BAB 6

27 6 0
                                    

Baru saja Namjoo hendak menjemput Mirae ke kantornya setelah ia mengantar Yuhee pulang, namun tiba-tiba Namjoo menerima pesan.

Aku sudah pulang ke rumah, tadi Yoonhee yang mengantarku.

Detik itu juga Namjoo berpamitan dan langsung pulang ke rumah. Pintu rumah tampak tak terkunci. Ceroboh sekali. Bagaimana kalau ada orang asing masuk. Dua kali Namjoo memanggil Mirae. Berharap yang dipanggil memang sudah sampai di rumah, namun begitu panggilan ketiga menggema. Namjoo terpaku di ruang tamu.

Mirae masih dengan baju kerja lengkap tidur di atas sofa. Rambut berantakan, bau khas yang kuat―tentu saja bau alkohol, dan yang lebih mengerikan adalah ketika tiga kancing baju teratasnya terbuka. Siapa lagi kalau bukan kelakuan Yoonhee. Temannya itu memang sengaja melakukan ini semua.

"Mirae..." panggil Namjoo sambil menepuk pelan tubuh Mirae. "Miraee..."

Apa dia memang selalu begini kalau pulang kerja? Itulah yang ada dipikiran Namjoo saat ini. Kalau memang iya. Bagaimana Namjoo harus menghentikan kebiasaan buruk Mirae.

"Sialan... pergi kau dari sini."

Sekarang apalagi. Dia meracau sambil menggeliat. Membuat kaget saja.

"Pulang saja sana ke Daegu. Kau hanya akan jadi sampah di Seoul." Bicaranya melantur sambil tertawa kecil.

Namjoo pusing melihatnya. Menyadarkan orang mabuk itu susah. Sepertinya Mirae sedang ada masalah dan tampak sangat lelah. Maka dengan segera Namjoo menggendong Mirae dan langsung membawanya ke tempat tidur.

Namjoo sedikit merapihkan helai rambut Mirae, juga melepas alas kakinya setelah ia membaringkan sang istri di kasur. Namjoo memperhatikan wajah Mirae begitu dalam. Cantik sekali. Dan lagi Namjoo bergumam. Jujur, dari jarak sedekat ini akal sehatnya telah tersihir. Dan sekarang pria itu baru menyadari bahwa ia beruntung memiliki seorang istri yang cantik dan juga cerdas.

"Dingin..." Mirae berucap samar. Ia butuh kehangatan. Dan tanpa sadar Mirae menarik apa saja yang ada di depannya.

Dan Namjoo terkejut setengah mati ketika tubuhnya ditarik dengan posisi di samping tubuh Mirae. Mirae merengkuhnya begitu erat seolah ia memang membutuhkan sebuah kehangatan.

"Hei..."

Tentu saja tidak di dengar. Namjoo ingin menjauhkan tubuh, namun pelukan Mirae jauh semakin erat. Andai saja jika pemilik tubuh yang ada dihadapannya ini mengizinkan, mungkin Namjoo sudah melakukan hal yang memang seharusnya ia dapatkan.

Sulit sekali mengontrol diri, lihat saja bagaimana bibir Mirae yang begitu menggoda di tambah lagi benda ranum di dalam baju yang terbuka setengah. Sungguh, Namjoo tidak mengerti lagi. Di saat seperti ini tentu saja ia ingin melakukan, tapi di sisi lain juga ingin melarikan diri.

Dan pada akhirnya pria itu berinisiatif menarik selimut dengan kakinya. Membungkus tubuh Mirae dengan sempurna tanpa melupakan bahwa ia harus mengunci kancing baju Mirae agar tak menimbulkan salah sangka. Sebisanya Namjoo pergi meninggalkan dengan perlahan dan membiarkan Mirae beristirahat.

Namun sebelum itu, untuk pertama kalinya ia memberikan tanda sayangnya pada Mirae. Pria itu mengecup singkat pada kening istrinya tanpa ragu sambil mengatakan, "Jangan memancingku lagi lain kali, atau aku tidak akan mengampunimu."

Baiklah, yang Namjoo lakukan tadi adalah perilaku alamiahnya sebagai seorang suami.

👫👫👫👫👫

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Waktu yang lumayan lama bagi Mirae untuk istirahat karena mabuk. Ia sedikit bingung, seingatnya terakhir kali ia beraada di ruang tamu. Ia memastikan kondisinya sendiri. Memastikan tubuhnya yang masih berpakaian rapih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Human Being | KNJWhere stories live. Discover now