Jimin tak pernah main-main dengan ucapannya. Ia benar-benar membawa Mingyu pulang ke apartemennya. Hanya mereka berdua yang tinggal disana, di apartemen yang cukup luas untuk ditinggali seorang diri.
Meski sempat terjadi cekcok dengan Jun, tapi Jimin mencoba menyakinkan rekan sesama dokternya itu. Jika Jimin sudah berucap dan bertekad, Jun pada akhirnya harus mengalah dan membiarkan Mingyu pulang bersama Jimin.
Awalnya Mingyu enggan untuk diajak pindah dan tinggal bersamanya, tapi berkat kegigihan dan kesabaran Jimin yang melimpah. Akhirnya Mingyu bersedia meski sempat ketakutan saat pertama masuk ke apartemen Jimin.
"Nah, ini kamarmu Gyu. Hyung sengaja mengganti beberapa barang dan juga mendekorasinya khusus untukmu. Semua ini untukmu." Jimin tersenyum lembut pada Mingyu yang masih menggenggam tangannya erat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Diajaknya Mingyu berkeliling apartemen milik Jimin yang terbilang luas dan modern itu. Jimin bahkan juga memperlihatkan kamarnya yang terlihat begitu manly. Mingyu terdiam melihat kamar Jimin yang entah mengapa terlihat seperti kamar seseorang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Apa kau menyukainya Gyu? kamar hyung ada di lantai satu dan kau di lantai dua. Jika ada apa-apa kau tinggal turun ke bawah. Semua makanan dan cemilan ada di dapur. Ah, hyung juga sudah membelikan beberapa pakaian karena hyung pikir kau tidak akan muat memakan pakaian hyung yang sedikit kecil."
"Gyu? Yeongyu-ya?" Mingyu tersentak dari lamunannya dan menatap polos Jimin yang sekarang terkekeh karena gemas.
