Chapter 10 Kabut

537 76 1
                                    

Cuk, tadi gw nge gacha di game Genshin Impact.

Gw ternyata dapet Ayaka cokkk.

Lalu gw cek lah karakternya, dan ternyata keren cukkk.

Karena dapet Ayaka, gw jadi punya inspirasi baru bahwa sepertinya gw perlu menambahkan kekuatan karakter Zhongli kedalam Fanfic ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah berburu beberapa babi hutan yang fanboy terhadap Sanji.

Kami akhirnya menangkap 3 babi hutan.

Saat ini, kami sedang diperjalanan menuju ke desa Soshi untuk mengirimkan paket Babi Hutan ini.

Diperjalanan, kami sedikit berbincang-bincang mengenai masa lalu Magna yang cukup kagak ada akhlak.

.

.

Setelah selesai berbincang-bincang, kami akhirnya hampir sampai ditempat tujuan.

Akan tetapi, kami melihat sebuah kabut yang seperti kubah menyelimuti seluruh desa Soshi.

"Apa itu" ucap Magna yang sedang melihat kabut berbentuk kubah.

"Desanya... Diselimuti kabut" lanjut Magna dengan nada-nada khawatir.

Melihat hal tersebut, dengan cepat kami menuju kearah desa Soshi.

.

.

Setelah beberapa saat perjalanan, kami akhirnya tiba didepan gerbang Desa Soshi.

'Kabutnya tebal sekali, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun' pikirku.

"Sihir kabut... Siapa orang yang bisa menggunakan sihir dengan jangkauan sekuat ini di desa ini?" ucap Magna dengan serius.

"Asta, Gunakanlah pedangmu untuk menebas kabut ini" ucap Magna terhadap Asta.

"Baik!" teriak Asta.

Kemudian, Asta mengambil pedangnya dan menebas kabut di desa tersebut.

Dalam seketika, satu persatu kabut tebal yang menyelimuti desa Soshi menghilang.

Dan ketika Asta selesai mengusir kabut, kami melihat sekelompok warga yang berpenampilan buruk muncul didepan kami.

Warga tersebut menangis, sedih, dan ketakutan.

Kami tidak tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap desa ini.

Tetapi, setelah beberapa saat.

Kami melihat banyak kristal es berada diatas para warga.

Dan selang beberapa detik dari itu, kami mendengar suara seorang lelaki yang mengatakan, "Eksekusi"

Dalam sekejap, kristal es mulai jatuh kearah para warga.

Melihat hal tersebut, Magna mengeluarkan grimoire nya dan melancarkan sihir Ledakan Bola Api kearah kristal es yang akan terjatuh tersebut.

*BOMMM *BOMMM

Ledakat kuat timbul akibatan bentrokan antara Kristal Es dan Bola Api milik Magna.

Setelah menghalau serangan yang akan diluncurkan kepada warga, para warga terlihat lega bahwa ada Ksatria Sihir yang datang untuk menyelamatkan mereka.

Disaat kita berempat melihat para warga, kami juga melihat sesosok pria duduk dengan dijaga oleh 3 orang dibelakangnya.

Magna yang melihat pria itupun berteriak.

"Kau! Apa ini perbuatanmu?!" tanya Magna dengan nada marah.

Bukannya menjawab pertanyaan Magna dengan "Ya" atau "Tidak", pria didepan kami hanya mengatakan.

"Hebat juga kau bisa mengulur waktu mereka" ucap pria didepan kami sembari melihat jam miliknya.

Kami tidak mengerti apa yang dia maksud, kecuali aku! aku sudah tau apa yang akan terjadi!

Setelah mengatakan itu, pria didepan kami mulai berdiri dan mengeluarkan serangan bongkahan es yang cukup besar kearah kami.

Bongkahan es tersebut mulai meluncur cepat kearah kami.

Magna, dan Noelle mulai panik.

Dan aku, aku hanya berpikir.

'Aku ingin mengetes kekuatanku melawan bongkahan es serut ini' 

Sesaat aku ingin menghajar es serut besar didepanku ini, Asta malah nyerobot duluan.

'Jancuk!!!" pikirku kesal melihat mangsaku dicuri Asta.

Bongkahan es serut tersebut kemudian terbelah 2 oleh pedang milik Asta.

"Takkan Kumaafkan!" teriak Asta dengan kesal.

.

.

Setelah serangan Asta diluncurkan, pihak kami dan pihak pria didepan kami atau bisa disebut musuh kami mulai beradu kalimat antara kebaikan dan kejahatan.

Aku tidak peduli sama semua itu, aku masih kesal terhadap tindakan Asta yang main nyuri mangsaku.

Aku pun memutuskan untuk meninggalkan Magna, Noelle, dan Asta yang sedang beradu mulu dengan musuh.

Aku pun pergi  kearah bongkahan es yang telah dibelah Asta untuk membuat es serut.

Tetapi, sebelum pergi kebongkahan es tersebut aku pergi kesalah satu warga.

"Permisi pak, apakah anda memiliki sirup dirumah anda?" tanyaku lembut kepada seorang warga dengan penampilan pria berusia sekitar 30-an.

"Eh?" ucap warga tersebut dengan bingung atas pertanyaanku.

"Apakah kamu memiliki sirup dirumah anda pak?" tanyaku ulang kepada warga tersebut.

"Te-tentu.. Eh tunggu, untuk apa kau menanyakan itu?" 

"Untuk apa? tentu saja untuk bikin es serut" ucapku dengan pede.

"..."

Seluruh tempat hening, para warga disekitar yang mendengarkan percakapan kami mulai bingung.

Bahkan Noelle yang sedang memperhatikanku juga menatapku dengan tatapan aneh.

"Apa?" tanyaku pada Noelle.

"Ti-tidak apa apa" balas Noelle.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya. Bye bye~" ucapku yang kemudian pergi meninggalkan para warga yang masih bingung, dan teman-temanku yang sedang adu bacot dengan musuh.

"Es serut~ Es Serut~" aku bersenandung meninggalkan mereka.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baiklah, terima kasih telah membaca chapter ini.

Mohon maaf jika ada typo didalamnya!

Vote chapter ini jika kalian suka chapter ini. Masukkan novel ini kedalam perpustakaan kalian agar kalian tau kapan gw update chapter terbaru. Follow akun wattpad gw agar kalian tau kabar mengenai novel yang akan saya keluarkan.

Adios~

Black Clover: Earthquake ShockWhere stories live. Discover now