"

"Sekal lagi lo pada bacot, keluar dari sini!" ujar Azka menatap tajam para sahabatnya.

"Dan lo to the point." tunjuknya pada Damar.

"Sans boy, tadi pas gue masuk ke kantin gue ngelihat Arka di pojokan bareng satu anggota Dandelions. Itu artinya dia udah rencanain hal yang besar buat lo kedepannya, tapi akibat dari penyerangan tadi Lia akan menjadi sasaran selanjutnya."

Flashback on

Damar memasuki kantin untuk membantu Azka yang sedang membabi buta terhadap musuhnya, namun dirinya tak sengaja menangkan dua orang yang berada di area pojok kantin menyaksikan aksi babak belur ini, karena penasaran lelaki itu menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas dan ya dua orang itu adalah Arka dan salah satu anggotanya.

Karena penasaran ia pun meminta salah seorang yang berada di kantin untuk pergi mendekat ke arah Arka dan mendengarkan segala pembicaraan mereka.

"Lo nggak mau gebukin Azka bos?" tanya lelaki yang berada di samping cowok yang memiliki tatapan yang sama dengan milik Azka.

"Gak sekarang, terpenting gue udah dapat kelemahan dia." balas cowok itu masih dengan tatapan yang menguhunus ke depan.

"Gue duluan, infoin ke yang lain gue tunggu di markas." ujar cowok itu pada anak buahnya kemudian pergi meninggalkan sekolah musuh bebuyutannya itu.

Setelah mendengarkan semua pembicaraan mereka orang yang disuruh Damar pun kembali dan menyampaikan semuanya pada Damar, kemudian lelaki itu berterima kasih pada orang yang baru saja ia suruh.

Flashback off

"Jadi maksud lo mereka menganggap kalau Lia itu kelemahan Azka?" tanya Jibran yang di angguki oleh Damar.

"Kasian gue sama dia mana masih muda lagi." sambar Anji yang langsung mendapatkan ketukan dari kepalanya.

"Gaje lo babi!" sungut Devan.

"Lagian lo ngapain aja sih Ka? sampai anak orang jadi sasaran." tanya Banyu, sedangkan yang di tanya hanya terdiam dan mencerna apa yang baru saja di omongkan sahabatnya.

"Shit!" umpat Azka membuat para sahabatnya mulai kebingungan.

"Cerita, jangan di biasain main sama pikiran sendiri." ujar Damar seraya menepuk sang ketua.

"Gue gak sengaja klaim Lia cewek gue." kata Azka membuat para sahabatnya reflek mengumpat cowok itu.

"FUCK!

"SI ANJING!"

"SKIP! MAINNYA ASAL NGAKU."

"Tanggung jawab! lo bikin anak orang dalam bahaya." ujar Damar yang di balas gelengan kepala oleh Azka.

"Ngapa lo geleng-geleng kek gitu? yang gue bilang pernyataan bukan pertanyaan jadi gue gak butuh persetujuan lo!" tegas Damar kemudian berdiri berniat meninggalkan markas namun sebelum itu dirinya berpamitan terlebih dahulu.

"Gue duluan, kesayangan gue udah nunggu."

"Bucin mulu lo dodol!" teriak Anji.

Sedangkan Azka yang kesal dengan ucapan Damar pun menendang kasar tulang kering Banyu untuk melampiaskan kekesalannya lalu beranjak pergi menuju kasur yang berada di markas.

"ANJING! SAKIT TOLOL"  teriak Banyu namun tak di hiraukan oleh Azka. Sedangkan yang lain hanya menatap miris ke arah Banyu dan menertawakan cowok itu.

 Sedangkan yang lain hanya menatap miris ke arah Banyu dan menertawakan cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bersambung.

_______________________________

MASIH INGET KAN KALAU MAU KE PART SELANJUTNYA HARUS APA?

BAGOSSS! MAKASIH UDAH MAU JADI READERS SETIA🥳

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang