19.KETEMBAK

2.3K 196 15
                                    

Oca menelusuri trotoar jalan hingga berhenti tepat di atas jembatan yang dikelilingi oleh lampu-lampu yang indah. Dari atas jembatan ia dapat melihat danau yang luas dan gedung-gedung pencakar langit malam.

 Dari atas jembatan ia dapat melihat danau yang luas dan gedung-gedung pencakar langit malam

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Kalau lompat bakal mati gak ya?" monolog gadis itu.

"Nggak, paling kamu jadi tai yang ngambang."

Oca menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

"Om Ares! Ngapain ngikutin Oca?"

"Siapa yang ngikutin kamu? saya kebetulan lewat aja dan liat gadis bodoh hendak lompat."

"Apaan sih." sinis Oca menatap lurus kedepan lagi.

"Saya minta maaf, kamu mau pulangkan? yaudah ayo."

"Gak usah PHP!"

"Seriusan. Soal Arshaka saya gak peduli, saya bakal berusaha ngelindungin kamu dan adik saya." ujar Ares sungguh-sungguh.

"Beneran?" Oca melirik Ares.

"Hm."

Terbitlah senyum Oca, gadis itu langsung memeluk Ares dengan erat.

"Oca pikir Om Ares udah gak peduli sama Oca lagi."

Ares mencubit hidung Oca gemas. "Mana bisa saya gak peduli sama kamu, kamu itu penting untuk hidup saya."

"AAAAAAAAA basi!" Oca memasang wajah judesnya.

"Hah? I love you? oh i love you too my Wife!!"

Oca tersenyum begitu pula Ares. Ares sadar jika dirinya sudah sangat sering menyia-nyiakan Oca, untuk kali ini ia akan memprioritaskan gadis itu dihidupnya. Jika ia harus mati demi Oca, maka ia tidak masalah.

•••

Baku tembak di kediaman Luciferiaga tak bisa dihindari, para mayat tak bernyawa bergelimpangan di halaman mansion.

Para penjaga Arshaka berhasil ditumbangkan oleh pasukan Vin. Beberapa anak buah Vin juga sudah berhasil Arshaka tumbangkan bersama Aysi.

"Kita udah terdesak, gue yakin gak lama lagi juga kita bakal mati." ujar Aysi dengan nafas tersengal-sengal sembunyi dibalik tembok.

"Nggak. Saya bakal ngelindungin kamu kayak dulu," ucap Arshaka menatap Aysi yang juga sedang menatapnya.

Mendadak mereka jadi flashback ke masa lalu dimana Aysi hampir tewas.

"Ampuni aku tuan, aku janji tidak akan mengulanginya lagi." lirih Aysi saat usianya sekitar 10 tahunan, gadis itu duduk bersimpuh di hadapan seorang pria arogan yang duduk di kursi kekuasaannya.

My Wife Is A Little Girl (S2) ENDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum