20. Romantis sebelum berpisah

10.5K 1.2K 175
                                    

Note: Baca part ini enggak boleh menghalu, and awas baper yaaa

Tapi. Enggak. Deh. Kayaknya.








Selamat membaca....

Keduanya saling memeluk satu sama lain di atas ranjang. Dengan Khaira menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya. "Mas?" panggilnya.

Fathan menyahut dengan berdehem, "Hm."

"Terus kabarnya Mayzura gimana?" tanya Khaira. Fathan menunduk melihat wajah istrinya.

"Kenapa tanya begitu, hm?" Tangannya terulur mengusap pipi istrinya. Khaira menggeleng.

"Penasaran aja."

"Menurut berita di tivi, pesawatnya jatuh," kata Fathan lirih. "Dan kemungkinan besarnya enggak ada yang selamat."

Khaira mendongak melihat wajah suaminya. "Masnya enggak papa?" Fathan menunduk, lalu terkekeh pelan.

"Kamu senang 'kan?"

Khaira seketika menatap suaminya datar. Lalu melepas pelukannya. Dan beranjak duduk tegak. Memalingkan wajahnya agar tak menatap suaminya. Matanya berkaca.

"Kenapa Masnya bilang gitu." Bahunya sudah bergetar. Fathan mendekati istrinya.

"Ya 'kan emang gitu, dulu kamu bilang gitu kan." Khaira sudah meneteskan air matanya.

"Iya." Khaira berbalik. "Kurasa ke pondoknya perlu di percepat deh, Mas." Fathan melihat air mata itu.

"Lhoh kenapa menangis?" Fathan menghapus air mata istrinya. "Kenapa, hm?"

"Masnya bilang gitu. Padahal kan waktu itu Khaira lagi emosi doang." Fathan menepuk pelan kepala istrinya.

"Enggak. Tadi Mas cuma bercanda doang kok. Jangan masukin hati, kita harus menikmati waktu kita satu minggu ini dengan baik dan indah. Menjadi kenangan beberapa tahun ke depan, hm." Fathan kembali meraih tubuh istrinya agar dapat di peluknya kembali.

Khaira terus saja menangis terisak. "Udah-udah, kenapa nangis sih. Orang bercanda tadi kok."

"Kamu udah ada persiapan?" tanya Fathan.

"Persiapan apa?"

"Dari hafalan, mungkin?"

Khaira langsung menganggukkan kepalanya. "Sudah ada beberapa."

"Semangat nggeh mondoknya," kata Fathan di akhiri kecupan di kening sang istri.

Jomblo abaikan ini 😎

.
.
.

"Mas bangun, salat dulu." Khaira menepuk pelan pipi sang suami. Fathan melenguh pelan.

"Kenapa, Yang?" tanyanya dengan mata yang masih tertutup. Khaira langsung menarik tangan suaminya agar duduk.

"Mas, matanya buka. Enggak pengen apa lihat bidadari subuh-subuh gini." Seketika Fathan langsung membuka matanya, dan beranjak duduk. Kedua pasang mata itu saling menatap.

"Maa syaa Allah, bidadarinya cantik banget." Khaira langsung memalingkan wajahnya ke kiri. "Kamu lihat, Yang?" Fathan kemudian menarik tangan istrinya agar duduk di pinggiran ranjang.

"Mas kok panggilnya Yang sih," protes Khaira. Fathan merapikan rambut istrinya. Memeluk istrinya dari belakang, dan menumpukan dagunya di bahu sang istri.

"Romantis 'kan," kata Fathan sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher istrinya.

"Enggak." Khaira menggeleng menghindar karena ulah suaminya, yang menurutnya geli. "Geli ish, Mas."

Ning KhairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang