9

991 59 16
                                    

Happy reading!!
Selamat hari kemerdekaan untuk kita semuanya!!

***

Lia berjalan sendiri di koridor sekolah. Bertepatan sekali dengan bell sekolah yang nyaring terdengar pertanda bahwa kelas akan masuk 45 menit lagi. Lia menguntungkan nasibnya yang tidak terlambat karena hari ini dirinya kesiangan akibat ulah sang adik yang mematikan alarmnya.

Apakah ini yang dinamakan jodoh? lihatah dari kejauhan sudah ada Azka yang sama halnya sedang berjalan di koridor sekolah. Azka memberhentikan dirinya tepat di hadapan Lia membuat gadis itu mau tidak mau harus menghentikan langkahnya. Azka langsung menarik tangan cewek itu namun, dengan cepat di hempaskan oleh sang empu.

"Ikut gue."

"Lunasin utang lo ke gue."

Lia yang bingung hanya menautkan alisnya, dia tidak mengerti apa yang di ujarkan oleh cowok itu. Tidak jelas dan kalimat yang singkat padat dan jelas membuat gadis itu hanya menatap cowok di hadapannya ini dengan malas. Kemudian gadis itu meneliti cowok itu mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki sebelum bersuara.

"Gaje, minggir gue mau ke kelas!" balas Lia tak minat. Lain halnya dengan para idola Azka di luar sana, Lia adalah gadis anti menye-menye dan juga gadis itu tidak suka apabila ada yang mengusiknya seperti yang di lakukan Azka saat ini.

Azka hanya menatap gadis itu datar, spesies langka menurutnya. Selama ini dirinya memang tak pernah mendekati cewek tapi cewek mana yang tidak mau dengan dirinya. Dan lihatlah sekarang cewek ini mampu mematahkan kalimat itu membuktikan bahwa dirinya tidak tertarik dengan seorang Rafael Azka Nandana.

"Ikut gue sekarang. Gak ada penolakan!" Ujar Azka dengan mencekal tangan Lia dengan kuat.

Lia berdecak kesal sedetik kemudian gadis itu meronta-ronta agar Azka melepaskan cekalannya. Usaha yang di lakukan gadis itu tidak berarti apa-apa bagi seorang Azka. 

Karena kesal Azka pun membawa gadis itu di sudut dinding dan membenturkan gadis itu, sakit itulah yang di rasakan oleh Lia.

"Jangan lupa-"

"Jangan lupa kalau lo itu anak pemilik sekolah ini dan mohon maaf sebelumnya tuan Nandana saya tidak merasa memiliki hutang dengan anda." cerocos Lia dengan memotong ucapan Azka.

Mendengar ucapan Lia bukannya kesal diam-diam cowok itu tersenyum gemas dengan sikap cewek di hadapannya ini namun, sedetik kemudian cowok itu menyadarkan dirinya untuk tidak berpikir lebih tentang cewek di hadapannya ini.

Tersirat pikiran jahil dalam otak cowok itu dengan pergerakan cepat Azka mengikis jarak antara keduanya. Kini jarak keduanya benar-benar sangat dekat sampai Lia bisa menghirup aroma mint yang keluar dari mulut Azka, sedangkan cowok itu menatap manik mata Lia dengan sangat dalam. Ia merasakan ada satu hal yang berdesir ketika dirinya menatap manik mata gadis dihadapannya ini.

Entah kenapa manik mata Lia mengingatkannya pada seseorang yang menjadi alasannya menjadi seperti ini.

"BUU LULAA KAK AZKA MESUMMM!" Buyarr sudah lamunan Azka akibat teriakan gadis itu. Melihat bu Lula yang tersentak kemudian menghampiri keduanya dengan cepat Lia segera kabur agar bisa lepas dari cowok gila itu dan amukan dari bu Lula atau yang lebih di kenal dengan BULUK.

"Shit!" ujar Azka. langkah cowok itu harus terhenti akibat jambakan yang berada di rambutnya. Tanpa mempertanyakan siapa pelakunya pasti sudah terjawab bahwa pelakunya adalah Bu Lula.

"Sudah ibu peringatkan untuk jangan pernah buat ulah."

"Dan selalu kamu iyakan, TAPI INI APA AZKA?" sentak sang guru muak dengan siswanya yang satu ini.

"Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian sekarang bersihkan seluruh toilet di area koridor sekolah!" pintah Bu Lula tak mau mendengarkan alasan Azka.

"Anjing!" ujar Azka refleks.

"AZKAAA! SAYA INI GURU KAMU" teriak guru yang diperkirakan sudah berkepala tiga itu.

"Sekarang bersihkan toiletnya atau ibu laporkan kelakuanmu pada-"

"Gak usah repot- repot bu, makasih." ujar Azka kemudian pergi meninggalkan gurunya itu dengan perasaan yang bercampur aduk apalagi mendengar kalimat terakhir sang guru, di pastikan mood lelaki itu setelah ini akan naik turun.

"OMG salah ngomong." tutur Bu Lula menyadari kalimat terakhir yang baru saja ia ucapkan.


" tutur Bu Lula menyadari kalimat terakhir yang baru saja ia ucapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung.

_______________________________________

Eitss, sebelum ke sebelah jangan lupa ninggalin jejak disini ya!🥳

A Z K A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang